Ramadhan 1443 Hijriyah
Sunnah Berbuka Puasa Nabi Muhammad, Inilah Doa dan Adab yang Dilakukan Jelang Azan
Ya Allah karenaMu aku berpuasa, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu
TRIBUN-MEDAN.com - Apakah benar menunda buka puasa Ramadan 2022 akan mengurangi pahala?
Berikut hukumnya dalam Islam, dijelaskan Wahid Ahmadi, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, melansir dari TribunWow.com.
Di samping itu, simak juga doa buka puasa Ramadan, serta tata cara berbuka puasa Rasulullah SAW.
Hukum menunda buka puasa
Jawaban:
Menunda berbuka puasa ya tidak bagus, karena yang disunahkan adalah menyegerakan berbuka puasa.
Jadi yang tepat adalah berbuka sebelum salat Magrib.
Namun kalau dia menunda-nunda sampai malam misalnya, ya itu tidak bagus berarti tidak memenuhi anjuran dari Rasulullah, maka kurang berkah.
Jadi segera saja begitu sudah terdengar azan Magrib atau tanda waktu berbuka, maka segeralah membatalkan puasa.
Baca juga: Bacaan Doa Kamilin, Doa Penutup Sholat Tarawih dan Sholat Witir Bulan Ramadhan
Baca juga: Bagaimana Hukum Meninggalkan Sholat Tarawih, Apakah Nilai Puasa Ramadhan Sia-sia
Berbuka yang disunahkan adalah dengan menggunakan kurma, namun jika tidak ada bisa dengan makanan atau minuman yang manis.
Namun jika tetap tidak ada, bisa membatalkan dengan air putih.
Setelah itu, baru menjalankan ibadah salat Magrib.
Doa buka puasa Ramadan 2022
Berdasarkan keterangan hadis ada dua doa buka puasa yang masyhur di kalangan masyarakat umum.
Baca juga: Amalan Bulan Ramadhan, Baca Doa Zikir Pagi Ini Setelah Dhuha, Dahsyatnya Kalimat Hasbunallah
Bacaan doa buka puasa ini dilafadzkan saat seseorang mendengar azan Magrib, dan hendak membatalkan puasanya.
Doa buka puasa pertama adalah dari hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Dawud.
Bunyi doanya seperti ini:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahaba ddhoma'u wabtallatil uruqu watsabbatil ajru insya Allah
Artinya: Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap.
Doa buka puasa kedua berasal dari hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim yang bunyinya:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya: "Ya Allah karenaMu aku berpuasa, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih."
Lalu mana yang benar di antara kedua doa tersebut?
Tidak ada yang salah dari dua doa yang sama-sama memiliki riwayat dari hadis Rasulullah SAW.
Sebagian ulama dari Madzhab Imam Syafi'i lalu mengambil jalan tengah dengan menggabungkan dua doa tersebut sehingga doa buka puasa Ramadan menjadi seperti ini:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Itulah tentang doa buka puasa Ramadan sesuai dengan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah, diriwayatkan oleh para sahabat dan ahli hadist lalu menjadi masyhur di tengah masyarakat.
Tata Cara Berbuka Puasa Rasulullah SAW
Dikutip dari Serambinews.com, Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc membeberkan urutan tata cara berbuka puasa seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, yakni:
1. Siapkan air putih atau kurma.
Minimal kurma 3 biji atau lebih tapi disunahkan ganjil jumlahnya.
2. Tunggu suara azan magrib dan pastikan itu benar ada azan maghrib.
3. Jika telah mendengar azan maka bacalah 'bismillah' kemudian makan kurma tadi baru anda minum air yang Anda sukai.
Tapi jika tidak ada kurma maka hendaknya minum air putih dulu.
4. Setelah makan kurma dan minum air putih maka ucapkan doa berikut:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dzahabaz zhomaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah
"Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah.” [HR Abu Daud no 2357, Ad Daruquthni no 2/401]
Setelah itu jika Anda ingin doa dengan doa-doa yang lain maka silahkan dan perbanyaklah.
5. Jangan lupa Anda ada kewajiban salat maghrib.
Sebagai informasi, ada beberapa syarat wajib dan sahnya puasa Ramadan.
Mengetahui syarat wajib dan sahnya puasa perlu terus diingat agar puasa yang dijalani lebih afdal.
Dikutip dari berbagai sumber kitab fikih seperti Sullamussafinah, Sullamuttaufiq maupun Bidayatul mujtahid wa hidayatul muqtasid, para ulama fikih menerangkan syarat wajib dan sahnya puasa dalam pembahasan tersendiri.
(*/Tribun-Medan.com)