Minyak Goreng Langka

MANTAN Menteri Ekonomi Rizal Ramli Soroti Lonjakan Harga Minyak Goreng: 'Jangan Buang Badan'

Mantan Menteri Ekonomi, Rizal Ramli, yang kini berkiprah sebagai Ekonom Senior turut mengomentari kondisi minyak goreng yang terjadi di Indonesia.

TRIBUN MEDAN / FADLI
Rizal Ramli saat bertemu wartawan di Kota Medan, Senin (21/3/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Mantan Menteri Ekonomi, Rizal Ramli, yang kini berkiprah sebagai Ekonom Senior turut mengomentari kondisi minyak goreng yang terjadi di Indonesia.

Ditemui Tribun Medan di Medan, Rizal mengatakan soal kebutuhan pokok itu ada dua kelompok masalah satu kelompok masalah berlimpah atau Management Of Abandonment masalah berlimpah.

Kedua kasus barang langka atau management of scarcity.

"Yang kedua ini lebih sulit untuk menyelesaikannya, tapi kalau kasus barang berlimpah harusnya menyelesaikannya jauh lebih mudah. Buat saya nggak masuk akal kasus minyak goreng ini udah bulan keempat banyak alasan menterinya ini itu, banyakan juga nagaur, terkesan buang badan," ujarnya, Senin (21/3/2022).

Lanjut Rizal, terakhir ia cari jalan gampangnya yakni melepaskan harga pasar.

Otomatis harga minyak goreng naik dua setengah kalinya.

"Tentu dengan harga dua setengah kali ini rakyat gak mampu beli. Itu lah kemudian yang antre berkurang barangnya jadi ada," katanya.

Kondisi masyarakat saat ini, sambungnya, kebanyakan pekerja harian. Pendapatannya itu dapatnya harian.

"Jadi kalau barang sesuatu misalnya dia ngantre-ngantre, dia kan mau dapat diskon Rp 2.000 perak. Itu aja dia mau ngantre berkilo-kilo meter, nah begitu harganya naik lebih dari dua kali ya dia gak mau ngantre dong dah pasti duitnya juga gak cukup," katanya.

Baca juga: Sumut Jadi Tuan Rumah Hari Pers Nasional 2023, Gubernur Edy Sebut Akan Benahi Infrastruktur

Baca juga: ANAK yang Bacok Ibu Kandungnya di Madina Diringkus di Area Persawahan, Pisau Juga Ditemukan

Dalam masalah minyak goreng ini, menurut Rizal, pemerintahan sekadar ngelepasin kepada mekanisme pasar untuk kebutuhan pokok itu.

Pemerintah yang tidak bertanggungjawab karena kalau untuk kebutuhan pokok mestinya diatur supaya harganya terjangkau oleh rakyat biasa.

"Tapi kalau bukan kebutuhan pokok misalnya harga mobil, barang elektronik, mau naik berapa aja silahkan itu mah urusan pasar swasta. Tapi kalau harga kebutuhan pokok pemerintah berupaya supaya buat rata-rata rakyat ini," katanya.

Kondisi minyak goreng saat ini, Rizal menjelaskan bahwa dirinya juga pernah mengalami masalah seperti ini.

Bahkan, pihaknya juga telah menemukan win-win solusi.

"Nah ini kan lucu masalah ini saya sendiri pernah ngalami dulu tahun 2000 waktu saya Menko Ekonomi di zaman Gus Dur. Di mana harga CPO di luar negeri naik 100 persen, pengusaha sawit dia rakus berlebihan. Ia ambil dari dalam negeri dijual di luar negeri sehingga harga minyak goreng di dalam negeri malah naik lebih dari 100 persen apa yang terjadi persis kayak gini," ungkapnya.

Dalam menyelesaikan masalah tersebut, Rizal mengatakan bahwa dirinya memangil anak buahnya yang saa itu Menteri Perindustrian dan Perdagangan namanya Jenderal Luhut Panjaitan.

"Saya bilang bang ini daftar raja sawit swasta ini daftar raja sawit BUMN panggil mereka sampaikan pesan saya ada tiga. Saya bilang, kalian jangan rakus berlebihan. Ini kan udah untung harga di luar negeri naik 100 persen masak mau ambil jatah domestik untuk dijual keluar itu namanya keterlaluan. Kedua, jangan lupa kacang sama kulitnya, kalian semua nanam sawit ini di tanah negara loh, tanah negara itu milik rakyat yang kelola negara jangan kebalik. Kalian pada saat disuruh nanam sawit dulu awal-awalnya dikasih kredit bunga yaitu kredit likuiditas Bank Indonesia, bunganya hanya 2 persen, kredit UKM aja 12 persen jadi jangan dong kacang lupa sama kulitnya yang," bebernya.

"Ketiga, kalau dalam sebulan harga minyak goreng enggak kembali normal gua akan periksa semua pajaknya pasti gak beres gua tangkap dan gak ada ampun. Luhut gua masih ingat waktu itu, siap gua senang banget dapat tugas ini, kenapa? gua kan Kopassus, gua paling senang nginjak kaki orang, dia kumpulin lah raja sawit BUMN sama swasta dia bilang ada pesan dari bos saya doktor Rizal Ramli, dia itu orang sipil tapi kelakuannya kayak jenderal bintang lima, nah itu hebatnya Luhut," sambungnya.

Dengan ketegasan itu, lanjutnya, dalam waktu tiga minggu harga minyak goreng turun.

"Masih relevan? Ya masih dong, kan gak berubah jatah dalam negeri dijual keluar yang kedua kan tanah rakyat, tanah Negera ini. Cuma pejabatnya punya nyali berhadapan dengan mereka-mereka ini, jangan-jangan dia udah bayarin semua, dalam tanda kutip ini ya. Jangan indikasi, lu kan Menteri bisa atur supaya diperiksa semuanya, buktinya faktanya mereka menyerah, dengan melepaskan atau menghapuskan HET melepaskan harga pasar dia udah nyerah," pungkasnya.

Baca juga: Dor, Dirtahti Polda Gorontalo AKBP Beni Mutakhir Tewas Ditembak Tahanan, Polisi Bungkam Kronologinya

Baca juga: Beauty Shape, Korset Pelangsing Dijamin Terbukti Dalam 2 Minggu

(mft/www.tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved