KISRUH Pungli Berkedok Uang Parkir, Akhirnya Si Preman Berdamai dengan Pedagang Mie Balap
Preman yang melakukan pemalakan di kedai mie balap yang terletak di Jalan Denai Kota Medan akhirnya sudah berdamai dengan korban.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Preman yang melakukan pemalakan di kedai mie balap yang terletak di Jalan Denai Kota Medan akhirnya sudah berdamai dengan korban.
Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Philip saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.
"Sudah. Sudah berdamai," ujarnya kepada Tribun Medan, Jumat (11/2/2022).
Philip menyebutkan, antara korban, Aulia Anita (44) dan preman yang merupakan oknum anggota OKP berinisial IM (42) sudah sepakat berdamai di lokasi kejadian.
Kata Philip, korban merasa tidak keberatan sehingga tidak membuat laporan ke kantor polisi.
"Kemudian pihak korban dan pihak preman sepakat untuk berdamai," katanya.
Meskipun demikian, pihaknya tetap membuat surat pernyataan terhadap pelaku agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
"Pihak kedua (pelaku) berjanji tidak akan mengulangi kejadian tersebut," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, viral video aksi dugaan pungli parkir yang terjadi di Jalan Denai, Medan, Jumat (11/2/2022).
Dugaan pungli parkir tersebut viral di Instagram, yang mana dalam video tersebut terjadi cekcok mulut antara juru parkir dan pemilik warung.
Terkait kejadian tersebut, pemilik warung, juru parkir dan dinas perhubungan serta pihak kepolisian melakukan mediasi di warung tersebut.
Anak pemilik warung, Putri Utami Lubis (24) menjelaskan, bahwa awalnya pihaknya pernah dimintai bulanan oleh salah satu ormas.
"Awalnya minta Rp 300 ribu. Lalu naik Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu. Kami ini sudah bayar bulanan biar parkir pembeli tidak lagi dikutip. Namun nyatanya masih dikutip," katanya, Jumat (11/2/2022).
Jadi kejadian tersebut, lanjutnya, pihaknya merasa keberatan karena ternyata cuma usahanya yang dimintai uang bulanan.
"Kami yang dimintai. Segitu banyaknya loh dimintain. sementara banyak teman jalan ini yang kami tanya juga diselidiki enggak sampai segitu bayarnya. Kenapa cuma kami yang alami," ucapnya.
