Ramadhan 1443 Hijriyah
Pahala yang Didapat Mengerjakan Tarawih Malam Kesembilan dan Sepuluh, Lengkap Doa Kamilin
Berikut pahala salat tarawih malam kedelapan, sembilan dan sepuluh. Salat tarawih merupakan
TRIBUN-MEDAN.com - Berikut pahala salat tarawih malam kedelapan, sembilan dan sepuluh.
Salat tarawih merupakan ibadah yang hanya ada di bulan suci Ramadan.
Meski hanya ibadah sunnah, salat tarawih lebih baik dikerjakan karena memiliki banyak keutamaan.
Baca juga: Sempat Terjerat Kasus Prostitusi, Artis Cantik Ini Keracunan, Kini Terbaring Lemas di Rumah Sakit
Baca juga: Keistimewaan Malam Ramadhan dan Tarawih, Lengkap Bacaan Doa Setelah Witir Latin dan Artinya
Terlebih ibadah itu bisa dibilang pelengkap puasa Ramadan setelah seharian menahan lapar dan haus.
Hari ini, Sabtu (9/4/2022) merupakan malam kedelapan Ramadan 1443 H sesuai ketetapan pemerintah.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW, pernah ditanya tentang keutamaan shalat Tarawih di bulan Ramadan. Kemudian beliau menjawab :
- Keutamaan salat Tarawih Pada malam pertama, keluarlah dosa orang mukmin (yang melakukan sholat Tarawih) sebagaimana ibunya melahirkan ia di dunia.
- Pada malam kedua, Orang yang melaksanakan salat Tarawih akan diampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
- Pada malam ketiga, Para Malaikat menyeru dari bawah ‘Arsy: “mulailah untuk melakukan amal kebajikan, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu”.
Baca juga: SETERU Dewi Perssik dan Nikita Memanas, Nama Nafa Urbach Terseret : Laki Orang Disosor Jengger
Baca juga: Pasca Glenn Fredly Meninggal Artis Cantik Ini Setahun Tak Keluar Rumah : Kayak Orang Gila
- Keutamaan salat Tarawih Pada Malam keempat, Orang yang beriman akan mendapat pahala layaknya orang yang membaca kitab Taurot, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
- Pada Malam kelima, Allah SWT akan menganugerahkan pahala layaknya orang yang salat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.
- Keutamaan salat Tarawih Pada Malam keenam, Allah SWT memberikan padanya pahala seperti pahala bagi orang yang melakukan Thawaf di Baitul Makmur dan Bebatuan memohonkan ampunan baginya.
- Pada Malam ketujuh, Bagi yang melaksanakan salat Tarawih seakan-akan menemui zaman Nabi Musa dan menolongnya dari serangan bala tentara Fir'aun dan Haman.
Baca juga: Banyak Belum Tahu Bagimana Hukum Menelan Ludah Selama Berpuasa, Begini Penjelasan Fiqihnya
- Keutamaan salat Tarawih Pada Malam kedelapan, Allah SWT akan memberikan segala sesuatu yang sudah diberikan-NYA kepada Nabi Ibrahim AS.
- Pada Malam kesembilan, Orang yang salat Tarawih Mendapat pahala seperti layaknya pahala ibadah yang dilakukan oleh para Nabi.
- Pada Malam kesepuluh, Allah SWT akan memberikan kebaikan dunia dan akhirat bagi yang salat Tarawih.
Dan begitu seterusnya sampai akhir Ramadan.
Niat Sholat Tarawih dan Witir Dilakukan Sendirian dan Berjemaah, Dilengkapi Doa Kamilin
Baca juga: Miris Nasib Artis Ini, 6 Bulan Nikah Istri Meninggal, Keluar Penjara Karier Hancur Terjun Bebas
Simak niat dan tata cara sholat Tarawih dan shalat Witir yang bisa dilakukan sendirian atau berjemaah.
Niat sholat Tarawih dan shalat Witir dilengkapi dengan doa kamilin.
Shalat Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan.
Sementara shalat Witir adalah salat sunat dengan jumlah rakaat ganjil.
Bacaan Niat Shalat Tarawih dan Shalat Witir
1. Niat salat Tarawih Berjemaah – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: "Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
2. Niat Salat Tarawih Sendiri (Munfarid) – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: "Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
3. Niat Salat Tarawih sebagai Imam – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala."
4. Niat Salat Witir – 1 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya niat salat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa."
5. Niat Salat Witir – 3 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: "Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."
Inilah tata cara shalat Tarawih secara berurutan seperti dikutip Tribunnews.com dari TribunJabar.com:
1. Pelafalan niat shalat Tarawih
2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram setelah melafalkan niat
4. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah
Setelah itu, baca salah satu surat pendek Al-Quran
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
12. Salam pada rakaat kedua/keempat.
Setelah selesai melakukan shalat Tarawih, dapat ditutup dengan shalat Witir.
Baca juga: Isi Ceramah Ganjar Pranowo saat Jadi Khatib Salat Tarawih di Masjid UGM, Singgung soal Minyak Goreng
Bacaan Doa Kamilin
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, setelah melaksanakan shalat Tarawih, dianjurkan membaca doa Kamilin berikut ini:
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn.
Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn.
Wa bil-hudâ mutamassikîn.
Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn.
Wa fid-dunyâ zâhdîn.
Wa fil ‘âkhirati râghibîn.
Wa bil-qadlâ’I râdlîn.
Wa lin na‘mâ’I syâkirîn.
Wa ‘alal balâ’i shâbirîn.
Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn.
Wa ilal jannati dâkhilîn.
Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn.
Wa min tha‘âmil jannati âkilîn.
Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn.
Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în.
Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan.
Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman.
Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn.
Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn.
Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în.
Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya:
"Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya,
yang memenuhi kewajiban- kewajiban,
yang memelihara shalat,
yang mengeluarkan zakat,
yang mencari apa yang ada di sisi-Mu,
yang mengharapkan ampunan-Mu,
yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan,
yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat,
yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu),
yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad),
yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan,
yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
(*/Tribun-Medan.com)