KECELAKAAN Angkot Tewaskan 4 Penumpang, Polisi bakal Cegat Sopir-sopir dan Lakukan Hal Ini
Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP Sonny Siregar menjelaskan biasanya pihaknya akan melakukan tes urine kepada para sopir angkot di Medan
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP Sonny Siregar menjelaskan biasanya pihaknya akan melakukan tes urine kepada para sopir angkot di Medan.
"Ada pun giat itu biasanya dilakukan bersama dinas perhubungan, BNN, untuk mengecek penggunaan narkoba terhadap para sopir," katanya.
"Tapi rupanya selain soal narkoba, mereka ini (para sopir) minum tuak di pangkalan," tambahnya.
Sonny menjelaskan saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan perusahan seperti KPUN, Rahayu, serta lainnya.
"Untuk memperketat agar pemilik angkot ini tak memperkejakan mereka yang terindikasi melakukan penyalahgunaan narkoba," ungkapnya.
Dikatakan koordinasi akan berlangsung intens ke depan sebab sebentar lagi menjelang Hari Natal dan Tahun Baru.
"Kita kan gencarkan, bila perlu pas di jalan raya kita cegat sopir - sopir itu. Kita akan coba cek apakah minum tuak atau menggunakan narkoba," ujarnya.
Ia pun mengimbau kepada seluruh pengguna kendaraan, karena tidak hanya angkot yang kerap kali menerobos plang rel kereta api, agar tetap berhati - hati berkendara.
"Jadi kami himbau kalau sudah bunyi peluit dari penjaga pintu dan palang yang sudah turun, jangan menyebrang lagi. Karena sangat berbahaya apa bila kendaraan bisa mati di atas rel," tutupnya.
TRAGEDI Angkot 123 Medan, Fakta-fakta Sopir Maut yang Tewaskan 4 Penumpang dan Kronologi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Tragedi Angkot 123 Medan benar-benar menyita atensi publik.
Angkot 123 Medan menabrak kereta api yang sedang melaju.

Angkot 123 Medan yang dikemudikan sopir Harto Manalu penyok parah dengan bodi mobil hancur.
Imbasnya, 4 dari 8 penumpang tewas di tempat kejadian.
Kecelakaan maut angkot ditabrak kereta api di Jalan Sekip, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat sempat mengejutkan masyarakat, Sabtu (4/12/2021).
Dari keterangan warga sekitar, kejadian angkot ditabrak kereta api ini berlangsung sekira pukul 15.30 WIB.
Saat itu, Kereta Api Sri Lelawangsa U85 yang datang dari arah Binjai melaju menuju Kota Medan.
Secara bersamaan, angkot 123 Wampu Mini yang dikendarai Harto Manalu warga Jalan Batangkuis, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang yang melaju dari arah Jalan Sekip nekat menerobos perlintasan.
Seketika, angkot 123 Wampu Mini ini terseret dan terguling hingga 300 meter.
"Saya sempat dengar suara klakson kereta api itu di belakang kios saya. Kemudian disusul suara dentuman keras," kata Angga, saksi mata yang ada di lokasi kejadian.
Setelah dentuman keras terdengar, serpihan kaca bertaburan ke arah kiosnya.
Angga melihat, ternyata ada angkot ditabrak kereta api.
"Saya dengar teriakan perempuan minta tolong," kata Angga.
Dia pun bergegas keluar kios dan berlari ke arah rel.
Ternyata, di perlintasan rel sejumlah penumpang angkot 123 Wampu Mini sudah bergelimpangan.
Kondisi angkot dalam keadaan hancur.
"Tadi aku selamatkan perempuan yang wajahnya hancur dan kedua kakinya patah. Warga di sini kemudian membawa korban ke RS Royal Prima," tutupnya.
Senada disampaikan saksi lainnya bernama Gabriel.
Menurutnya, angkot 123 Wampu Mini itu nekat menerobos perlintasan, padahal sudah terdengar suara klakson kereta.
"Jadi saat itu portal kereta api dalam keadaan tertutup. Tapi angkot tersebut melaju dan tiba - tiba berhenti di tengah rel," katanya.
Tak lama berselang, angkot 123 Wampu Mini itu terpental bersama penumpang yang ada di dalamnya.
"Yang ku lihat ada satu laki - laki, kondisinya perutnya robek. Sementara yang lainnya patah kaki. Wajah terkena serempet dan lainnya," ungkapnya.
Dari informasi diperoleh Tribun Medan, korbaan tewas adalah Asma Nur dan Faida Naila Harahap.
Keduanya adalah ibu dan anak yang tinggal di Jalan Karya, Medan Barat.
Kemudian Batara Nasution warga Jalan Kayu Putih.
Korban merupakan seorang sekuriti.
Sementara itu, satu korban meninggal dunia lainnya belum diketahui identitasnya.
Adapun enam penumpang angkot yang selamat diantaranya:
1. Bayu Sulaiman (24) warga Jalan Pasar Pipa, Medan.
2. Eni Sureni Br Tarigan (18) warga Medan.
3. Putri Sefyan (19) warga Jalan Karya, Lingkungan II, Gang Karang Sari Medan.
4. Novita Elisabeth Aruan (22) warga Jalan Kuali No 3, Kel Sei Putih Medan.
5. Farida Ratnawaty (62) warga Jalan Jendral Ahmad Yani No 20 Medan.
6. Lindawati (38) warga Jalan Gereja, Gang Aman, Kecamatan Medan Barat.
Ada 8 Kecelakaan Serupa
Manajer Humas PT KAI Divre I Sumut, Mahendro Trang Bawono mengaku sangat menyesalkan insiden ini.
Mahendro bilang, tidak seharusnya sopir angkot menerobos pintu perlintasan.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Info dari lapangan palang sudah tertutup, dan sopir angkot ini menerobos. Hal ini seharusnya bisa dihindari dengan patuh terhadap rambu lalu lintas," kata Mahendro.
Dia mengatakan, sudah semestinya semua pihak lebih waspada dan mendahulukan perjalanan kereta api.
"Jadi harus sabar lah, enggak perlu harus diterobos," lanjutnya.
Berdasarkan data dari Mahendro, jumlah kecelakaan kereta seperti ini sudah delapan kali terjadi, termasuk yang baru saja terjadi.
Sepanjang 2021, ada 21 perlintasan yang ditutup PT KAI.
Melihat kejadian ini, Mahendro mengatakan bahwa PT KAI sebelumnya terus melakukan sosialisasi keamanan melintas di perlintasan kereta api.
"Kita selalu sosialisasi rutin tapi tidak jadi semata-mata tanggung jawab PT KAI, kalau sosialisasi sesering apapun, kalau pengendaranya tidak sadar berlalulintas akan sama saja," ujar Mahendro.
Untuk menekan angka kecelakaan berlalu lintas, Mahendro mengatakan jika PT KAI kedepannya akan menggandeng Pemko dan Pemkab di Sumut agar memasifkan keamanan berlalulintas di perlintasan rel kereta api.
"Kami berencana akan menggandeng pemko atau pemkab atau kepolisian dan dishub untuk lebih masif lagi menggalakkan patuh berlalu lintas agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, tidak hanya rugi materi tapi juga nyawa karena kecerobohan dan ketidaksabaran pengendara apalagi saat ini jelang nataru," ucapnya.
Dapat Santunan Rp 50 Juta
PT Jasa Raharja Perwakilan Medan berencana memberikan santunan kepada seluruh penumpang yang jadi korban akibat peristiwa angkot ditabrak kereta api di Jalan Sekip, Kecamatan Medan Barat.
"Seluruh korban akan didampingi Jasa Raharja. Korban luka - luka akan dirawat di Rumah Sakit Royal Prima dengan maksimal biaya Rp 20 juta," kata Penanggungjawab Bidang Pelayanan PT Jasa Raharja Medan, Muhammad Asman Siregar, Sabtu (4/12/202).
"Sedangkan untuk korban meninggal dunia ahli warisnya berhak mendapatkan santunan Rp 50 juta," tambahnya.
Di samping itu, Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar mengungkap identitas sopir angkutan kota yang tabrakan dengan kereta api di Jalan Sekip, Kelurahan Agul, Kecamatan Medan Barat.
"Identitas sopir berinisial H dan berumur 43 tahun," kata Sonny, Sabtu (4/12/2021).
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Medan, sopir ugal-ugalan itu bernama lengkap Harto Manalu warga Jalan Batangkuis, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.
Dikatakan Sony, sampai saat ini belum ada keterangan bahwa sopir berada dalam pengaruh minuman keras saat mengendarai angkot.
"Jadi sopir saat kejadian memaksa masuk, walaupun palang pintu kereta api sudah turun. Pada saat di atas rel mesin angkotnya mati. Sehingga sopir panik dan keluar menyelamatkan diri," ujarnya.
"Namun penumpang tidak sempat menyelamatkan diri sehingga penumpang terseret sejauh 300 meter. Korban terlempar di sekitar TKP," tutupnya.
Barang Penumpang Dicuri
Pascainsiden angkot ditabrak kereta api, sejumlah penumpang mengaku kehilangan barang bawaannya.
Diduga kuat, setelah kejadian, barang-barang dicuri.
Ini pula yang kemudian menyulitkan petugas mengidentifikasi identitas para korban tewas.
Sebab, barang bawaan seperti dompet dan lainnya hilang.
Kuat dugaan, setelah terpental ditabrak kereta, barang penumpang berhamburan lalu dicuri oleh orang-orang yang tidak berprikemanusian.
Di tengah duka, para pelaku masih sempat-sempatnya maling barang milik penumpang.
Tak sedikit pihak yang beraharap para pelaku pencurian ini juga ditangkap dan dipenjarakan.
ANCAMAN Penjara Sopir Maut, Peminum Tuak dan Konsumsi Sabusabu, Tak Bisa Tunjukkan SIM
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan rupanya sopir angkot vs kereta api di Jalan Sekip telah menjadi tersangka dan diancam hukuman 12 tahun penjara.
"Setelah kejadian, satlantas sudah cek TKP, serta berdasarkan pemeriksaan saksi kita tetapkan sopir jadi tersangka," kata Riko di Pos Unit Lantas Lapangan Merdeka, Senin (6/12/2021).
"Pasal yang dikenakan 310 dan 311 UU 22 tahun 2009 ancaman hukuman 12 tahun penjara. Sopir dari hasil pemeriksaan sudah 20 tahun jadi sopir," tambahannya.
Dikatakannya pula sampai saat ini sopir yang bernama Karto Manalu rupanya belum bisa menunjukkan Surat Izin Mengemudi.
Selain itu juga Karto mengakui 3 tahun terakhir menggunakan narkoba khususnya jenis sabu - sabu. Walhasil, berdasarkan tes urine Kart positif metametamin.
Ada pun rupanya sebelum berangkat mengendarai angkot, Karto mengakui meminum tuak bersama rekan sopir lainnya.
"Untuk sabu - sabu yang bersangkutan mengakui 4 hari sebelum kejadian mengkonsumsinya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, 3 dari 4 penumpang yang tewas dalam peristiwa angkot menerobos portal rel kereta api di Jalan Sekip, Kecamatan Medan Barat telah terungkap.
"Sampai pukul 01.00 WIB dini hari ini tim inafis telah mengungkapkan 3 identitas korban yang meninggal dunia," kata Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar, Minggu (5/12/2021) dinihari.
Diketahui ketiga korban bernama Batara Arengga Nasution, dan lainnya seorang ibu Asma Nur dan anaknya Faida Harahap.
Sementara satu lagi, Mr X masih belum diungkap identitasnya meski sudah dilakukan pemeriksaan sidik jari.
"Terakhir nantinya foto korban yang belum diketahui identitasnya akan disebar ke publik. Mr X akan dibawa ke RS Bhayangkara untuk dimasukkan ke peti es sampai ada keluarga yang datang," ujarnya.
"Sementara ketiga jenazah lainnya telah dibawa oleh pihak keluarga masing - masing," tutupnya.
Sementara 6 orang lainnya yang luka - luka identitasnya sebagai berikut :
1. Bayu Sulaiman, 24 Tahun, Jalan Pasar Pipa Medan.
2. Eni Sureni Br Tarigan, 18 Tahun, Medan.
3. Putri Sefyan, 19 Tahun, Jalan Karya Lingkungan II Gang Karang Sari Medan.
4. Novita Elisabeth Aruan, 22 tahun, Jalan Kuali No 3 Kel Sei Putih Medan.
5. Farida Ratnawaty, 62 Tahun, Jalan Jendral Ahmad Yani No 20 Medan.
6. Lindawati, 38 tahun, Jalan Gereja Gang Aman Medan Barat Medan.
(cr8/tribun-medan.com)
SOPIR Angkot Maut yang Tewaskan 4 Penumpangnya Resmi Jadi Tersangka, Hasil Tes Urine Positif Narkoba
Polisi menetapkan Harto Manalu (43), sopir angkutan kota (angkot) yang menabrak kereta api di Jalan Sekip, Kecamatan Medan Barat sebagai tersangka.
Sopir angkot 123 nomor polisi BK 1610 UE itu dianggap lalai karena menerobos palang pintu kereta api hingga menyebabkan empat orang penumpangnya tewas dan lainnya luka-luka.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan saat ini Harto Manalu telah ditahan di Polrestabes Medan.

"Sopir sudah jadi tersangka," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Senin (6/12/2021).
Selain itu, dari hasil pemeriksaan tes urine sopir maut itu juga menunjukkan kalau Harto positif menggunakan narkoba.
Akibat perbuatannya ia terancam penjara diatas lima tahun.

"Pasal yang dikenakan Pasal 311 ayat 5 dan Pasal 310 ayat 4," kata Hadi.
Sebelumnya, sebuah mobil angkutan kota (angkot) dari arah Jalan Sekip menuju jalan Gereja menerobos palang pintu kereta api dan menyebabkan penumpangnya tewas.
Sementara itu enam penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan informasi, sopir tersebut diduga dalam kondisi mabuk tuak.
ISAK Tangis Keluarga Korban Lakalantas Maut Angkot vs KA
Batara Nasution (38) adalah satu di antara 4 penumpang yang meninggal dunia akibat kecelakaan angkot 123 menabrak portal rel kereta api di Jalan Sekip, Kelurahan Agul, Kecamatan Medan Barat, Sabtu (4/12/2021).
Keluarga Batara akhirnya datang ke Rumah Sakit Royal Prima sekitar 22.30 WIB dengan isak tangis teramat pilu.
Adik kandungnya, Mala mengatakan bahwa Batara adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Pekerjaan Barata sehari - hari sebagai seorang satpam di sekitar Cemara.
"Sebelum kecelakaan Abang saya ingin membetulkan handphonenya yang rusak di Jalan Karya karena kerjanya malam hari," katanya kepada Tribun Medan.
Diungkapnya sejak sore tadi sudah mengetahui ada kecelakaan di Jalan Sekip.
Tapi tak disangkanya bahwa abangnya menjadi korban yang meninggal dunia.
Saat dilihat pemberitaan di Facebook terkait peristiwa itu, diakuinya merasa tidak tenang.
Semacam ada yang mengusik di benaknya.
"Aku seperti mimpi mendengar Abang meninggal dunia. Tidak ada firasat apa - apa sebenarnya. Karena dia pun tidak ada sakit," bebernya.
Ada pun keluarga Batara cukup lama diberitahukan sebab tak ada identitas yang dijumpai di lokasi kejadian.
Hal serupa juga dialami korban meninggal dunia lainnya.
Parahnya, warga sekitar melakukan penjarahan barang - barang korban dari peristiwa tersebut.
Beruntung handphone Barata waktu itu didapati pihak kepolisian.
"Jadi handphonenya terjatuh. Terus baterainya terlepas. Makanya dipasang dulu dan dilihat nomor terakhir dihubungi makanya tadi mama dihubungi dan mendapatkan Abang sudah tiada," ucapnya.
Dengan meneteskan air mata ia pun menceritakan sosok Batara di mata keluarga.
Batara adalah anak lelaki satu - satunya yang sangat dekat dengan ibunya.
"Mama sayang sekali sama dia. Kok kayak gini jalannya. Dia Abang yang baik kali. Tak bisa dia pisah sama ibu dan anaknya," sebutnya dengan tersedu - sedu.
"Abang tinggal di Rusun Kayu Putih, Kecamatan Medan Deli. Dia tinggal bersama ibu. Abang saya duda, anaknya satu perempuan masih kelas 5 SD," tambahnya.
Dikatakan untuk saat ini ia masih mendapati kendala biaya ambulance.
Sebab, ia hanya memiliki uang Rp 300 ribu. Sementara pihak rumah sakit meminta Rp 400 ribu.
"Rencana besok abang akan dikebumikan. Kami dari keluarga masih merundingkan dimana akan dikebumikan," tutupnya.
Dikabarkan sebelumnya untuk korban kecelakaan yang meninggal dunia ada 4 orang.
Kini orang selain Batara belum diketahui identitasnya.
Korban meninggal dunia sampai kini masih di ruang jenazah Rumah Sakit Royal Prima.
Sementara 6 orang lainnya yang luka - luka identitasnya sebagai berikut :
1. Bayu Sulaiman, 24 Tahun, Jalan Pasar Pipa Medan.
2. Eni Sureni Br Tarigan, 18 Tahun, Medan.
3. Putri Sefyan, 19 Tahun, Jalan Karya Lingkungan II Gang Karang Sari Medan.
4. Novita Elisabeth Aruan, 22 tahun, Jalan Kuali No 3 Kel Sei Putih Medan.
5. Farida Ratnawaty, 62 Tahun, Jalan Jendral Ahmad Yani No 20 Medan.
6. Lindawati, 38 tahun, Jalan Gereja Gang Aman Medan Barat Medan.
Berita Foto: Kereta Api Hantam Angkot yang Terobos Palang Perlintasan, Empat Orang Penumpang Tewas
Petugas Kepolisian mengevakuasi mobil angkutan kota (angkot) pascatabrakan dengan kereta api di perlintasan KAI Jalan Gereja, Medan, Sabtu (4/12/2021). Dalam peristiwa tersebut sebanyak delapan orang penumpang menjadi korban, empat orang diantaranya meninggal dunia.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 15.30, angkot 123 plat nomor polisi BK 1610 UE tersebut memotong antrean pengendara yang lain dari sisi kanan jalan dan terus menerobos palang pintu perlintasan kereta api disaat palang sudah turun.

Sehingga tabrakan tak terelakkan, kereta api datang dari arah Binjai menuju Medan, menghantam sisi kiri bagian belakang angkot yang datang dari Jalan Sekip menuju Jalan Gereja. Sementara itu warga langsung ramai menolong korban dan membawanya ke Rumah Sakit Royal Prima.

Pascatabrakan didapati sopir angkot berusaha melarikan diri, sehingga warga setempat menghajar dan mengamankan ke pos kereta api terdekat. Sementara kondisi angkot ringsek. Kaca bagian depan hancur dan sisi kiri bagian belakang terlepas.

Identitas sopir bernama lengkap Hati Manalu berumur 43 tahun, warga Jalan Batang Kuis Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang. Saat akan membawa sopir tersebut, petugas kepolisian terpaksa melepaskan dua tembakan untuk membubarkan kerumunan warga yang ingin menghajar sopir.
Warga Keroyok Sopir Angkot Maut, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan
Kepolisian melepaskan dua tembakan untuk membubarkan kerumunan warga yang ingin menghajar sopir pembawa angkot 123 yang ditabrak kereta api di Jalan Sekip, Kelurahan Agul, Kecamatan Medan Barat, Sabtu (4/12/2021).
Sopir angkot itu menerobos portal kereta api sehingga menyebabkan penumpangnya tewas dan luka-luka.
Sopir diamankan di pos jaga perlintasan kereta api sementara warga berkerumun di luar.
Sewaktu mobil polisi datang untuk membawa sopir itu ke Polsek Medan Barat tiba, petugas membuka jalur di tengah kerumunan massa.
Sewaktu keluar di depan pintu pos kereta api, tampak massa langsung menyeret sopir dan memukul secara membabi buta.
Polisi pun coba untuk mencegah terjadinya pengeroyokan massa. Sesampainya dekat ke mobil polisi, kerumunan warga semakin banyak dan terjadi kericuhan.
Polisi melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali, namun massa tetap melakukan pemukulan sampai melempar batu ke mobil polisi.
Tak lama, sopir tersebut berhasil diamankan dan diboyong ke Polsek Medan Barat. Kini, arus lalu lintas pun masih macet. Pengendara dari segala arah merambat padat.
Warga sekitar mengatakan, kereta api menghantam angkot sekitar pukul 15.30 WIB.
Angkot 124 itu datang dari arah Jalan Karya menuju Jalan Sekip.
"Jadi saat itu portal kereta api dalam keadaan tertutup. Tapi angkot tersebut melaju dan tiba-tiba berhenti di tengah rel," katanya.
"Tak lama sopirnya keluar, sementara penumpang masih ada di dalam," sambungnya.
Selanjutnya, terjadilah tabrakan sampai menghancurkan angkot tersebut.
Berdasarkan penglihatan saksi ada delapan orang yang berhamburan di jalan akibat laka lantas itu
Seluruh korban kini dibawa di Rumah Sakit Royal Prima.
(cr8/tribun-medan.com)