Rusia vs Ukraina
Rusia Lakukan Gempuran saat Umat Ortodoks Ukraina Rayakan Paskah, Di Antaranya Satu Anak Bayi Tewas
Pemerintah Ukraina di Kyiv menyatakan dalam gempuran Rusia ke Odessa tersebut setidaknya ada lima tewas, di mana salah satunya adalah bayi.
TRIBUN-MEDAN.COM -- Di saat umat Ortodoks Ukraina merayakan Paskah, militer Putin melakukan serangan.
Pada Sabtu (23/4/2022), Rusia menggempur wilayah kota pesisir Laut Hitam, Odessa dan Kharkiv, Ukraina.
Dalam penggempuran ini dilaporkan jumlah korban tewas meningkat.
Mengutip dari AFP, Pemerintah Ukraina di Kyiv menyatakan dalam gempuran Rusia ke Odessa tersebut setidaknya ada lima tewas, di mana salah satunya adalah bayi.
Selain itu, ada belasan yang mengalami luka-luka.
Pihak Ukraina menyatakan jumlah korban mungkin masih akan meningkat kembali.
"Lima warga Ukraina terbunuh, dan 18 terluka," ujar Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak,
"Seorang bayi tiga bulan menjadi salah satu korban tewas."
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengecam serangan Rusia ke Odessa itu sebagai sebuah teror.
Selain itu, dikatakan sistem pertahanan armada udara Ukraina berhasil mengintersepsi dua rudal Rusia, TU-95 yang ditembakkan dari Laut Kaspia.
Namun, empat di rudal lain gagal diintersepsi dan menghantam kota.
Odessa adalah sebuah kota di Ukraina yang penduduknya umumnya berbahasa dan lekat dengan budaya Rusia.
Kota itu menjadi salah satu target Rusia saat menginvasi Ukraina lebih dari sebulan lalu.
Hal ini menandakan, bahwa target utama Putin, untuk memperluas wilayah Rusia: "Imperialis".
Sementara itu, Kemenhan Rusia menyatakan pasukan pihaknya berhasil menembakkan sebuah rudal ke gudang di dekat Odessa--yang diduga menjadi tempat penyimpanan senjata dari Ameriksa Serikat dan Eropa.
Di sisi lain, militer Rusia menggagalkan proses evakuasi warga sipil dari kota pelabuhan Mariupol.
"Sekitar 200 warga Mariupol akan pergi, tetapi ketika mereka tiba di tempat berkumpul, militer Rusia menyuruh mereka untuk membubarkan diri karena 'akan ada penembakan sekarang'," demikian pengakuan pengungsi dikutip dari CNN.

Yana Bachek dihibur oleh pasangannya Yevgeniy Vlasenko dan ibunya Lyubov Gubareva, saat menangisi jenazah ayahnya Victor Gubarev (79) yang tewas terkena tembakan militer Rusia di Kota Kharkiv. (Alkis Konstantinidis/Reuters)
Di wilayah Kharkiv, pada Sabtu (23/4/2022), gabungan pasukan Rusia juga sudah mulai menguasai.
Prajurit Rusia menyisir dan meledakkan ranjau di area pasokan militer Ukraina.
Diketahui ranjau milik militer Ukraina yang tidak meledak terletak di wilayah Kharkiv.
Prajurit Rusia meledakkan ranjau untuk membersihkan area pemukiman, pekarangan rumah warga dan lahan pertanian.
Pengintaian teknik dilakukan di tempat, setelah itu kelompok penjinak bom melanjutkan untuk membersihkan area tersebut dari benda-benda peledak.
Amunisi yang ditemukan, jika memungkinkan untuk diangkut, dimuat ke dalam kendaraan yang dilengkapi secara khusus.
Untuk pengangkutan yang aman dengan lantai pasir dan pelat lapis baja.
Benda-benda peledak kemudian diangkut ke TPA, ditempatkan di parit dan diledakkan menggunakan muatan TNT.
Hingga saat ini, penduduk Kharkiv masih bertahan di ruang bawah tanah saat pasukan Rusia melanjutkan serangan selama berminggu-minggu di kota terbesar kedua di Ukraina itu.
Invasi Rusia yang dimulai sejak dua bulan yang lalu telah menyebabkan kerusakan di berbagai kota Ukraina.
Hingga kini, serangan dari pasukan Rusia masih berlangsung.
Sementara, masih banyak warga sipil yang terperangkap membutuhkan banyak bantuan.
Warga sipil di Kharkiv mengalami kekurangan makanan, air, gas, dan listrik.
(*/tribun-medan.com/afp)