Kondisi Terkini Sri Lanka, Kena Krismon dan Bangkrut, Warga Perantauan Diminta Kirim Uang Beli Makan

Aksi protes juga terjadi menuntut pemerintahan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mundur karena harga kebutuhan pokok yang melambung.

AP PHOTO/ERANGA JAYAWARDENA
Demonstran Sri Lanka memblokir jalan raya menuntut pengunduran diri pemerintah di Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 3 April 2022. 

Bank sentral negara itu telah berulang kali meyakinkan investor bahwa semua pembayaran utang akan dipenuhi dan dana untuk pembayaran obligasi bulan ini telah dialokasikan.

Sri Lanka adalah bagian penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China, sebuah rencana jangka panjang untuk mendanai dan membangun infrastruktur yang menghubungkan China dengan seluruh dunia.

Namun, beberapa negara, termasuk AS, telah menyebut proyek itu sebagai "jebakan utang" untuk negara-negara yang lebih kecil dan lebih miskin.

Beijing selalu menolak tuduhan itu, dan berbalik menuduh beberapa orang di Barat mempromosikan narasi ini untuk menodai citranya.

Bulan lalu seorang menteri pemerintah Sri Lanka mengatakan negara itu berencana untuk melunasi utang impor minyak masa lalu dari Iran dengan teh.

Ia berencana untuk mengirim teh senilai $5 juta ke Iran setiap bulan untuk melunasi utang $251 juta.

Pada bulan September, Sri Lanka mengumumkan keadaan darurat ekonomi, setelah penurunan tajam nilai mata uangnya, rupee, menyebabkan lonjakan harga pangan.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan mengendalikan pasokan bahan makanan pokok, termasuk beras dan gula, dan menetapkan harga dalam upaya mengendalikan kenaikan inflasi.

(*/ Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved