TRIBUNWIKI
DERETAN Fashion Desainer Asal Sumut yang Sukses dan Karyanya Tembus Pasar Internasional
Orang yang memiliki keahlian dalam bidang ini biasanya mudah dilirik oleh orang-orang ternama untuk diajak kolaborasi, terutama dengan kalangan selebr
TRIBUN-MEDAN.com- Memiliki keahlian khusus dalam suatu bidang memang sangat baik untuk menunjang karir bagi seseorang.
Di era ini sebagai generasi muda memang harus dibekali skill yang mumpuni agar siap bersaing dengan banyak orang nantinya.
Memiliki hobby yang nantinya bisa dijadikan pekerjaan juga menjadi mimpi bagi banyak orang, salah satu nya menjadi Fashion Desainer.
Belum banyak orang yang dapat menjadi seorang Fashion Desainerkarena termasuk profesi mahal dan membutuhkan biaya belajar yang bisa dikatakan tidak murah.
Namun jangan takut jika terus mencoba untuk membuat karya yang unik maka bisa mencari beasiswa dan sudah banyak bentuk kerjasama untuk bisa mengambil sekolah fashion baik dalam negeri atau pun luar negeri.
Orang yang memiliki keahlian dalam bidang ini biasanya mudah dilirik oleh orang-orang ternama untuk diajak kolaborasi, terutama dengan kalangan selebriti.
Ternyata memiliki bakat dalam bidang fashion dapat membawa keburuntungan yang baik, tak sedikit orang yang sukses menjajaki profesi ini hingga karyanya bisa terkenal di tanah air hingga kancah internasional.
Beberapa nama Fashion Desainer ternyata ada yang berasal dari Sumatera Utara, dan mengawali karir dari kampung halamannya pula, bahkan ada yang sudah menggelar pameran di luar negeri dan kini menjadi perancang busana para artis papan atas.
Baca juga: DERETAN Desainer asal Sumut Dikenal di Kalangan Selebritis, Ada yang Mendalami Tenun Ulos
Berikut deretan Fashion Designer yang sukses meniti karir hingga dikenal kalangan selebriti berasal dari Sumatera Utara.
1. Edward Hutabarat

Lelaki ini berprofesi sebagai seorang desainer yang terkenal, ia dikenal melalui rancangannya yang selalu unik dan mengangkat budaya Indonesia.
Edward lebih dikenal dengan nama Bang Edo, ia memulai karirnya sebagai desainer sejak tahun 1981.
Ia juga belajar fashion secara otodidak dan kini dirinya berkarya di Jakarta.
Dirinya juga pernah menjadi finalis Lomba Perancang Mode (LPM), kemudian pada tahun 1985 juga mendalami mengenai tenun ulos dan akhirnya sempat mengadakan pameran di Belanda bersama Prajudi Atmordirdjo.
Selanjutnya pada tahun 1990, Bang Edo mendalami songket dan batik Jambi yang kemudian dapat membawanya untuk melakukan sebuah acara pameran di London pada tahun 1992.
Kemudian pada tahun 1996 ia membuat busana nasional Indonesia dan dikenal sebagai pembuat kebaya berkelas.
Riset atas kain tradisional dan seni kriya Indonesia melahirkan buku Busana Nasional Indonesia tahun 1999 dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Meskipun bukan pembatik, kecintaannya pada batik membuat dirinya untuk merilis buku kedua, Batik Indonesia pada tahun 2006.
Kemudian pada tahun 2007, ia kembali hadir dengan rancangan busana berbahan batik melalui rancangan bermerek Part One yang bergaya muda dan urban global dengan memadukan batik katun atau corak kotak-kotak , bergaris atau berbunga yang kemudian banyak diminati hingga desain tersebut banyak diikuti orang lain.
Berbagai karya yang ia hasilkan mengantarkan dirinya meraih penghargaan Fashion Icon Award 2008 dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode atau APPMI sebagai penggagas kembalinya batik tenun.
Edo rutin berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia, selain untuk mempromosikan busana nasional dan pemakaian kain tradisional, terutama batik sebagai gaya hidup sehari-hari, juga untuk bekerja sama dengan perajin kriya di berbagai tempa hingga kini.
Baca juga: Sosok Jada Pinkett Smith, Viral Will Smith Murka Dirinya Dibully Oleh Presenter saat Oscar 2022
2. Ghea Panggabean

Selanjutnya adalah Ghea Panggabean ia merupakan desainer wanita yang mendapat julukan Ratu Etnik karena konsisten menggunakan elemen dari suku-suku berbagai belahan dunia ke dalam desain busana dan aksesorinya.
Perjalanan dirinya mendalami dunia fashion juga sudah cukup lama, ia pernah belajar fshion di fashion di Lucie Clayton College of Dressmaking Fashion Design, London (1976-1978) dan Chelsea Academy of Fashion, London (1979).
Kemudian Ghea kembali ke Jakarta dan langsung menarik perhatian pencinta fashion karena karakter karyanya yang menggunakan berbagai unsur khas dari budaya yang berkembang masyarakat lokal, Indonesia.
Ghea juga kembali mempopulerkan jumputan dan lurik ke dalam fashion sampai kini, ia juga tak berhenti berkarya dengan tema kekayaan tanah air.
Dirinya juga memperkenalkan kain simbut yang merupakan batik kuno dari Banten, busana pengantin Jawa yang berupa kebaya panjang beludru hitam dengan pasangan kutu baru, hingga aksesori dari Sumatra Barat dan kain tenun Indonesia bagian Timur.
Sudah banyak penghargaan yang telah diraih wanita ini ia juga melakukan kolaborasi dengan Ivan Gunawan dalam ajang Indonesia Fashion Week 2018 (IFW).
Dimana mereka mengangkat kebudayaan Batak untuk dipamerkan pada ajang bergengsi tersebut.
Keduanya merancang kain ulos yang disulap menjadi busana daily towear yang sangat terlihat santai dan cantik, potongan feminim dan elegan dengan sentuhan warna monokromatik menambah kesan elegan ketika dipakai.
Selain itu wanita ini juga pernah menerima penghargaan "Best Asian Designer Award" tahun 1987 di Singapura, Apparel Trophy sebagai desainer pakaian siap pakai terbaik Indonesia tahun 1987 dari Redaktur Mode, dan Adikarya Wisata Award tahun 1987.
Selain dipasarkan di sejumlah gerai toko di Jakarta, beberapa karya Ghea juga dapat ditemukan di Aseana Boutique di Kuala Lumpur, Malaysia yang kemudian dipasarkan lagi hingga ke Amerika, Prancis, dan Belgia.
Baca juga: SOSOK Dr Ferry Limbong, Ketua IPPAT Sumut, Pernah Menjabat Ketua INI
3. Hartono Gan

Hartono Gan merupakan seorang desainer asal Medan.ia juga sudah sedari kecil menyukasi bidang fashion, hingga kini sudah 12 tahun ia menggeluti profesi ini.
Ia juga menangani beberapa busana selebriti papan atas seperti Raisa, Luna Maya dan juga Ayu Dewi.
Menurut Hartono Gan menjadi desainer butuh perjuangan panjang. Bukan hanya sebatas fashion, bisnis dan uang.
Lebih dari itu, baginya fashion adalah hidup.
Sebab dirinya yang sangat mencintai dunia fashion ia juga berkesempatan untuk melanjutkan studi ke sekolah fashion singapura dan juga pernah berkarir di hongkong.
Ia juga mengajak anak muda untuk mulai belajar industri ini karena memiliki peluang yang sangat besar di masa depan, ia juga menegaskan jika kini belejar fashion bisa dari mana saja.
(cr18/tribun- medan.com)