Perang Rusia Ukraina

UPDATE Perundingan di Belarusia, Tujuan Ukraina agar Rusia Tarik Pasukannya dari Kancah Peperangan

Pembicaraan gencatan senjata antara pejabat Rusia dan Ukraina dimulai di Gomel perbatasan Belarusia dan Rusia.

Editor: Salomo Tarigan
Image AP via Republicworld.com
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dasf 

TRIBUN-MEDAN.com - Pembicaraan gencatan senjata antara pejabat Rusia dan Ukraina dimulai di Gomel perbatasan Belarusia dan Rusia.

Sebelum adanya perundingan Rusia memang telah menghadapi isolasi ekonomi yang semakin dalam empat hari setelah menginvasi Ukraina.

Pasukan Rusia merebut dua kota kecil di tenggara Ukraina dan daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir, kata kantor berita Interfax.

Baca juga: GANASNYA Bertempur Pasukan Wanita Rusia, Misi Lain Spetsnaz Lakukan Pengintaian dan Sabotase

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan tujuan Ukraina untuk pembicaraan itu adalah gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.

Baca juga: NGERI Ribuan Jasad Militer Rusia Dipulangkan, 352 Warga Biasa Tewas | Berita Perang Rusia vs Ukraina

Hadir dalam perundingan Menteri Luar Negeri Belarusia, Vladimir Makei, membuat pernyataan saat Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dan Vladimir Medinsky, ajudan presiden Rusia dan delegasi lainnya.

"Teman-teman terkasih, Presiden Belarusia telah meminta saya untuk menyambut Anda dan memfasilitasi pekerjaan Anda sebanyak mungkin. Seperti yang telah disepakati dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskiy dan Putin, Anda dapat merasa benar-benar aman," kata Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei saat membuka perundingan, Senin(28/2).

Delegasi Rusia yang dipimpin oleh penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan pihaknya juga sudah berada di Belarusia dan siap mengikuti perundingan dengan Ukraina.

"Kami jelas memiliki kepentingan untuk mencapai sejumlah kesepakatan sesegera mungkin," ujar Medinsky.

Medinsky menyebut logistik untuk delegasi Ukraina 'sangat sulit', dengan waktu kedatangan ditunda beberapa kali.

Delegasi Rusia dan Ukraina dijadwalkan bertemu di sebuah lokasi dekat perbatasan Belarusia-Ukraina, tepatnya di Gomel dekat Sungai Pripyat.

Ini akan menjadi perundingan pertama antara kedua negara yang berperang sejak invasi dimulai pekan lalu.

Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy sebelumnya mengatakan jika Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, menghubungi Zelensky pada Minggu (27/2/2022) dan menawarkan jaminan keamanan.

Baca juga: BERITA BOLA: Persija Yakin Kalahkan Persib Bandung, Rekor 3 Pertemuan Marko Simic dkk Selalu Menang

Baca juga: Reaksi Kiwil Dengar Mantan Istrinya Rohimah Dinikahi Pria Bule asal Turki, Tidak Akur?

Pasukan Rusia Mogok

Hari ini, Senin (28/2/2022) merupakan hari ke-lima invasi dan Kyiv masih terus bertahan meski dikepung pasukan Rusia dan dihujani rudal.

Komandan Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrsky mengatakan, pasukan Rusia mengalami demoralisasi dan kelelahan hingga mogok untuk berperang.

Tak hanya itu, pasokan makanan Rusia dikabarkan juga tak kunjung datang hingga beberapa militer Rusia harus menjarah minimarket.

Seorang peneliti di Henry Jackson Society bernama Taraz Kuzio mengatakan, dari saluran berita Ukraina 24 dikabarkan ada sebanyak 5.000 tentara Rusia memberontak dan menolak melakukan serangan.

Mereka berada di daerah Kharkiv Utara,

Bahkan setengah dari mereka telah menyerahkan senjata ke Ukraina.

"Saluran Berita Ukraina 24, sebanyak 5.000 tentara Rusia di daerah Kharkiv Utara, memberontak dan menolak untuk menyerang Ukraina."

Selain itu pasokan makanan untuk tentara Rusia juga tak kunjung datang hingga membuat mereka meminta makanan kepada warga Ukraina.

Bahkan, sebagian terekam CCTV menjarah sebuah minimarket.

Sementara itu, terkait invasi Rusia, warga mulai marah terhadap Putin dan berunjuk rasa di Moskow.

Bahkan beberapa pegawai pemerintah Rusia memilih untuk mengundurkan diri.

Gubernur Kharkiv Oblast, Synyehubov mengatakan, beberapa tentara Rusia yang ditawan mengaku tak tahu akan dikirim ke Ukraina untuk berperang.

Mereka juga dipaksa berperang dan tak mengerti komando selanjutnya.

"Tentara Rusia, yang ditawan, mengaku dipaksa berperang, mengalami demoralisasi, mereka tidak ada hubungannya dengan komando pusat, tidak mengerti dan tidak tahu tindakan mereka selanjutnya,'' katanya.

Hingga kini perang masih terus bergulir.

(Tribun-Video.com/Tribun-Medan.com/Reuters/Willy Widianto/Tribunnews.com)

UPDATE Perundingan di Belarusia, Tujuan Ukraina agar Rusia Tarik Pasukannya dari Kancah Peperangan

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved