Minyak Goreng Langka
ANALISIS Pakar Teknik Pertanian USU: Permainan Politik Spekulan Penyebab Minyak Goreng Mahal
Berikut ini pendapat dari pakar Teknik Pertanian USU, Prof Dr Ir Abdul Rauf. Menurut Abdul kelangkaan minyak ini diduga adanya permainan politik.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kelangkaan minyak goreng di Sumut sudah terjadi hampir satu bulan ini. Polda Sumut dan Tim Pangan Sumut membongkar gudang penimbunan minyak goreng di Deloserdang.
lalu, kenapa minyak goreng langka?
Berikut ini pendapat dari pakar Teknik Pertanian USU, Prof Dr Ir Abdul Rauf.
Menurut Abdul kelangkaan minyak ini diduga adanya permainan politik.
Sebab jika harga minyak murah seharusnya masyarakat tidak susah mendapatkan minyak.
"Saya kira ini kemungkinan ada cerita politik, menurut saya agak aneh jika di negara yang begitu banyak sawit bisa langka minyak itu adalah hal aneh," ucapnya.
Dijelaskan Guru Besar Pertanian USU ini bahwa meskipun harganya mahal atau murah minyak tidak akan langka jika tidak ada permainan politik.
"Negara Indonesia khususnya Sumut terkenal dengan perkebunan sawit yang banyak, seharusnya jika harga minyak murah itu malah semakin banyak minyak yang dijual,"ucapnya.

Selain itu untuk bahan dasar minyak dikatakan Abdul berasal dari Sawit, dimana pohon sawit itu milik Indonesia sendiri.
"Meskipun mahal atau enggak tetap minyak tidak langka sebab pohon sawit itu punya kita sendiri," terangnya.
Menurut Abdul juga bahwa di Sumut sudah banyak pengusaha yang mengolah sawit menjadi minyak.
"Kita yang punya pohon sawit di sana sini dan pabrik CPO sudah banyak di sana sini apalagi pabrik Olio Cemicral sudah banyak juga di Sumut atau bahasanya pabrik yang mengusahakan dr CPO menjadi minyak itu sudah banyak. Jadi tidak mungkin bisa terjadi kelangkaan minyak jika bukan sebab politik," ucapnya.
Ditanya apakah kelangkaan minyak terjadi disebabkan ongkos produksi dan harga crude palm oil yang tidak turun.
Abdul membantah alasan kelangkaan minyak disebabkan tidak turunnya harga produksi dan hal lain semacamnya.
"Saya melihat ada permainan lah kayaknya lebih tepatnya adanya spekulasi dan politik di dunia ekonomi,"