Perang Rusia Ukraina
GAGAL Lagi Rebut Kyiv, Putin Ngamuk, Siagakan Senjata Nuklir, Pria Rusia Pilih Kabur ke LN
Sehari saja invasi ke Ukraina, korban di pihak Rusia sudah lebih banyak diderita Rusia selama delapan tahun pertempuran di Suriah.
Ini dipicu tindakan Putin yang makin keras dan brutal terhadap oposisi.
Pengacara imigrasi mengatakan mereka memperkirakan jumlahnya akan "meroket" setelah invasi ke Ukraina, terutama dari pria usia militer yang takut menjadi tentara untuk memerangi Ukraina.
Pemerintah Rusia telah memanggil wajib militer dan cadangan berusia antara 18 dan 60 tahun.
Putin Siagakan Senjata Nuklir
Terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan senjata nuklir Rusia dalam siaga tinggi di tengah ketegangan dengan Barat atas Ukraina.
Putin mengatakan NATO telah membuat "pernyataan agresif" bersama dengan pemimpin Barat yang menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia, termasuk dirinya sendiri.
Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Rusia dan Kepala Staf Umum Militer untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam "tugas tempur khusus".
''Seperti yang Anda lihat, tidak hanya negara-negara Barat mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita dalam dimensi ekonomi - maksud saya sanksi ilegal yang semua orang tahu dengan sangat baik - tetapi juga para pejabat tinggi NATO terkemuka. negara membiarkan diri mereka membuat pernyataan agresif berkaitan dengan negara kita,'' katanya dalam siaran TV Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB mengatakan perintah Putin menunjukkan pemimpin Rusia "meningkatkan konflik dengan cara yang tidak dapat diterima".
Putin dikatakan menjadi semakin frustrasi dengan kecepatan invasi yang lebih lambat dari perkiraan dan pasukan Rusia sejauh ini gagal merebut ibu kota Kyiv. ( mirror/ bbc )