Materi Belajar Sekolah
Sedikitnya 800 Ribu Orang Meninggal Dunia dalam Sejarah Perang Saudara Amerika 1861-1865
Sebuah perang yang cukup dahsyat terjadi di Benua Amerika. Pada materi ini, kita membahas tentang Perang Saudara Amerika.
TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah perang yang cukup dahsyat terjadi di Benua Amerika. Pada materi ini, kita membahas tentang Perang Saudara Amerika.
Perang Saudara Amerika adalah puncak dari perjuangan antara pendukung dan penentang perbudakan yang dimulai sejak berdirinya Negara Amerika Serikat (AS).
Menurut sejarah Amerika, konflik antara negara bagian Utara dan pemilik budak di negara bagian Selatan ini telah coba dilunakkan dengan serangkaian kompromi politik.
Tetapi pada akhir 1850-an masalah perluasan perbudakan ke negara bagian barat telah mencapai titik didih.
Terpilihnya Abraham Lincoln, anggota Partai Republik anti-perbudakan, sebagai presiden pada 1860 juga memicu pemisahan 11 negara bagian Selatan.
Negara-negara bagian Selatan itu membentuk Konfederasi Amerika Serikat, dan mendorong terjadinya perang saudara.
Puncaknya terjadi dengan pecahnya permusuhan bersenjata di benteng Sumter.
Pemicu perang saudara Amerika Perluasan perbudakan ke wilayah dan negara bagian baru telah menjadi masalah sejak 1784.
Ketika wilayah budak Missouri mencari status negara bagian pada 1818, Kongres AS berdebat selama dua tahun sebelum tiba pada Kompromi Missouri 1820.
Proses itu adalah tahap awal dari serangkaian kesepakatan politik yang dihasilkan dari argumen antara kekuatan pro-perbudakan dan anti-perbudakan, atas perluasan "sistem perbudakan" hingga ke wilayah Barat Amerika.
Berakhirnya Perang Meksiko-Amerika pada 1848 memperluas wilayah AS sekitar 500.000 mil persegi (1,3 juta km persegi).
Adanya wilayah baru ini menambah rasa urgensi baru pada perselisihan tersebut.
Pada 1850-an, semakin banyak orang Utara, yang terdorong oleh moralitas atau minat untuk melindungi tenaga kerja bebas, menjadi percaya bahwa perbudakan perlu diberantas.
Sementara itu, 'kelompok kulit putih' yang berkuasa di Selatan takut jika membatasi perluasan perbudakan akan membuat sistem yang menggerakan ekonominya mati.