News Video

Berikut Wajah dan Cerita Orangtua Kakak Beradik Nelayan yang Tenggelam dan Hilang di Serdangbedagai

Dua nelayan yang tenggelam dan hilang diperairan laut Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, hingga hari ketiga

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Fariz

TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Dua nelayan yang tenggelam dan hilang diperairan laut Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, hingga hari ketiga, Kamis (6/1/2022) belum juga ditemukan.

Beragam upaya sudah dilakukan oleh Satpolair Polres Sergai, Basarnas, PMI, serta masyarakat di Desa Sentang, untuk mencari kedua orang nelayan tersebut. Namun hingga sekarang belum menemukan titik terang keberadaan keduanya.

Peristiwa ini terjadi pada, Selasa (4/1/2022) sekitar pukul 13.00 WIB diperairan Pantai Taluk Sentang, Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara.

Kedua nelayan diketahui bernama Mardan Sianipar (30) warga Dusun I, Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai, dan Haposan Sianipar (16) yang berdomisili di Kota Tanjung Balai.

Kedua korban ini merupakan kakak beradik yang berprofesi sama sebagai seorang nelayan.

Dengan kejadian ini, tentu membuat keluarga besar yang ditinggalkan merasa terpukul dan sedih.

Saat wartawan Tribun Medan menyambangi rumah kedua nelayan, tampak raut wajah keluarga telihat sedih dan hanya pasrah dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Awalnya menantu saya dan adiknya ini menarik jaring ikan, sewaktu menarik itu sampan yang dinaiki kedua anak saya ini terkena ombak, jadi mereka jatuh lah," ujar Selamat (60) mertua Mardan.

Lanjut Selamat, kejadian tenggelam dan hilangnya Mardan dan Haposan, terjadi pada saat kondisi ombak di laut mencapai 1,5 meter tingginya.

"Saya taunya sewaktu jalan mau pulang dari laut, belum lagi sampai di darat. Saya lagi cari ikan juga, cuma saya pisah tidak dilokasi yang sama," ujar Selamat.

"Saya dapat kabar dari anak saya, karena anak saya ikut mencari juga. Kondisi kapal pada saat itu posisinya sudah terbalik, dan keduanya yang sudah saya anggap seperti anak sendiri tak terlihat lagi," sambungnya

Mardan dan Haposan kesehariannya memang seorang nelayan.

"Dua-dua anak saya ini nelayan, si Mardan sudah tiga tahun menjadi nelayan. Sedangkan adiknya Haposan sudah dua tahun menjadi nelayan di Tanjung Balai, tetapi kapal besar bukan sampan kecil, dan ini baru perdana dia menjaring ikan menaiki sampan kecil," ujar Selamat.

Sementara itu, pihak keluarga kedua nelayan tak henti-henti terus ikut mencari di laut. Namun hingga sekarang keduanya belum ditemukan.

"Hari ini sudah tiga hari tapi belum ditemukan juga. Untuk tanda-tanda keberadaan kedua anak saya ini juga belum terlihat, karena cuaca tidak memungkin kan juga," ujar Selamat.

Keluarga besar kedua nelayan yang tenggelam dan hilang di laut ini berharap, keduanya segera ditemukan.

"Keluarga berharap segera cepat ditemukan, sampannya udah di tarik ke darat tapi GPS nya tidak jumpa," tutup Selamat.

(cr23/www.tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved