ANGGOTA Satresnarkoba Binjai Dianiaya Terduga Bandar Sabu, Ini Kronologi Menurut Saksi di PN Binjai
Lebam muka (Katim), sempat lama juga di rumah sakit. Di situ daerahnya Kampung Tanjung. Kalau ada orang lain yang masuk, mereka langsung curig
Penulis: Satia | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN.com, BINJAI - Pengadilan Negeri Kota Binjai gelar sidang anggota Satresnarkoba Polres Binjai Aiptu Surya, yang dikeroyok oleh terduga bandar sabu dan temannya, di Kampung Tanjung, Jalan Ade Irma Nasution, beberapa waktu lalu.
Dalam sidang lanjutan dengan agenda mendengar saksi ini, terduga bandar sabu Iwandi alias Acien dan temannya melakukan penganiayaan terhadap Aiptu Surya.
Saat itu, terduga bandar hendak akan kabur dan melakukan penganiayaan, sehingga korban mengalami luka, Selasa (7/12/2021).
"Lebam muka (Katim), sempat lama juga di rumah sakit. Di situ daerahnya namanya Kampung Tanjung. Kalau ada orang lain yang masuk, mereka langsung curiga. Makanya kami pencar dan ditangkap sama Katim," kata anggota korban, Harutama Prabowo di ruang cakra Pengadilan Negeri Binjai.
Sesaat Acien dipegang, menurut Harutama, masyarakat di Kampung Tanjung melakukan penyerangan terhadap aparat kepolisian.
Karenanya, korban yang terujung berteriak minta tolong, dan didengar oleh saksi Tama dan Novriko.
"Kami sampai situ masih ada yang mukuli katim kami, Aiptu Surya. Sementara DPO narkotika Acien melarikan diri karena Katim kami direkoyok oleh mereka. Ada dua yang lari, Acien dan Aseng," kata saksi di hadapan Ketua Majelis Hakim, Muchtar dan Jaksa Penuntut Umum, Linda Sembiring.
Sementara itu, Navriko anggota Polres Binjai mengatakan, saat hendak akan ditangkap pelaku memukuli Aiptu Surya hingga tersudut ke dinding.
"Kami bagi tugas, begitu sampai sana rupanya (langsung) didatangi bang Surya. Enggak lama kemudian datang suara minta tolong, kami datangi rupanya tersudut (Aiptu Surya) dan dipukuli. Bang Surya dikerumuni Acien, istri Acien, Awi dan Aseng," kata Novriko.
"Si Aseng pakai batu (mukul), si Awi mukul kena kepala dan punggung dengan kepalan tangan. Siti Fatimah ikut nampar istrinya itu dua kali. Jarak kami 5 meter, terus kami datangi," timpal Novriko.
Melihat Aiptu Surya dipukuli, kata Navriko langsung berlari menyelamatkannya dari amukan massa.
Pihaknya juga sempat meletus senjata api ke udara, guna membubarkan massa.
"Mukanya, matanya biru. Bengkak di kepala, pecah bibir. Terganggu pekerjaannya, (tapi) enggak sempat opname," ujarnya.
Keterangan saksi korban ditepis oleh kedua terdakwa.