Varian Baru Super Covid Omicron 5 Kali Lebih Menular, Pakar: Kabar Buruk tapi Bukan Hari Kiamat
Dengan penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500 persen, WHO menetapkan varian Omicron sebagai variant of concern (VoC).
TRIBUN-MEDAN.COM - Dunia dilanda kekhawatiran setelah ditemukannya varian baru Virus Corona yang disering disebut Super Corona Omicron.
Super Corona Omicron membuat pemulihan ekonomi dunia menjadi tanda tanya karena varian ini disebut 500 persen (5 kali) lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kasus positif akibat varian Super Corona Omicron meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.
"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," begitu pernyataan resmi WHO.
Varian Super Corona Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November lalu.
Virus ini diidentifikasi telah menyebar di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel.
Sejumlah negara kini telah melarang atau membatasi perjalanan menuju dan dari Afrika Selatan.
Inggris, misalnya, akan menolak kedatangan turis dari Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, Botswana, Lesotho, dan Eswatini, kecuali mereka berstatus warga negara Inggris, Irlandia, atau memiliki izin tinggal di Inggris.
Terkait varian baru ini, terhitung Senin depan, AS juga akan menutup akses masuk penerbangan dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik dan Malawi.
Harga minyak langsung rontok 10 persen dipicu kekhawatiran penerapan lockdown akibat Super Corona Omicron.
Minyak mentah West Texas Intermediate jatuh di bawah 70 dolar AS per barel pada hari Jumat 26 November 2021 untuk pertama kalinya sejak akhir September, sementara harga patokan global, Brent, merosot kurang dari 75 dolar AS.
Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan dengan Dow dan S&P 500 mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam beberapa bulan.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 905,04 poin atau 2,53% menjadi 34.899,34, indeks S&P 500 melemah 106,84 poin atau 2,27% ke 4.594,62; dan indeks Nasdaq Composite koreksi 353,57 poin atau 2,23% menuju 15.491,66.
Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian baru Omicron disebut 500 persen lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China 2019 lalu.
"Kalau diibaratakan varian delta (yang sempat merebak beberapa waktu lalu) yang 100 persen kecepatannya lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan, ini kemungkinannya (varian baru) Omicron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya," jelas Dicky, Sabtu (27/11/2021).
Dengan potensi penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500 persen tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikan varian Omicron ini ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori varian of interest (VoI).
Untuk diketahui, variant of interest adalah varian SARS-CoV-2 yang ditandai dengan mutasi asam amino yang menyebabkan perubahan fenotipe virus, yang diketahui atau diprediksi dapat mengubah kondisi epidemiologi, antigeneistas, dan virulensi virus.
Sedangkan, variant of concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19. VoC juga merupakan varian dengan dua komponen VoI.
Menurut Dicky, pengkategorian varian baru Omicron langsung menjadi VoC, artinya menandakan bahwa kondisi munculnya varian B.1.1.529 tersebut ini sudah sangat serius dan semua negara masih dalam keadaan rawan.
Sebab, para ahli meyakini varian Omicron lebih menular.
"Varian Omicron langsung menjadi variant of concern ini adalah satu pertanda yang sangat serius, karena umumnya (varian) yang baru-baru itu jadi variant of interest dulu atau varian under investigation, tapi ini langsung lompat, artinya ini tanda amat sangat seirus," jelasnya.
Varian baru yang masuk dalam kategori VoC juga disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Varian-varian virus corona yang termasuk dalam kelompok dikategorikan sebagai variant of concern sejauh ini adalah varian Alpha, varian Beta, varian Gamma, dan varian Delta.
Varian baru B.1.1.529 Omicron ini dijadikan sebagai VoC tidak hanya karena disebut lebih menular, penularannya bahkan mencapai 400 persen dibandingkan dengan variant of concern lainnya yaitu varian Delta.
Varian delta yang telah menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua di sejumlah negara pada pertengahan tahun 2021 ini, memiliki kemampuan penularan 100 persen dibandingkan virus asli SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.\
'Kabar buruk, tapi bukan hari kiamat'
Seorang pejabat tinggi Inggris untuk urusan kesehatan menyebut bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini ada hampir pasti kurang efektif menghadapi varian Omicron.
Profesor James Naismith, ahli biologi struktural dari Universitas Oxford, menilai kemunculan varian ini merupakan kabar buruk. Meski begitu dia yakin "ini bukanlah hari kiamat".
Naismith berkata, mutasi memungkinkan varian Omicron dapat menyebar lebih cepat. Namun dia menilai penularan ditentukan oleh bagaimana mutasi saling memicu penularan.
Kepala Badan Penyakit Menular (CDC) AS, Anthony Fauci, menyebut walau laporan awal tentang varian Omicron memunculkan kekhawatiran, vaksin yang ada kemungkinan masih bisa mencegah dampak negatif pada kesehatan.
"Sampai hal ini diuji dengan benar, kami tidak tahu apakah varian itu bisa menghindari antibodi yang melindungi Anda dari virus," kata Fauci kepada CNN.
WHO memerlukan beberapa pekan untuk memahami dampak varian Omicron. Para ilmuwan lembaga itu tengah meriset daya tular varian itu.
Varian terbaru virus penyebab Covid-19 ini adalah versi dengan mutasi paling banyak yang ditemukan sejauh ini. Sedemikian panjang daftar mutasi pada varian baru ini, seorang ilmuwan menyebutnya "mengerikan".
Adapun seorang ilmuwan lainnya mengatakan kepada James Gallagher, selaku koresponden kesehatan dan sains BBC, bahwa ini adalah varian terburuk yang pernah mereka lihat.
Ini masih hari-hari awal dan kasus-kasus yang terkonfirmasi sebagian besar masih terpusat di satu provinsi di Afrika Selatan, meski ada indikasi kemungkinan telah menyebar lebih jauh.
Tentu langsung timbul pertanyaan seputar seberapa cepat varian baru itu menyebar, kemampuannya untuk menerobos sistem perlindungan dari vaksin, dan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasinya.
Ada banyak spekulasi, tetapi masih sangat sedikit kejelasan.
'Tidak biasa dan sangat berbeda'
Profesor Tulio de Oliveira, direktur Pusat Respons dan Inovasi Epidemi Afrika Selatan, mengatakan adanya "konstelasi mutasi yang tidak biasa" dan "sangat berbeda" dari varian lain yang telah menyebar.
"Varian ini memang mengejutkan kami, karena telah melalui loncatan besar dalam proses evolusi [dan] memiliki lebih banyak mutasi dari yang kami harapkan," katanya.
Saat berbicara kepada media, Prof de Oliveira mengatakan varian baru ini punya 50 mutasi secara keseluruhan, lebih dari 30 di antaranya terdapat pada spike protein (taji protein). Bagian ini adalah alat yang digunakan virus untuk membuka pintu ke sel-sel tubuh kita sekaligus yang disasar sebagian besar vaksin.
Lebih lanjut, ada 10 mutasi pada bagian reseptor pengikat (bagian dari virus yang melakukan kontak pertama dengan sel-sel tubuh kita), jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan dua mutasi yang dimiliki varian Delta.
Mutasi sebanyak ini kemungkinan besar berasal dari satu pasien yang tidak mampu mengalahkan virus itu.
Profesor Richard Lassells, dari Universitas KwaZulu-Natal di Afrika Selatan, mengatakan: "Varian ini membuat kami khawatir bahwa virus tersebut mungkin memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi, meningkatkan kemampuan untuk menyebar dari orang ke orang, tetapi mungkin juga menghindari beberapa bagian dari sistem kekebalan tubuh."
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Varian Baru B.1.1.529 Omicron 500 Persen Lebih Menular dari Virus Aslinya", dari bbc news berjudul: WHO beri nama Omicron untuk varian baru virus corona di Afsel 'yang bermutasi sangat cepat'
