Suntik Maut dan Malapraktik
FAKTA-FAKTA Suntik Maut Dokter RSU Eshmun yang Bikin Tewas Fernando Napitupulu
Pasien yang berobat ke RSU Eshmun tewas sekali suntik diduga akibat kelalaian dokter dan tim medis yang bertugas di rumah sakit tersebut
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Oknum dokter dan tenaga medis di RSU Eshmun Medan Jalan Marelan Pasar 1 diduga melakukan malapraktik.
Seorang pasien bernama Sakti Fernando Sapitupulu tewas setelah disuntik oleh dokter atau tenaga medis di lokasi.
Atas kejadian ini, pihak keluarga melapor ke Polsek Medan Labuhan.
Kronologis Suntik Maut
Menurut cerita Rosnani Napitupulu, kakak kandung Sakti Fernando Napitupulu, kasus dugaan malapraktik bermula saat Sakti Fernando Napitupulu mengalami kecelakaan ketika mengendarai motor.
Baca juga: Bicara Vaksinasi Covid-19, Edy Rahmayadi Ngaku Takut Jarum Suntik, Lebih Pilih ke Dukun
Saat itu, Sakti tergelincir dari motor ketika melintas di Jalan Bawal, Kecamatan Medan Belwan pada Senin (14/2/2022) kemarin.
Setelah kejadian, pihak keluarga membawa Sakti ke RS Eshmun Jalan Marelan Pasar 1.
"Saat itu kami menjelaskan bahwa adik kami ini ada alergi antibiotik," kata Rosnani sambil menangis sesenggukan, Selasa (15/2/2022) sore.
Mendengar penjelasan pihak keluarga, dokter di RSU Eshmun mengamininya.
Namun entah kenapa, meski sudah dijelaskan, dokter di RSU Eshmun tetap saja menyuntikkan antibiotik ke tubuh Sakti.
Lima menit setelah disuntik, Sakti mengalami sesak nafas dan pusing.
Baca juga: Terungkap Status Perempuan Berusia 14 Tahun yang Bertanya Apa Bisa Suntik KB?
Kemudian, Sakti kejang-kejang hingga mulutnya berbuih.
Melihat kondisi Sakti, pihak keluarga panik dan marah.
Kondisi Sakti makin memburuk.
Melihat Sakti kejang dan mulutnya berbuih akibat suntik maut itu, pihak RSU Eshmun dengan santainya mengatakan bahwa mereka tidak sengaja menyuntikkan antibiotik ke tubuh Sakti.
Setelah kejadian, Sakti akhirnya meninggal dunia.
Lapor ke Polsek Medan Labuhan
Pascakematian Sakti Fernando Napitupulu, pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan dokter di RSU Eshmun ke Polsek Medan Labuhan.
Namun, sejauh ini belum ada keterangan lebih lanjut soal laporan pihak keluarga.
Polisi belum menjelaskan apakah dokter atau tenagah medis di RSU Eshmun bisa dikenakan pasal dugaan malapraktik.
Mengingat satu pasien sudah meninggal dunia, meski pihak keluarga sudah menjelaskan kondisi pasien.
Anak Buah Humas Tepis Kamera Jurnalis
Seorang pria berkaus polo merah yang diketahui anak buah Humas RSU Eshmun sempat menepis kamera awak media saat dikonfirmasi.
Mulanya, pria bertubuh tegap itu berusaha menutupi kamera awak media.
Namun awak media menjelaskan bahwa kedatangan untuk konfirmasi.
Melihat kamera diarahkan, pria tersebut langsung menepisnya.
Tidak ada komentar lebih lanjut terkait masalah kematian pasien akibat suntik maut dokter di RSU Eshmun tersebut.
Autopsi di RS Bhayangkara Tingkat II Medan
Jenazah Sakti Fernando Napitupulu sempat dibawa ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Jenazah korban menjalani autopsi, guna mengetahui lebih lanjut penyebab kematian korban.
Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, Iptu Andi Rahmadsyah ketika dikonfirmasi tak menjelaskan soal penanganan laporan keluarga korban.
Andi cuma mengatakan bahwa jenazah korban sudah diserahkan pada pihak keluarga.
Dia cuma mengatakan bahwa jenazah akan dimakamkan di kawasan Tebingtinggi.(tribun-medan.com)