News Video
Dmitry Rogozin: Tak Ada Menata Rambut Acak-acakan PM Inggris Boris Johnson Jika Sarmat Diluncurkan
Kepala industri luar angkasa Rusia, Dmitry Rogozin memberikan ancaman aneh kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Rogozin mendeskripsikan Johnson sebagai pejabat yang terkenal dengan rambut acak-acakan.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kepala industri luar angkasa Rusia, Dmitry Rogozin memberikan ancaman aneh kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Rogozin mengatakan bahwa Inggris berhak melakukan serangan nuklir balasan terhadap Rusia tanpa berkonsultasi dengan NATO.
Ancaman ini disampaikan seusai Rusia melakukan uji coba rudal Sarmat yang mematikan pada Rabu (20/4) kemarin.
Sosok Dmitry Rogozin merupakan Direktur Jenderal Badan Antariksa Roscosmos Rusia.
Pada Kamis (21/4) kemarin, ia melontarkan sebuah ancaman yang ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui Twitter.
Dalam tweet-nya, Rogozin memposting apa yang ia klaim sebagai komentar Johnson.
Ia mengatakan bahwa Inggris berhak melakukan serangan nuklir balasan terhadap Rusia tanpa berkonsultasi dengan NATO.
Namun, hal itu hanya akan terjadi jika rudal Sarmat diluncurkan.
"Boris, jika 'Sarmat' digunakan, tidak seorang pun dari kalian akan 'berkonsultasi satu sama lain'," kata Rogozin.
Dikutip dari Newsweek, Rogozin mendeskripsikan Johnson sebagai pejabat yang terkenal dengan rambut acak-acakan.
Rogozin lantas menyindir Johnson jika rudal diluncurkan, maka tidak akan ada yang bisa menata rambut tersebut.
"Dan tidak akan ada yang menata rambut Anda, Tuan Perdana Menteri. Ya, dan tidak akan ada yang perlu dibohongi," katanya.
Newsweek belum dapat memverifikasi secara independen apakah Johnson pernah membuat komentar seperti yang diklaim Rogozin.
Seorang pejabat Inggris mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui Johnson pernah membuat komentar seperti itu.
Pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, sumber pemerintah Inggris mengatakan Rogozin diduga sengaja menggunakan disinformasi.
Ada kemungkinan Rogozin menulis tweet sebagai tanggapan atas diskusi sebuah acara televisi.
Diskusi tersebut terkait hipotetis serangan nuklir Inggris oleh presenter TV Rusia Vladimir Solovyov awal bulan ini.
(Tribun-Video.com)