Ramadhan 1443 Hijriyah

Mendapatkan Malam Lailatul Qodar, Gus Baha : Tidak Cuma Menunggu, Harus Mencari dan Ada Ihtiar

mengungkapkan sebuah kisah tentang Imam Syafi'i yang ditanyai kenapa tayamum di padang sahara harus

Editor: Dedy Kurniawan
Ist
Potret Pendakwah Islam Gus Baha 

TRIBUN-MEDAN.com - Tak terasa kita memasuki 10 Hari Ramadhan terakhir di 1443 H/ Ramadhan 2022.

Di Ramadhan ini terdapat satu malam istimewa yakni Malam Lailatul Qadar.

Malam seribu bulan ini kerap dikaitkan dengan 10 Hari terakhir Ramadhan.

Gus Baha mengatakan untuk mencari malam Lailatul Qadar perlu persiapan dan ikhtiar, bukan hanya sekadar menunggu.

Baca juga: Pahala Sholat Tarawih Malam Ganjil, Inilah Sabda Nabi Muhammad Tentang Malam ke 23


Adapun Lailatul Qadar adalah malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan.

Untuk mendapat keistimewaan malam yang lebih baik dari seribu bulan itu, orang berbondong-bondong meningkatkan ibadah.

Konon, Lailatul Qadar bakal datang pada malam-malam ganjil di 10 hari Ramadhan.

Namun, Lailatul Qadar tetaplah malam yang dirahasiakan Allah SWT soal kapan turunnya.

Dalam pencarian Lailatul Qadar, Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA, Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, mengutarakan pendapatnya.

Baca juga: DOA NABI MUHAMMAD Agar Mendapat Malam Lailatul Qadar, Baca di 10 Ramadhan Terakhir

Baca juga: Puncak Ramadhan, Sholat Tasbih Jadi Amalan Memohon Ampunan Dosa yang Lalu dan Akan Datang

Menurutnya, meskipun Lailatul Qadar disebut hanya turun sehari, kebaikan tak boleh terbatas akan hal itu.

Dengan demikian, ibadah tetaplah baik dilakukan kapan saja.

"Ibadah itu nggak ada ruginya, mau dapat lailatul Qadar maupun nggak," kata Gus Baha.

Hal itu ia sampaikan saat berbincang dengan ahli tafsir, Quraish Shihab dan Najwa Shihab.

Perbincangan itu terekam dalam video yang tayang di kanal YouTube Najwa Shihab, Minggu (2/5/2021).

Baca juga: Banyak Belum Tahu, Inilah Batas Waktu Sholat Tarawih Sendiri di Rumah, Lengkap Bacaan Doa dan Niat

Perlu Persiapan dan Ikhtiar

Lebih lanjut, Gus Baha mengatakan bahwa untuk mencari Lailatul Qadar dibutuhkan persiapan.

“Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari.

Kalau tidak ada persiapan, namanya penunggu. Bukan pencari,” kata Gus Baha.

Ia pun mengungkapkan sebuah kisah tentang Imam Syafi'i yang ditanyai kenapa tayamum di padang sahara harus mencari air dulu.

"Kan sudah karuan tidak ada air, kenapa harus mencari air dahulu baru sah tayamum sebagai pengganti air," kata Gus Baha.

Doa Malam Lailatul Qadar
Doa Malam Lailatul Qadar (Ho/ Tribun-Medan.com)

Imam Syafi'i saat itu menjawab, seseorang yang tidak pernah mencari tidak bisa dikatakan telah menemukan.

"Sama, di mana-mana mencari itu ada ikhtiar," tutur kyai Nahdlatul Ulama itu.

Ia menambahkan bahwa bagi orang yang meyakini Lailatul Qadar turun pada tanggal di atas 20 Ramadhan, semestinya tidak menafikan persiapan dilakukan sejak 1 Ramadhan.

Lailatul Qadar sebagai Tamu Agung

Sebelumnya, Quraish Shihab menganalogikan Lailatul Qadar sebagai 'tamu agung' yang datang pada Ramadhan.

"Abi ada beri contoh, ilustrasi, Lailatul Qadar itu tamu agung, ia tak akan berkunjung ke suatu rumah, atau mengunjungi seseorang, kalau dia tidak yakin bahwa orang ini siap menyambutnya dengan baik," ungkap Quraish Shihab.

Meunurut ayahanda Najwa Shihab itu, orang yang ingin dikunjungi Lailatul Qadar hendaknya siap.

“Orang yang dikunjungi Lailatul Qadar adalah orang yang siap untuk dikunjungi. Persiapan itu selama ini terkadang terlambat,” ungkapnya.

Banyak orang yang baru mempersiapkan diri untuk menanti Lailatul Qadar pada malam 27 Ramadhan.

Padahal, menurut Quraish semestinya persiapan itu dilakukan jauh-jauh sebelumnya.

Baca juga: Berusia 1.400 Tahun, Ini Penampakan Jubah Nabi Muhammad SAW, Disimpan Keturunan Uwais Al Qarni

"Jadi ada ungkapan, bulan Rajab itu bulan menanam, bulan Syaban itu bulan menyiram, bulan Ramadhan itu bulan panen," tutur Quraish Shihab.

Ia mengatakan bahwa lebih suka membicarakan Lailatul Qadar saat sebelum tiba Ramadhan.

(*/Tribun-Medan.com) 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved