News Video

Nasib Para Pengungsi Anak-anak dan Wanita Ukraina, Lelaki Berusia 18-60 Tahun Harus Wajib Militer

Sedangkan para lelaki berusia 18-60 tahun harus mengikuti wajib militer cadangan di negara mereka dan tidak diizinkan pergi.

Stasiun kereta diubah menjadi tempat penampungan di mana orang-orang bisa mencari makanan dan beristirahat.


TRIBUN-MEDAN.COM
- Wanita, anak-anak dan lansia dari Ukraina berbondong-bondong mengungsi ke Polandia.

Sedangkan para lelaki berusia 18-60 tahun harus mengikuti wajib militer cadangan di negara mereka dan tidak diizinkan pergi.

Salah seorang pengungsi menyebut Putin gangguan jiwa karena memulai perang.

Dilansir dari Deutsche Welle pada Selasa, (8/3/2022) warga Polandia bersatu membantu mereka. Ratusan ribu orang dilaporkan telah meninggalkan Ukraina.

Orang-orang ini kini sudah aman, mereka baru saja tiba di Uni Eropa.

Perempuan, anak-anak, dan lansia dari Ukraina tiba di Polandia dengan kereta.

Laki-laki usia 18-60 tahun yang fit untuk wajib militer tidak diizinkan meninggalkan Ukraina.

Salah seorang pengungsi bernama Lilya Shepitko, warga Lviv mengungsi ke Polandia bersama anak-anaknya.

Sedangkan sang suami tetap di Ukraina sedang bersiap membuat barikade, dan mengantar logistik ke bunker, gereja dan sekolah.

"Saya berharap ini semua segera berakhir dan kami bisa pulang. Saya ingin pulang." tuturnya.

Jika biasanya hanya perlu waktu 2 jam untuk perjalanan dari Lviv ke Przemysl, kini butuh lebih dari sehari.

"Biasanya perjalanan kereta dari Lviv ke Przemysl hanya dua jam. Tapi sekarang perlu lebih dari satu hari untuk sampai ke sini," lanjutnya.

Stasiun kereta diubah menjadi tempat penampungan di mana orang-orang bisa mencari makanan dan beristirahat.

Anna Aralda, warga Lviv yang ikut mengungsi menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin gila.'

Sebab dia memulai perang dengan Ukraina di abad ke-21 ini.

Meski demikian ia berterima kasih kepada warga Polandia.

“Kami sangat berterimakasih kepada warga Polandia yang menolong warga Ukraina. Putin adalah orang yang gila. Ada yang salah dengannya. Jika dia cerdas, dia tidak mungkin akan memulai perang. Kita hidup di abad ke-21.“ ungkapnya.

Banyak relawan membantu pengungsi yang baru tiba.

Mereka menawarkan tumpangan gratis ke Katowice, Krakow, bahkan ke Berlin.

(tribun-video.com/saradita, Deutsche Welle)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved