SEJARAH di Balik Nama dan Pembangunan Kampung Ulos Hutaraja Pardamen, Ada Sosok Berpengaruh Ini
Kawasan yang terletak di pinggiran Danau Toba tersebut ternyata kini sudah dikenal banyak orang setelah adanya kunjungan Presiden dan sejumlah menteri
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR – Di balik nama Kampung Ulos Hutaraja Pardamean, Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir ada sosok yang paling berpengaruh.
Pada tahun 2018, istri Presiden Jokowi, Iriana Joko Widodo datang ke kampung tersebut dan berharap kampung tersebut menjadi sebuah kawasan destinasi wisata.
Selain sebagai ibu, ternyata Iriana Joko Widodo merupakan penggagas nama tersebut sebagai Kampung Ulos.
Baca juga: Tangis Aurel di Pelukan Krisdayanti dan Ashanty Menjelang Lahiran, Baru Sadari Sakitnya Mengandung
Pertemuan pertama antara Iriana Joko Widodo dengan seorang penenun dari Kampung Ulos Hutaraja Sonta Situmorang (68) menjadi sejarah baru bagi kampung tersebut.
“Pada tahun itu (2018), saya sudah dikenal Bupati Samosir Rapidin Simbolon sebagai penenun. Lalu saya ditemui dan mengatakan bahwa Ibu Presiden Iriana akan datang ke tempat kita ini.
Mendengar itu, saya bangga dan bersyukur karena saya bisa pula ingin ditemui Ibu Negara. Ibu itu yang pertamakali mengatakan bahwa kampung kita ini sebagai kampung ulos,” ujar Sonta Situmorang (68).

Menurutnya, bertemu dengan istri RI 1 tersebut adalah sesuatu yang membanggakan dan mengharukan.
Dalam kerutan wajahnya terlihat kegembiraan saat memperbincangkan Iriana Joko Widodo.
Ia merasa dirinya hanyalah orang kecil yang tak mungkin mendapat sebuah kehormatan bisa bertemu dengan istri nomor satu di Indonesia tersebut.
“Kenapa bisa saya, sementara saya ini hanya orang kecil. Saya bangga dan terharu. Saya merinding kalau mengingat itu. Beberapa hari itu bergantian yang datang menemui saya ke sini, setelah bupati, ada camat, hal sama yang mereka sampaikan,” sambungnya.
Baca juga: Ungkap Sudah Dua Kali Kunjungi Kampung Ulos Hutaraja, Jokowi Terkesan dengan Rumah Adat Batak
“Kami gotong royonglah di sini terus sampai ibu (Iriana Joko Widodo) datang. Nah, setelah ibu itu datang, saya dibawa ke Hotel Samosir Cottage dan berbicara langsung dengan Ibu Iriana, kami berdua di lantai atas itu,” terangnya.
Kawasan yang terletak di pinggiran Danau Toba tersebut ternyata kini sudah dikenal banyak orang setelah adanya kunjungan Presiden dan sejumlah menteri.
Sejak tahun 2018, geliat penenun semakin meningkat.
“Ibu itu bilang bahwa mereka akan ke tempat kita ini, sebelumnya mereka ke Sigulatti dulu. Saat itu kami berbincang dan benar-benarlah ibu itu sebagai orang yang bermasyarakat. Dia juga ikut manortor bersama kami setelah membeli beragam cenderamata,” ungkapnya.
“Dan pada tahun 2019, Ibu dan Bapak Presiden datang ke sini. Disitulah diresmikan pembangunan kawasan ini. Presiden Joko Widodo sebut saat di Tano Ponggol bahwa Hutaraja, Siallagan, dan Tano Ponggol harus dibangun,” sambungnya.
Pembangunan dari tahun ke tahun pun berjalan. pembenahan rumah-rumah yang ada di kawasan tersebut hingga menjadi rumah adat Batak Toba yang tersusun rapi seperti sekarang ternyata muncul saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2019. Secara spontan, Presiden RI Joko Widodo memasuki rumah penenun yang hampir roboh.
Ibu yang sudah mendedikasikan diri bagi dunia tenun ulos ini melihat pembangunan di kawasan Kampung Ulos Hutaraja sebagai berkat dan kebaikan hati para petinggi di Pemerintah Pusat. Kehadiran Iriana Joko Widodo ternyata memberikan cerita baru terhadap perkembangan Kampung Ulos Hutaraja tersebut.
Setelah kehadiran Iriana Jokowi pada tahun 2018, kedatangan berikutnya dinantikan masyarakat sekitar.
Tepat pada tahun 2019, Joko Widodo dan istrinya datangi kawasan tersebut dan pembangunan dimulai.
Sejak pertemuan pertama tersebut, mata masyarakat akan rencana Iriana Joko Widodo terbuka. Dan, kini pembangunan sudah terlihat jelas.
Baca juga: Kedatangan Jokowi Ke Samosir Jadi Berkah untuk Kampung Ulos Hutaraja

Kampung ini sebenarnya sudah sejak awal menghasilkan ulos, namun pengunjung yang datang tidak sebanyak setelah Presiden Joko Widodo datang pada tahun 2019.
Tampaknya, kedatangan Presiden Joko Widodo mempromosikan kampung tersebut.
Sebelum kedatangan Jokowi, kawasan ini sudah dikunjungi berbagai pihak yang bakal mengembangkannya. Namun, pembangunan tidak pernah terjadi.
Satu hal menarik di kampung ini, para penenun tetap mempertahankan tradisi, menggunakan alat tradisional tenun Batak Toba. Selain itu, masyarakat di sana pun paham akan nilai filosofi ulos dan pembuatannya.
"Sejak awal, saya tetap kokoh pada alat tradisional. Ada yang bilang pakai mesin, saya tak mau. Saya sudah fokuskan hidupku untuk tenun ulos," terangnya.
Ibu yang sudah bertenun selama 40 tahun lebih ini ternyata memiliki bakat secara turun-temurun. Selain itu bahan pewarna ulos dibuat dari tanaman tradisional, lebih banyak dari tanaman liar.
Hingga saat ini, jumlah ulos yang dapat dihasilkan ada sebanyak 1 helai dalam tiga bulan dengan harga Rp 15 juta. Kualitas ulos menjadi targetnya dalam pembuatan ulos.
Baca juga: KADES Sebut Beberapa Pembangunan di Kampung Ulos Hutaraja setelah Dikunjungi Presiden Jokowi
Berbagai Aspek Pembangunan yang Ada di Kampung Ulos Hutaraja
Kini, Kampung Ulos Hutaraja tersebut sudah dibangun.
Terlihat bangunan rumah adat Batak Toba tersusun rapi dengan atap dari pohon ulin. Terkait pembangunan tersebut, Kades setempat Raja Simarmata menjelaskan bahwa rumah tersebut dibangun dan halaman di kampung tersebut terbuat dari batu candi.
Selain itu, di kawasan ini dapat ditemukan toilet bertaraf internasional, ruang pusat informasi destinasi wisata, ruang untuk ibu menyusui dan difabel.
Dengan berbagai fasilitas ini, para pengunjung ternyata semakin tertarik datang.
"Setelah kehadiran Pak Joko Widodo pada tahun 2019, ada sejumlah pembangunan. Kampung Ulos ini meliputi pembangunan beberapa aspek. Seperti yang kota lihat di bagian depan ada galeri yang disebut juga dengan tourism centre," ujar Kades Kampung Ulos Hutaraja, Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Raja Simamarmata.
Rumah yang belum rumah adat Batak Toba akhirnya diganti menjadi rumah adat Batak Toba yang tersusun rapi dan apik.
"Pembangunan rumah adat yang baru yang tadinya di kampung ini belum rumah adat diganti menjadi rumah adat," terangnya.
"Semua rumah adat ini menggunakan atap yang terbuat dari kayu ulin. Yang berikutnya, kita punya toilet yang berstandar Internasional," sambungnya.

Baca juga: TERNYATA Presiden RI Joko Widodo Janjikan Ini Terhadap Kampung Ulos saat Kunjungan Tahun 2019
"Kita juga punya ruang ibu menyusui, difabel. Dan di pantai, kita punya coffeeshop. Dan seperti yang kita lihat bahwa lantai kampung ini diganti dengan menggunakan batu candi," terangnya.
Selain itu, kampung ulos yang sudah dikenal sebagai penghasil ulos ini ternyata memiliki event rutin.
"Ada dua event yang kita buat, yang pertama martonun sadari (bertenun sehari) dan hita do Huta Raja. Dalam acara ini diadakan fashion show dengan menampilkan ulos hasil tenunan masyarakat kampung sini," ungkapnya.
Dan pada tahun ini, Kampung Ulos Hutaraja diresmikan setelah diresmikan. Presiden RI Joko Widodo datang bersama dengan beberapa menteri sambangi kawasan tersebut pada Rabu (2/2/2022).
Dalam peresmian tersebut, Jokowi berharap agar kawasan ini semakin berkembang.
“Semoga dengan revitalisasi ini, konservasi terhadap warisan pusaka yang kita miliki di Kampung Ulos Hutaraja ini betul bisa kita kerjakan. Saya rasa itu, terima kasih,” ungkap Jokowi pada Rabu (2/2/2022).
Kehadiran RI 1 ini ternyata mendapat sambutan baik dari masyarakat setempat. Bahkan, masyarakat sekitar bersorak gembira sambil memanggil nama Joko Widodo, “Oppung Jokowi”.
Sapaan hangat dan tanda penghormatan ini adalah bagian dari keramahtamahan masyarakat sekitar.
Awalnya kampung ini seperti kampung biasa, namun dengan semangat masyarakat bersama pemerintah desa, kawasan ini menjadi tersohor.
(cr3/tribun-medan.com)