Kisah Ramadan
Dibangun Sejak 1880, Mimbar dan Bangunan Depan Masjid Jamik Ismailiyah Belum Pernah Diganti
Masjid Jamik Ismailiyah di Kabupaten Sergai ternyata sudah dibangun sejak tahun 1880 oleh H Tengkoe Ismail
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,SERGAI -Masjid Jamik Ismailiyah Bedagai merupakan satu dari sekian banyak masjid tertua di Kabupaten Serdangbedagai (Sergai).
Masjid Jamik ismailiyah ini dibangun sejak tahun 1880 oleh H Tengkoe Ismail (Soeloeng Laoet).
Amatan Tribun-medan.com, masjid yang berdiri kokoh di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Sergai, Sumatera Utara ini tampak begitu indah dengan balutan cat warna putih dan kuning.
Begitu juga dengan menara masjid yang menjulang tinggi,, sehingga juga terlihat begitu megah.
Sementara pada bagian depan masjid, tampak perkuburan atau makam H Tengkoe Ismail dan ayahnya Soeltan Oesman (Pengeran Niara Kelana Negeri Bedagai).
Imam Masjid Jami, Baddaruddin (70) saat ditemui menceritakan kisah dari masjid yang dibangun pada tahun 1880 ini.
"Masjid ini di bangun pada tahun 1880 oleh H Tengkoe Ismail (Soeloeng Laoet). Tengkoe Ismail anak pertama dari sultan deli bernama Soeltan Oesman (Pengeran Niara Kelana Negeri Bedagai)," ujar Baddaruddin, Minggu (10/4/2022).
Lanjut pria yang kerap disapa Alang Badar ini mengatakan, pada dahulunya Soeltan Oesman ini menikah dengan putri raja dari kerajaan Tanjung Balai.
Kemudian, pasca pernikahan Soeltan Oesman dengan putri raja, istri Soeltan Oesman pun mengandung H Tengkoe Ismail.
"Sewaktu H Tengkoe Ismail dalam kandungan ibunya, dan pada waktu itu ibunya sedangkan melakukan perjalanan laut, di dalam perjalanan ibu melahirkannya, makanya diberi gelar Soeloeng Laoet," ujar Alang Badar.
Soeloeng (sulung) arti dari bahasa Melayunya adalah yang pertama. Jadi, Alang Badar menambahkan, nama aslinya H Tengkoe Ismail dan gelarnya Soeloeng Laoet karena, lahir di laut dan anak pertama.
Sementara itu, disekitaran Masjid Jami ini, dahulunya terdapat istana raja. Namun saat disayangkan bangun ini sudah tak terlihat lagi.
"Tidak hanya itu, di samping masjid ini, ada juga istana raja. Cuma saat ini sudah tidak ada lagi bangunannya. Kalau pun mau melihat bagaimana bentuknya, ada foto yang dipajang di luar dinding masjid ini," ujar Alang Badar.
Begitu juga dengan foto lama Masjid Jami, jika ada masyarakat yang ingin melihatnya sebelum dilakukan renovasi sekarang ini, fotonya juga terpampang dipajang di luar dinding masjid.
"Yang masih asli dari awal berdirinya masjid ini adalah, mimbar dan seluruh bentuk yang ada di dalam masjid tidak ada yang berubah, semuanya masih sama dari awal berdirinya masjid ini," ujar Alang Badar.