Bayi Kembar Malang Butuh Bantuan, Ditinggal Pergi Ibu Lalu Ayah Meninggal Bunuh Diri

Dua bayi kembar ini tidak lagi memiliki orang tua karena ibunya telah kabur dan ayahnya baru saja meninggal dunia akibat gantung diri.

TRIBUN BALI/RATU AYU ASTRI DESIANI
Dua bayi kembar berjenis kelamin laki-laki asal Banjar Dinas Lebah Pupuan, Desa Tegallinggah, Buleleng, dirawat oleh keluarga, Sabtu (12/2/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, BULELENG - Sepasang bayi kembar asal Buleleng membutuhkan uluran tangan.

Dua bayi kembar ini tidak lagi memiliki orang tua karena ibunya telah kabur dan ayahnya baru saja meninggal dunia akibat gantung diri.

Dua bayi malang berjenis kelamin laki-laki itu kini dirawat oleh neneknya dam buyutnya.

Di usianya yang sudah renta, kedua wanita itu harus menguatkan raganya, untuk merawat kedua bayi malang tersebut. Jika cucunya menangis, keduanya bergantian membuatkan susu, lalu menggendongnya agar tertidur.

Ditemui di kediamannya, Sabtu (12/2/2022), si nenek menuturkan, bayi tersebut merupakan buah hati dari anak pertamanya bernama Gede ES (28) bersama istrinya Luh MSD (28).

Bayi kembar itu dilahirkan, 12 Desember 2021, secara cesar di RS Kertha Usada Singaraja. Saat dilahirkan kedua bayi memiliki berat badan yang berbeda. Ada yang hanya 2,1 kg, sementara yang satu lagi 2,4 kg.

Tiga hari setelah dilahirkan, kedua bayi itu langsung diserahkan oleh MSD kepada dia

Sang ibu memutuskan untuk pulang ke rumah bajangnya yang terletak di Kecamatan Sawan, Buleleng karena memiliki permasalahan di dalam rumah tangganya.

"MSD pulang ke rumah bajang dengan mengajak anak pertama dan anak keduanya. Sementara anaknya yang kembar ini diminta untuk kami yang merawat. Karena ini cucu saya sendiri, jadi saya terima saja," ucapnya.

Ia tidak menampik, rumah tangga anaknya itu memang sudah retak sejak beberapa bulan lalu.

Hingga pada November 2021 keduanya memutuskan untuk pisah ranjang. Cobaan bertubi-tubi pun dirasakan oleh nenek itu.

Pada Kamis (3/2/2022) siang, ia mendapatkan kabar bahwa ayah dari kedua bayi kembar itu telah meninggal dunia.

Pria itu ditemukan tewas di rumah kontrakannya dengan cara gantung diri menggunakan kain berwarna biru.

Tidak diketahui mengapa anaknya itu nekat bunuh diri, dan tidak ada surat wasiat yang ditinggalkan. Jenazahnya telah diupacarai mekingsan ring geni, Sabtu (5/2).

"Anak saya sebelumnya kerja sebagai tenaga terapis di Irak. Dia pulang dua tahun lalu karena Covid. Rencananya dia mau berangkat lagi ke Jepang bersama istrinya, sudah bayar sekitar Rp 60 juta. Tapi karena istrinya hamil kembar, mereka batal ke Jepang," jelasnya.

Ia pun kini berharap ada uluran tangan para donatur, untuk membantu membiayai perawatan kedua bayi tersebut. Pasalnya, salah satu dari bayi itu mengalami gangguan pada paru-parunya.

"Saya sudah ke dokter dua kali, katanya ada lendir di paru-parunya. Saat ini sudah ada beberapa donatur yang membantu. Ada yang ngasih beberapa susu," katanya.

Kepala Dusun Lebah Pupuan, I Ketut Armawayasa mengatakan, pihaknya akan membantu kedua bayi tersebut dengan KIS-PBI. Namun yang menjadi kendala saat ini, bayi tersebut belum diputuskan oleh pihak keluarga akan masuk ke Kartu Keluarga (KK) siapa.

"Kalau bapaknya kan sudah meninggal. Ibunya ini yang belum tahu, karena statusnya belum pisah secara hukum. Pihak keluarga masih merundingkan, bayi ini mau dimasukkan ke KK-nya siapa," katanya. (ratu ayu astri desiani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Bayi Kembar Asal Desa Tegallinggah Buleleng, Ditinggal Ibu, Ayah Bunuh Diri.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved