Gadis Ini Alami Prosesi Pengusiran Setan oleh Pendeta karena Tato di Sekujur Tubuhnya

Tatonya membutuhkan waktu lebih dari 200 jam untuk pengerjaan dan menutupi seluruh tubuhnya kecuali perut dan kaki.

mediadrumimages.com/@thedeedeevi
DeeDee Villegas mendapat reaksi negatif dari lingkungan karena tato di tubuhnya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita asal Filipina, DeeDee Villegas (30) pernah mengalami prosesi pengusiran setan oleh seorang pendeta karena tato di sekujur tubuhnya berbau iblis.

DeeDee sarjana dari University of San Carlos di Bachelor of Fine Arts yang terkenal dengan mahasiswanya yang mengekspresikan individualitas mereka secara ekstrem.

Selama 12 tahun terakhir, DeeDee telah menghabiskan lebih dari 150.000 peso (Rp 42 juta) untuk menato 60-70 persen tubuh, termasuk bola matanya.

Tatonya membutuhkan waktu lebih dari 200 jam untuk pengerjaan dan menutupi seluruh tubuhnya kecuali perut dan kaki.

Selain tatonya, yang dianggap DeeDee sebagai karya seni yang saling berhubungan, dia juga memiliki 12 tindikan di wajah.

Penampilannya yang unik, membuat DeeDee pernah diusir dari angkutan umum oleh seorang pendeta dan sering kali orang-orang mengutip ayat dari Alkitab untuknya atau  untuk 'perlindungan' mereka sendiri.

Baca juga: Dibeli dari Pasar Loak Rp 100 Ribu, Kursi Ini Ternyata Dilelang Rp 300 Juta!

Baca juga: Baru Tiga Hari Menikah, Pria Muda Ini Tikam Istrinya Hingga Tewas Usai Kunjungan ke Tukang Pijat

Baca juga: Rencana Peluncuran NFT Picasso Timbulkan Perselisihan Dalam Keluarga Besar

"Dia mencoba mengusir iblis dari saya dan saat kami berada di dalam bus yang penuh penumpang, hal itu menyebabkan keributan."

Ia membuat tato pertamanya selama fase kuliah yang waktu itu sedang gandrung dengan emo-gothic.

DeeDee mulai membuat tato di tubuhnya pada masa kuliah karena terpengaruh lingkungan.
DeeDee mulai membuat tato di tubuhnya pada masa kuliah karena terpengaruh lingkungan. (mediadrumimages.com/@thedeedeevi)

"Awalnya itu adalah sikap fashion dan kemudian berkembang menjadi outlet bagi saya."

"Ketika saya merasakan emosi yang ekstrem atau menderita serangan depresi atau kecemasan, tato menjadi mekanisme koping saya.

"Itu tidak berlangsung lama, dan saya pada akhirnya menjalani rehabilitasi untuk mengatasi depresi saya. Tetapi tato menjadi bentuk ekspresi permanen bagi saya.

Menurutnya, tato masih ditempeli stigma negatif. Katanya, begitu Anda memilik tato, maka anda adalahseorang pecandu narkoba atau dari penjara.

DeeDee percaya bahwa media sosial telah menjadi media yang paling berpengaruh dalam perjalanan individu-individu yang sangat dimodifikasi untuk diterima di masyarakat Filipina. Namun, internet tetap memiliki sisi positif selain ujaran kebencian yang ia dapat.

"Saya akan mengatakan 60 persen dari komentar yang saya terima positif. Namun,  ada orang-orang yang mengutip ayat-ayat Alkitab dan mengirimkan kepada saya," katanya. (mirror.co.uk)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved