Perang Rusia Ukraina
Kapal Perang Andalan Rusia 'Moskva' Rusak Parah di Pulau Ular Tertembak Rudal
Militer Ukraina menyatakan telah menenggelamkan salah satu kapal perang terbesar Vladimir Putin di Laut Hitam.
TRIBUN-MEDAN.com - Militer Ukraina menyatakan telah menenggelamkan salah satu kapal perang terbesar Vladimir Putin di Laut Hitam.
Berbagai sumber di media sosial mengklaim bahwa kapal perang Moskva dihancurkan oleh rudal Ukraina dan dikirim ke 'dasar laut'.
Melalui Twitter, seorang reporter mengatakan: "Banyak laporan bahwa Moskva salah satu dari tiga kapal penjelajah rudal Kelas Slava Rusia dan kapal utama Laut Hitam dihantam oleh rudal Ukraina dan dibiarkan terbakar di Laut Hitam."
"Moskva telah dihantam oleh dua rudal anti kapal Neptunus dan terbakar di laut yang ganas," kata penasihat presiden Oleksiy Arestovych seperti dikutip Daily Star, Kamis (14/4/2022).
Interfax mengutip kementerian pertahanan Rusia menyatakan insiden di kapal penjelajah rudal Moskva terjadi setelah amunisi di kapal meledak.
“Akibat kebakaran, amunisi meledak di kapal penjelajah rudal Moskow. Kapal rusak parah,” kata kementerian pertahanan Rusia, seraya menambahkan bahwa penyebab kebakaran sedang diselidiki dan kru telah dievakuasi.
Moskva ditampilkan dalam salah satu pertukaran awal perang yang penting, ketika penjaga perbatasan Ukraina di Pulau Ular, sebuah singkapan kecil di Laut Hitam, mengatakan kepada kapal itu untuk pergi setelah kapal itu menuntut mereka menyerah.
Maksym Marchenko, gubernur wilayah di sekitar pelabuhan Laut Hitam Odesa, mengatakan bahwa Moskva telah dihantam oleh dua rudal jelajah anti-kapal Neptunus buatan Ukraina, tetapi tidak memberikan bukti.
“Telah dikonfirmasi bahwa kapal penjelajah rudal Moskva hari ini pergi persis ke tempat yang diperintahkan penjaga perbatasan di Pulau Ular,” katanya dalam sebuah posting online.
Baca juga: Ukraina Sebut 13 Tentara Tewas Pertahankan Pulau Ular, Rusia Nyatakan Tidak Ada Perlawanan
Menurut media Rusia, Moskva awalnya dibangun di era Soviet di Mykolayiv Ukraina, dan mulai beroperasi pada awal 1980-an
Kapal dengan awak berjumlah 510 orang itu sebelumnya dikerahkan dalam konflik Suriah di mana ia berfungsi sebagai perlindungan angkatan laut untuk pangkalan udara pasukan Rusia di Hmeimim.
Kapal penjelajah rudal membawa 16 rudal anti-kapal P-1000 Vulkan serta berbagai senjata anti-kapal selam dan torpedo ranjau.
Pada April 2021, badan tersebut mengutip seorang pensiunan laksamana Rusia yang mengatakan "ini adalah kapal paling serius di Laut Hitam". (Daily Star/SCMP)