SOSOK Andreas Paul Ginting, Sukses Jalani Bisnis Foto Studio, Belajar Integritas dari Sang Ayah
Sepulang sekolah, Paul ikut menjaga studio foto sambil melayani customer dan ikut memotret para pelanggan.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sukses menjalankan bisnis keluarga, ternyata banyak perjuangan yang dilalui oleh Andreas Paul Ginting, generasi ketiga pemilik Mari Pro Foto Studio dan Villa Mari Pro Lau Kawar.
Diceritakan Paul, dirinya tak serta merta goyang kaki menikmati bisnis keluarga, namun dirinya terjun langsung bekerja di bisnis keluarga sejak duduk di bangku SMA.
"Sejak SMA itu saya harus motret di studio. Saya dan abang-abang berusaha karena ini bisnis kita bersama. Kalau sama bapak saya itu kita sistemnya digaji secara profesional. Kata bapak uang sekolah dan makan kewajiban dia, tapi jajan kita cari sendiri dengan cara bekerja di toko," ungkap Paul, Jumat (14/1/2022).
Baca juga: Tampung Angkatan Kerja, Mendagri Minta Kepri Permudah Izin Berusaha
Sepulang sekolah, Paul ikut menjaga studio foto sambil melayani customer dan ikut memotret para pelanggan.
"Dulu bapak gak ngajarin motret tapi saya malah belajar sama Abang saya yang pernah bekerja sebagai fotografer di Femina atau Gadis, jadi waktu dia motret kita ikut jadi asistennya," ujarnya.
Terjun membantu bisnis keluarga sejak SMA, Paul banyak belajar makna kehidupan dari sang ayah dan kakek mengenai integritas dan kejujuran.
"Kalau kita berbisnis dengan integritas dan kejujuran, kita tetap akan dipercaya orang lain. Kita tidak ada membedakan customer dari kalangan apapun. Bahkan kita lebih menghargai para customer yang naik angkot untuk berfoto di studio namun mereka sudah mencari info terlebih dahulu dan bayar secara cash, ada effort mereka ya jelas saja kita menghargai dengan tulus," tutur Paul.
"Tapi yang memang kalangan atas, mereka terkadang tak ada planning, tapi foto keluarga terus bayar setengah dan lupa, beberapa kejadian seperti itu. Kalau bayar setengah kan kita masih rugi sebenarnya," lanjutnya.
Ditempah dengan berusaha sejak muda, Paul merasakan manfaat dari hasil kerja kerasnya. Padahal ia dulu bercerita sempat malu disaat banyak teman-temannya sering nongkrong, dirinya harus menjaga toko keluarga.
Baca juga: Belasan Unit Kios di Pasar Pangaribuan Tapanuli Utara Terbakar
"Menjaga toko dulu rasanya malu, teman-teman pada jalan kesana kemari tapi kita harus stand by di studio untuk melayani orang. Pada masa itu ya pemberontakan lah ya, tapi sekarang kita merasa benar juga yang diterapkan bapak saya. Kita di toko sudah terbiasa berhadapan dengan customer jadi tak pernah canggung ngomong dengan orang lain," jelasnya.
Tak hanya itu, ternyata pria kelahiran 1975 ini juga belajar untuk saling terbuka dan menghargai pendapat satu sama lain antar keluarga. Hal inilah yang membuat Paul dan empat saudaranya tetap rukun walaupun menjalankan bisnis bersama.
"Yang saya dapatkan dari bapak saya ini sosok yang familyman. Keluarga itu nomor satu. Kita sering quality time ngumpul bareng keluarga. Kalau ada hal apapun, kita selalu rembuk keluarga makanya sampai sekarang pun kita kompak," ujar Paul.
Diawali dengan menjaga toko, Paul juga turut merambah ikut job foto pernikahan dan beragam event lainnya. Diceritakannya, ada begitu banyak momen dan pengalaman unik yang ia alami.
"Dulu banyak pengalaman ya selama dapat job disini seperti kita dulu pernah dapat job tapi pengantinnya itu berantem terus ada juga yang pesta tapi salah satu pengantinnya gak datang, ya mau gimana lagi kan, kan gak mungkin juga kita tagih disaat itu. Tapi karena yang kita jalani ini sesuai passion ya bukan suatu masalah berarti buat kita," ujarnya.
Bertahun-tahun menjalani bisnis foto studio, tentunya Paul juga turut menghadapi tantangan perkembangan zaman. Ia juga mengakui bahwa tak sedikit usaha foto studio tutup lantaran tak mampu mengikuti arus digitalisasi.
"Perkembangan itu luar biasa. Jadi kita harus tetap belajar, jadi tantangannya itu di teknologi. Kalau tidak bisa kita ikuti, kita akan ketinggalan.
Untuk cetak online kita mulai dari lima tahun lalu. Selama lima tahun ini ya gak nampak perkembangannya, tapi ternyata semenjak pandemi baru terasa, nah untungnya kita sudah memulai itu.
Kita jualan dan promo sudah dari online. Capeknya memang disitu, kita harus sering belajar dan jangan mudah terbuai," pungkasnya.
Baca juga: Empat Pemburu Tega Panggang Daging Harimau di Taman Nasional, Kini Mendekam di Penjara
Bangun Villa Mari Pro Untuk Mengenang Kakek
Saat ini, Paul tak hanya mengelola bisnis foto studio saja namun juga sukses merintis bisnis rekreasi Villa Mari Pro di daerah Lau Kawar.
"Di weekend saya ke villa Lau Kawar karena disitulah ada tamunya. Di weekdays kita kerja di Medan dengan hecticnya, di weekend kita kerja santai. Karena inikan masih usaha keluarga," ujar Paul.
Diceritakan Paul, Villa ini sudah hadir sejak 30 tahun lalu yang berawal dari villa keluarga dan belum diubah menjadi komersial.
"Villa ini sudah dibangun dari tahun 1994 yang dulu jadi tempat istirahat bapak saya. Bahkan sejarahnya itu dulu tempat mancing kakek saya. Setelah kakek meninggal, bapak ditawarin tanah dan diambil lah disitu sebagai memorable," tuturnya.
Memasuki tahun 2010, villa yang awalnya villa keluarga ini didesain ulang oleh arsitek. Diceritakan Paul, pengerjaan villa ini sebenarnya tidak ada direncanakan akan dimodifikasi dengan desain khusus.
Namun, seiring berjalannya waktu, Villa Mari Pro mulai dikenal masyarakat yang berawal dari teman dekat hingga masyarakat dari luar kota.
"Awalnya teman-teman mau camping kesana dan juga dari mulut ke mulut, akhirnya kita buat villa terbatas lah. Dan saya sering datang kesana untuk melihat pelayanan apakah tamu nyaman. Tapi lama-kelamaan enak juga menjalaninya. Awalnya hanya operasional semua tapi sekarang villa ini tak hanya berpatok dengan bisnis tapi berjalan sesuai perkembangannya saja," ucapnya.
Bagi Paul, mengelola Villa Mari Pro ini tidaklah harus ambisi untuk mendapatkan keuntungan semata namun juga kepuasan batin dapat menyenangkan tamu dengan pelayanan yang ada.
"Tidak ada tekanan harus kredit. Makanya jika ada operasional lebih pendapatannya, kita bangun lebih baik lagi, itulah yang kita buat nyaman dan buat kita sering ke villa. Lebih jadi kerja tapi tidak ada tekanan dan rata-rata pada senang karena kita membangun villa ini dengan hati," tutupnya.
Baca juga: Empat Pemburu Tega Panggang Daging Harimau di Taman Nasional, Kini Mendekam di Penjara
Biofile
Nama: Andreas Paul Ginting
Tempat Tanggal Lahir: 25 nov 1975
Karier: Pengusaha
Pendidikan: s1 ekonomi USU
Orangtua :
Ayah: Paksana ginting
Ibu : Taty karniaty
(cr13/tribun-medan.com)