Rekomendasi Penginapan di Berastagi, Ada yang Berkonsep Alam hingga Jepang
Ada juga wisatawan yang menginap untuk lebih bisa menikmati suasana sejuknya udara pegunungan terutama di Berastagi.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Berbicara tentang wisata di Kabupaten Karo, tentunya tidak ada habisnya.
Banyak wisatawan yang menghabiskan hari liburnya setelah lepas dari kesibukan kerja, dengan berwisata ke Kabupaten Karo.
Selain wisata satu hari, ada juga wisatawan yang menginap untuk lebih bisa menikmati suasana sejuknya udara pegunungan terutama di Berastagi.
Saat ini, lokasi wisata yang menyajikan suasana tenang di Berastagi sudah semakin banyak berkembang.
Berikut beberapa penginapan di Berastagi yang bisa jadi rekomendasi :
Baca juga: Berikut Ini 5 Orang Paling Sukses di Pasar Uang Kripto, Nilai Aset Bitcoin Capai Miliaran Dolar
1. Kalang Ulu

Di Kalang Ulu wisatawan dapat menikmati suasana penginapan yang menyajikan suasana alam yang asri.
Di hotel ini, wisatawan dapat menikmati suasana penginapan yang menyajikan suasana alam yang asri.
Berdasarkan pengelola hotel ini Agus Suranta Teguh, hotel ini sendiri sudah mulai ada cukup lama yaitu tahun 2016 lalu.
Dirinya mengatakan, setelah selesai dibangun pada tahun 2016, pertama kali hotel ini diperkenalkan dan dijual ke wisatawan pada tahun 2017.
"Ini sebenarnya sudah cukup lama, mulai kita promosikan itu sekitar tahun 2017," ujar Agus, Selasa (6/7/2021).
Agus menjelaskan, untuk konsep hotelnya ini awalnya merupakan tempat penginapan atau home stay persinggahan bagi wisatawan mancanegara.
Dirinya mengatakan, konsep ini dipilih karena dulunya belum ada home stay di Berastagi yang sesuai dengan keinginan dari wisatawan terutama dari Eropa.
"Kalau awalnya, ini kita bikin home stay dan yang jadi pasar kita itu tamu yang datang dari sekitar Eropa. Karena saya lihat belum ada home stay yang seperti di Jawa.
Karena saya juga dulunya sering backpacker. Jadi kita ingin menyajikan tempat persinggahan yang memang untuk istirahat dengan nyaman," ucapnya.
Jika melihat arsitektur bangunan dan suasana yang disajikan di hotel Kalang Ulu, hotel ini mengambil perpaduan dua budaya antara Jepang dengan Bali.
Agus juga menjelaskan, kenapa dirinya memilih konsep ini karena dirinya ingin menyajikan suasana yang berbeda dengan penginapan yang lain.
Dirinya menjelaskan, ia juga ingin membawa suasana Bali yang asri dan dipadukan dengan suasana iklim Berastagi yang sejuk.
Untuk konsep Jepang sendiri, dirinya lebih dominan ke arsitektur dan bahan yang digunakan di bangunan hotel.
Dirinya mengatakan, sebagian besar konsep ini menggunakan material kayu dan beberapa bahan sisa yang didominasi dengan seni.
"Kalau orang luar itu lebih senang memang yang seperti ini, jadi kita ingin menyajikan tempat yang asri dan memang untuk beristirahat dengan suasana rumah," katanya.
Hotel yang terletak di Jalan Mimpi Tua, Berastagi ini jaraknya tidak terlalu jauh dengan jalan lintas, tepatnya di kawasan Peceren.
Hotel yang didominasi oleh warna hitam di bagian luarnya ini, dapat terasa asri setelah memasuki pintu gerbang.
Setelah melewati pintu gerbang yang akan menuju loby hotel, tamu langsung dimanjakan dengan hijaunya daun di pepohonan yang berada di antara pintu masuk dengan loby.
Di tengah pepohonan yang rindang inu, ternyata terdapat kolam yang berisikan beberapa ekor ikan mas.
Bagi tamu yang ingin merasakan tenangnya suasana hutan, dapat menikmati waktu di pepohonan ini sambil memberi makan ikan.
Atau jika tamu ingin sekedar bersantai, pihak pengelola hotel menyediakan beberapa kursi yang ada di dekat pepohonan ini.
Untuk nama yang diambil, jika dilihat sekilas kental dengan suasana Bali karena ada kata Ulu.
Namun, Agus menceritakan ternyata di balik nama Kalang Ulu ini merupakan bahasa Karo.
Dirinya mengungkapkan, Kalang Ulu adalah bahasa Karo tua yang memiliki arti penyangga kepala atau bisa disebut dengan bantal.
Untuk pengambilan nama sendiri, dirinya mengatakan ia sempat berkonsultasi dengan rekannya yang merupakan penggiat seni, dan dari beberapa nama yang ada dipilihlah Kalang Ulu sebagai nama hotel ini.
"Memang kalau sekilas seperti Bali karena ada Ulu seperti daerah Uluwatu. Tapi ini dari bahasa Karo tua bang, artinya itu bantal, makanya banyak juga kira sediakan bantal di kursi yang ada di loby ini," ucapnya.
Bagi wisatawan yang akan menginap di sini, Kalang Ulu memiliki beberapa jenis kamar dengan harga yang berbeda.
Untuk kamar dengan tipe superior sendiri dipatok mulai dari harga Rp 400 ribu, sedangkan untuk deluxe dipatok mulai dari Rp 600 ribu, kemudian untuk suite dipatok mulai dari satu hingga Rp 2 jutaan.
Saat ini, hotel tersebut sangat eksis terlebih di kalangan penggiat media sosial.
Pasalnya, lokasi hotel yang memiliki berbagai spot untuk foto ini dimanfaatkan oleh penggiat media sosial untuk berswafoto.
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Kami di sini Anak-Anak Medan, Yel-yel untuk Skuat PSMS Medan
2. Ulu Lau

Ulu Lau merupakan salah satu penginapan baru yang terletak di Jalan Pendidikan, Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo.
Penginapan yang baru berjalan selama kurang lebih dua bulan ini, menyajikan suasana tenang pegunungan.
Dari penjelasan manajer Ulu Lau Diego, penginapan yang terletak tepat di kaki Gunung Sibayak ini memang menyajikan suasana tenang. Ia ingin membuat wisatawan yang datang ke sana merasakan kenyamanan, dan melepas penat setelah bekerja.
"Kalau untuk konsep, kita buat suasana Bali yang menyajikan ketenangan, dengan suasana sawah seperti di sini kan ada perladangan warga. Apalagi kita tempatnya di kaki Gunung Sibayak, inilah yang jadi nilai tambah," ujar Diego.
Diego menjelaskan, mereka memang sengaja menyajikan suasana Bali di penginapan mereka agar berbeda dengan tempat lainnya. Untuk konsep kamar sendiri, pada bagian lantainya terbuat dari bahan kayu. Bahan serupa juga digunakan pada bagian bawah tempat tidur. Di dalam kamar, juga disediakan lukisan-lukisan yang menambah kesan Bali semakin terasa.
Amatan www.tribun-medan.com, meskipun penginapan tersebut masih tersedia sebanyak empat kamar namun suasana tenang sangat terasa. Terlebih, saat pagi hari dan petang kabut khas suasana pegunungan menembus pepohonan hingga menyelimuti lokasi ini.
Untuk harga yang ditawarkan, Diego menjelaskan jika untuk hari biasa setiap kamar ini dibandrol dengan harga 350 ribu rupiah. Sedangkan untuk akhir pekan, harga menjadi 400 ribu rupiah.
Di bagian taman depan, terdapat beberapa pepohonan yang berbasis rapih dan para bagian tengahnya disediakan kolam berisikan ikan hias. Sehingga, saat sore hari terasa pas untuk menikmati suasana yang dapat menghilangkan penat usai bekerja.
Selain itu, bagi wisatawan yang menyukai olahraga jogging dan ingin melihat lansung puncak Gunung Sibayak, manajemen menyediakan fasilitas berupa jasa guide. Untuk guide, dipatok biaya sebesar 50 ribu rupiah untuk setiap orangnya.
"Kita juga ada jasa guide ke puncak Sibayak. Dari sini kan kita sudah dekat ke pintu pendakian. Jadi kita juga menyediakan pilihan wisata kepada pengunjung yang datang. Tapi biasanya kalau hari biasa tamu kita banyak juga yang pendaki. Kalau yang belum pernah, bisa pakai jasa guide," katanya.
Sehingga, selain bisa menikmati suasana tenang wisatawan juga dapat merasakan sensasi mencoba berwisata alam dengan melakukan pendakian ke puncak Gunung Sibayak.
(*)