Ramadhan 1443 Hijriyah
Banyak Belum Tahu, Ternyata Inilah Makna Filosofi Ketupat, Makanan Khas Idul Fitri
dari beras putih yang dibungkus dengan daun kelapa muda atau daun janur, yang dibuat layaknya
TRIBUN-MEDAN.com - Ketupat merupakan hidangan khas bagi orang Muslim Indonesia saat merayakan hari raya.
Terbuat dari beras putih yang dibungkus dengan daun kelapa muda atau daun janur, yang dibuat layaknya anyaman berbentuk persegi wajik.
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, yakni salah seorang tokoh Walisongo.
Ketupat sudah dikenal masyarakat Jawa pada abad ke-15, seiring dengan penyebaran Agama Islam yang dilakukan Walisongo di Pulau Jawa.
Baca juga: INI Golongan Orang Merugi di Bulan Ramadhan, Doa Nabi Muhammad Diaminkan Malaikat Jibril
Selama berdakwah di Demak, Sunan Kalijaga rutin melakukan dua acara setelah bulan Ramadhan, yakni bakdo lebaran dan bakdo kupat.
Bakdo ketupat dilaksanakan satu minggu setelah bakdo lebaran.
Bakdo ketupat sebenarnya berakar dari kebudayaan sebelumnya, namun diadaptasi oleh Sunan Kalijaga sebagai tradisi Islam di Jawa.
Dalam acara bakdo kupat, hampir setiap orang membuat hidangan dari beras yang terbuat dari anyaman segiempat wajik dari janur muda.
Mereka mengolah hidangan ini dengan cara mengukusnya.
Kemudian ketupat dibagikan kepada kerabat dekat sebagai simbol kebersamaan dan berbagi.
Seiring berjalannya waktu, ketupat kini bukan lagi menjadi tradisi Jawa, namun telah menyebar ke berbagai daerah, hingga ke negeri tetangga.
Baca juga: Disunnahkan Rasulullah saat Ibadah Sholat Fitri, Lengkap Tata Cara dan Bacaan Sholat Idul Fitri
Baca juga: Amalan Nabi Muhammad saat Idul Fitri, Lengkap Tata Cara Sholat yang Diajarkan Rasulullah
Secafa filosofi, ketupat merupakan simbol permintaan maaf dan berkah.
Rumitnya membuat anyaman ketupat, diibaratkan dengan berbagai macam kesalahan manusia.
Sementara isi ketupat yakni nasi putih, mencerminkan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
Ketupat merupakan singkatan dari ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan, sementara laku papat artinya empat tindakan.
Empat tindakan tersebut yakni lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Lebaran telah usai, menandai telah usainya bulan puasa.
Luberan yakni meluber, atau melimpah, ini merupakan ajakan bersedekah untuk kaum miskin (zakat fitrah).
Leburan yakni lebaran sudah habis dan melebur, memiliki makna dosa dan kesalahan sudah melebur, karena telah saling memaafkan.
Baca juga: Amalan Spesial Menghidupkan Malam Idul Fitri, Simak Penjelasan Gus Baha
Sementara laburan berasal dari kata labur dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air ataupun pemutih dinding, memiliki arti agar setiap manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
Lantas, mengapa harus dibungkus dengan janur?
Janur diambil dari bahasa Arab Ja'anur, yang berarti 'telah datang cahaya.'
Bentuk fisik ketupat yang berbentuk segiempat diibaratkan dengan hati manusia.
Setiap orang yang telah mengakui kesalahannya, maka hatinya diibaratkan ketupat yang dibelah, yakni berisi nasi yang putih dan bersih.
Tidak ada lagi iri dan dengki, lantaran hatinya telah dibungkus oleh ja'anur, yakni cahaya.
(*/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-ketupat-asa.jpg)