Dihuni 90 Persen Wanita, Inilah Kota yang Paling Menginginkan Suami, Gadis Cantik Banyak yang Lajang
Inilah kota di mana wanitanya paling menginginkan suami. Bagaimana tidak, para wanita di kota ini semuanya sangat cantik, tapi anehnya, kebanyakan da
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
TRIBUN-MEDAN.com – Inilah kota di mana wanitanya paling menginginkan suami.
Bagaimana tidak, para wanita di kota ini semuanya sangat cantik, tapi anehnya, kebanyakan dari mereka bahkan masih lajang.
Ialah Kota Noiva do Cordeiro. Kota ini terletak di daerah terpencil kota Belo Vale, di negara bagian Minas Gerais, tenggara Brasil.
Noiva do Cordeiro berarti lembah yang indah dalam bahasa Brasil dan sangat masuk akal untuk tempat ini.
Kota ini dipenuhi dengan bunga berwarna-warni dan pohon buah-buahan yang indah.
Baca juga: Curhat Pilu Istri Diminta Sabar Tunggu Suami Pulang, tak Disangka Jenazah yang Datang
Baca juga: Cemburu Buta Suami Nikah Siri, Istri di Asahan Sewa Eksekutor Siram Air Keras ke Lakinya Saat Berdua
Selain itu, Kota Noiva do Cordeiro juga terkenal dengan “Desanya wanita Barat” dalam kehidupan nyata karena sekitar 90 persen dari populasi di kota ini adalah wanita dan mereka semua sangat cantik.
Ini adalah tempat terkenal di Brasil yang menghasilkann keindahan luar biasa.
Namun, anehnya banyak wanita di sini yang masih lajang.
Pendiri kota ini adalah Maria Senhorinha de Lima.
Maria diusir dari desa tempat tinggalnya karena meninggalkan suami yang dijodohkan oleh orangtuanya.
Setelah itu, Maria mendirikan Kota Noiva do Cordeiro untuk wanita yang dijauhi oleh penduduk desa, ibu tunggal dan lainnya dan bersama-sama hidup dalam isolasi dari dunia luar.
Dan juga, dari pria.
Pada tahun 1940, seorang pendeta bernama Anisio Pereira menikahi seorang gadis berusia 16 tahun dari kota ini dan mendirikan sebuah gereja di dalam komunitas ini.

Pendeta ini kemudian mencoba untuk menerapkan aturan moral yang sangat ketat dan melarang wanita untuk minum, mendengarkan musik, memotong rambut atau pun menggunakan segala bentuk kontrasepsi.
Ketika Pendeta Anisio meninggal pada tahun 1995, para wanita Noiva do Cordeiro memutuskan bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan pria mengatur hidup mereka lagi.
Salah satu hal pertama yang mereka lakukan adalah membubarkan organisasi keagamaan yang didirikan oleh pendeta ini.
Sejak itu, sebagian besar wanita mendominasi kota Noiva do Cordeiro dan menyebabkan ketidakseimbangan gender.
Nelma Fernandes (23), seorang gadis muda yang tinggal di Kota Noiva do Cordeiro selalu mendambakan seorang suami.
“Di sini, satu-satunya pria yang ditemui gadis-gadis lajang seperti kita sudah menikah atau berhubungan dengan kita seperti sepupu. Aku sudah lama tidak mencium siapa pun. Kami semua bermimpi jatuh cinta dan menikah.”
Baca juga: Kisah Nenek 85 Tahun Merasa Perawan, Tak Sanggup Jalan Digas Suami Berondongnya Usai Malam Pertama
Baca juga: Akhirnya Suami Ini Tak Tahan Juga, 2 Jam Nonton Istri Mesum dengan Pria Lain di Atas Plafon Rumah
Wanita di desa Noiva do Cordeiro dapat melakukan segalanya, mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Perempuan mengambil alih semua bidang kehidupan, dari bertani hingga kontruksi, perencanaan dan agama tanpa laki-laki.
Banyak wanita yang mengaku bahagia dengan kehidupan melajang ini, namun banyak juga yang tidak.
Noelle Fernandes Pereira (42), membajak tanah untuk menanam sayuran dan padi untuk memberi makan dirinya dan mendapatkan uang.
Dia adalah salah satu dari 80 pekerja pertanian, kebanyakan dari mereka adalah wanita yang memakai topi jerami bertepi lebar untuk menghindari teriknya matahari.
Ketika ditanya mengapa dia masih belum menikah, Noelle mengaku dirinya masih belum bertemu pria yang tepat.

Marcia Fernandes (33), penyanyi folk paruh waktu dan salah satu wanita terseksi di kota ini masih lajang.
Dia mengatakan, sungguh menakjubkan bagaimana semua wanita di kota itu bekerja.
“Kami berbagi setiap momen satu sama lain dan bahkan ketika kami bekerja keras, kehidupan itu baik karena kita memiliki teman di sisi kita yang selalu menjaga satu sama lain.”
Rosalee Fernandes (49) mengatakan, masih ada beberapa pria di kota, tetapi mereka menghabiskan waktu seminggu bekerja sebagai penambang atau bekerja di kota-kota besar terdekat.
“Kami sangat merindukan para pria. Kami selalu menantikan akhir pekan ketika mereka kembali.” Katanya.
Selma Fernandes yang menikah dengan sepupunya mengakui bahwa kurangnya adalah salah satu kelemahan kota tersebut.
“Semua gadis di sini ingin menikah dan memiliki keluarga sendiri. Tetapi mereka tidak memiliki kesempatan.”
Setelah informasi tentang kota yang “haus” akan suami ini dipublikasikan ke media, banyak laki-laki mengungkapkan kegembiraan mereka.
Namun, bukan karena “kehausan” akan suami tersebut, maka gadis-gadis di Kota Noiva do Cordeiro bersikap lunak.
Mereka memiliki aturan dan syarat ketat yang ditetapkan untuk pasangan mereka.
“Laki-laki yang datang ke sini untuk mencari pasangan juga perlu tahu bahwa banyak hal-hal yang berbeda di sini. Suami harus mencuci piring, mencuci pakaian, memasak dan membersihkan toilet. Kita setara.” Ujar seorang gadis di kota itu.
Kota Noiva do Cordeiro juga dengan cepat menjadi terkenal dan menjadi tujuan yang menarik bagi wisatawan, terutama Perancis.
Elida Dayse (29), seorang gadis yang sangat cantik di sini mengatakan, mereka selalu senang untuk menyambut tamu yang berkunjung meskipun tidak ada dari mereka yang bisa berbahasa Perancis.
Pernikahan turis dengan seorang gadis di Kota Noiva do Cordeiro juga benar-benar terjadi hampir 20 tahun yang lalu.

Saat itu, seorang pria Chili mengunjungi dan menikahi seorang gadis di kota itu.
Hingga saat ini, kota Noiva do Cordeiro masih menjadi tempat yang sangat istimewa di dunia.
Karena tidak hanya banyak wanita, mereka juga sangat ingin menikah hingga menjadikannya sebagai tempat yang unik.
Bahkan ada orang tua yang belum pernah mencium siapa pun.
Namun, para wanita lajang di sini tidak pernah merasa diri mereka hina atau pun frustrasi.
“Saya tidak pernah khawatir tentang ini. Saya tidak terlalu memikirkan pernikahan. Saya yakin cinta akan terjadi secara independen dari tempat ini. Cinta saya akan datang pada waktu yang tepat.” Ujar Kaila Fernandes (28).
(Yui/tribun-medan.com)