Sri Lanka Bangkrut, Berawal dari Gagal Bayar Utang hingga Darurat Nasional

Negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu juga mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang akut.

AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA
Anggota Persatuan Pemuda Sosialis bentrok dengan polisi ketika mereka berusaha memasuki kantor presiden selama protes terhadap krisis ekonomi terburuk yang pernah terjadi di Kolombo, Sri Lanka, Jumat, 18 Maret 2022. 

Adapun kegiatan trading dihentikan di bursa saham Sri Lanka saat itu.

Gubernur bank sentral menolak seruan untuk mencari bailout dari Dana Moneter Internasional dan mengumumkan pengunduran dirinya.

5 April: Presiden kehilangan suara mayoritas

Masalah Rajapaksa semakin dalam ketika Menteri Keuangan Ali Sabry mengundurkan diri hanya sehari setelah diangkat.

Rajapaksa juga kehilangan mayoritas parlementernya karena mantan sekutu mendesaknya untuk mundur. Dia lalu mengumumkan keadaan darurat.

7 April: Permohonan restrukturisasi utang

Rajapaksa menunjuk panel ahli untuk mengatur restrukturisasi utang, sedangkan lembaga pemeringkat memperingatkan risiko wanprestasi.

8 April: Rekor kenaikan suku bunga

Bank Sentral Sri Lanka menaikkan suku bunga dengan rekor 700 basis poin dalam upaya menghentikan rupee Sri Lanka jatuh bebas, karena sudah jatuh lebih dari 35 persen dalam sebulan.

9 April: Demo jalanan terbesar

Puluhan ribu orang mengepung kantor presiden dalam demo Sri Lanka terbesar hingga saat ini, menuntut Rajapaksa mengundurkan diri.

10 April: Kekurangan obat

Para dokter Sri Lanka mengatakan, mereka hampir kehabisan obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa pasien, seryaa memperingatkan bahwa krisis bisa berakhir dengan membunuh lebih banyak orang daripada pandemi virus corona.

11 April: PM Sri Lanka memohon kesabaran rakyat

 

Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa memohon rakyat bersabar di tengah protes massa baru.

12 April: Sri Lanka gagal bayar utang luar negeri

Sri Lanka mengumumkan gagal membayar seluruh utang luar negeri sebesar 51 miliar dollar AS (Rp 732 triliun) setelah kehabisan devisa untuk mengimpor barang-barang yang sangat dibutuhkan.

13 April: Sri Lanka bangkrut

Sri Lanka menyatakan bangkrut dan mendesak warganya di perantauan luar negeri untuk mengirim uang ke negara guna membantu membeli kebutuhan pokok dan bahan bakar.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved