Breaking News

Medan Terkini

TORANG Sitorus Launching Buku The Batak Ulos, Sebuah Perjalanan dan Keberlanjutan Ulos Di Masa Depan

Torang Sitorus melaunching sebuah buku bertajuk Identity in A Piece of Cloth : The Batak Ulos, di Glass House Mutia Garden

TRIBUN MEDAN/ANGEL AGINTA
Torang Sitorus me-launching sebuah buku bertajuk Identity in A Piece of Cloth : The Batak Ulos, di Glass House Mutia Garden, Kota Medan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Torang Sitorus me-launching sebuah buku bertajuk Identity in A Piece of Cloth : The Batak Ulos, di Glass House Mutia Garden, Kota Medan.

Adapun pemuda batak yang lahir dan besar di Tarutung Sumatera Utara ini sempat terpilih menjadi satu dari 75 ikon prestasi Pancasila pada tahun 2020 telah mendedikasikan waktunya setidaknya dalam dua dekade terakhir pada pelestarian wastra batak, Ulos.

Torang juga telah mengoleksi sekitar kurang lebih 2000 helai ulos yang dinilai lengkap untuk semua jenis ulos yang ada di dunia.

Koleksi tersebut merupakan hasil pencarian Torang Sitorus selama 20 tahun yang berasal dari dalam dan luar negeri antara lain daerah Samosir, Bali, Singapura, Belanda, India dan lainnya.

Torang bukan hanya sekedar kolektor, perjalanannya hingga hari ini adalah bagian dari grand design yang telah ia susun dan pikirkan sejak lama. Torang mengklaim dirinya sebagai  sosok yang anti-eksklusivisme, baginya pembangunan harus dapat dirasakan dan dinikmati oleh semua orang.

Sehingga ia pun melaunching sebuah buku tentang perjalanan, pemberdayaan dan replikasi menuju keberlanjutan Ulos di masa depan.

"Identity in A Piece of Cloth The Batak Ulos ini adalah sebuah perjuangan, sebuah harapan dan sebuah perwujudan mimpi saya," ujar Torang.

Bagi Torang, sudah menjadi tanggung jawab semua orang untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara, dan Torang memilih kontribusinya pada pelestarian budaya bangsa yang akan membuat kita selalu berdecak kagum pada kayanya bangsa ini dan bangga menjadi Bangsa Indonesia.

Tidak terkecuali para artisan tenun ulos, yang menurutnya adalah harta dan nilai yang tidak terukur dan penting untuk dilestarikan keahliannya.

Hal inilah yang menginisiasi Torang membentuk partonun pada tahun 2016, sebuah program dampingan bagi artisan tenun ulos pada aspek kelembagaan, finansial dan teknis pembuatan ulos yang lebih mumpuni.

Hasilnya adalah replikasi ulos dengan motif dan material pilihan dan dinilai berhasil menempatkan ulos di hati masyarakat.

Sambutan hangat dan dukungan positif masyarakat berdampak baik pada determinasi Torang untuk terus berkarya.

"Perjalanan dan perjuangan tidak memiliki arti jika hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Aspek knowledge management adalah strategi yang dipilih  untuk bisa mentransfer pengetahuan kepada semua orang, buku ini yang mengemas dengan baik tentang perjalanannya, " tuturnya.

Lanjut Torang, bukan sebuah perjalanan mudah untuk menciptakan buku yang dinilai baik dan menarik.

Namun Torang tidak berpretensi untuk terlihat berbeda dari yang lain, akan tetapi pada buku ini Torang memulai ceritanya tentang awal mula mencintai ulos, filosofis dan pakem budaya batak.

Kemudian sajian photography pada 136 koleksi ulos terbaik yang disertai dengan penjelasan pada masing-masing ulos yang memancing rasa penasaran pembacanya untuk menyelesaikan sebanyak 376 halaman fantastis di setiap lembarnya.

(cr9/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved