Konflik PSMS
Konflik PSMS, Edy Rahmayadi Plinplan Ditanya Niatnya Tempuh Jalur Hukum Terhadap Kubu Kodrat Shah
Edy Rahmayadi plinplan ketika ditanya soal niatnya menempuh jalur hukum terhadap kubu Kodrat Shah
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina PSMS Medan sempat berencana menempuh jalur hukum terhadap kubu Kodrat Shah, menyangkut konflik PSMS.
Namun belakangan, sikap Edy Rahmayadi mulai plinplan.
Ketika ditanya mengenai niatnya untuk menempuh jalur hukum terhadap kubu Kodrat Shah, Edy Rahmayadi memberikan jawaban mengambang.
Dia beralasan, akan mengecek lebih lanjut apakah manajemen PSMS versi Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 25 Maret 2022 benar ditolak atau tidak.
“Kalau iya ditolak. Nanti kita cek penolakannya,” kata Edy Rahmayadi, Sabtu (11/6/2022).
Mantan ketua PSSI ini tidak mau berkomentar banyak soal konflik internal manajemen PSMS.
“Tanyakan sama yang pegang PSMS, kalau saya kan pemegang saham, yang pastinya tanya yang punya dong,” ujarnya.
Merespon soal kabar PSMS yang dinaungi Edy Rahmayadi tidak bisa bertanding, karena PSMS yang diakui PSSI adalah kubu Kodrat Shah, mantan Pangkostrad ini tak banyak bicara.
“Kata siapa? Oh isu, kalau isu jangan dijadikan tidak ada PSMS itu saya punya, orang punya, PSMS ini kan punya rakyat Sumut,” ujarnya.
Kisruh dan konflik internal PSMS Medan makin memanas setelah pelaksanaan Kongres PSSI 2022 di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Senin (30/5/2022).
Kala itu, perwakilan PT Kinantan Medan Indonesia (KMI) yang menaungi PSMS Medan untuk Liga 2 musim 2022/2023, yakni Mulyadi Simatupang selaku Manajer PSMS dan dan Direktur Hukum PT KMI, Bambang Abimanyu, tidak diperkenankan masuk dalam kegiatan Kongres.
Sementara kubu lainnya diwakili CEO PSMS Kodrat Shah dan Sekretaris PSMS Julius Raja, justru diterima oleh PSSI.
Saat dihubungi, Mulyadi Simatupang membenarkan dirinya dan Bambang Abimanyu tak diizinkan masuk dalam Kongres PSSI.
"Pertama kami sangat terkejut, mandat kami tidak diproses sejak Minggu (29/5/202) malam. Mandat kami diterima panitia kongres bagian registrasi, tapi mereka seperti kebingungan. Kita heran dan bertanya ada apa ini?" kata Mulyadi, Senin (30/5/2022).
Sementara itu, Kodrat Shah mengonfirmasi bahwa benar mereka yang mewakili PSMS Medan di dalam forum Kongres PSSI.
"Pada saat ini yang masih diakui oleh PSSI adalah Kodrat Shah sebagai CEO PSMS yang sah dalam Kongres PSSI. Jadi saya dan Julius Raja mewakili PSMS Medan," ujarnya, Senin.
Kata Kodrat, keputusan itu berlandaskan rapat Exco PSSI sehingga ia menjadi perwakilan manajemen PSMS Medan di forum Kongres PSSI tersebut.
"Berdasarkan rapat Exco PSSI yang telah memutuskan bahwa Kodrat Shah yang masih diakui sebagai CEO dan berhak mengikuti Kongres," ucapnya.
Edy Akan Tempuh Jalur Hukum
Sebelumnya, ubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengaku akan menempuh jalur hukum lantaran manajemen PSMS yang baru saja disahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Maret 2022 lalu justru tidak diperbolehkan ikut Kongres PSSI di Bandung.
Manajemen PSMS yang diundang untuk menghadiri kongres justru adalah manajemen yang dipimpin oleh Kodrat Shah yang tak hadir saat RUPS PSMS beberapa waktu lalu.
"Tidak ada alasan tidak diterima, itukan soal keabsahan. PSMS itu kan organisasi olahraga, yang diatur secara PT, diawali dari lima perserikatan sepak bolah di Indonesia," ungkap Edy, Selasa (31/5/2022).
Pemegang saham PSMS sebesar 51 persen itu menegaskan bahwa tindakan tidak memperbolehkan manajemen PSMS untuk mengikuti Kongres PSSI adalah pelanggaran.
"PSMS sudah berubah menjadi PT, PT itu setiap tahun wajib melakukan RUPS, nah RUPS kemarin sudah dilakukan, saya tak tahu sudah sampai mana. Tapi saya dengar bahwa tak boleh (masuk), oh itu melanggar. Saya kan pemegang sahamPSMS, pasti saya melakukan tindakan hukum," katanya.
Edy kembali menegaskan, jika ada pihak yang mengklaim sebagai manajemen PSMS, telah melakukan tindakan melawan hukum.
"Oh melanggar hukum itu, pasti melanggar hukum. Sudah pasti itu. Kalian sajalah yang melihat. Karena itu, saya sudah dengar siapa yang klaim itu," ucapnya.
Menurut Edy, jika pihak lain hendak mengklaim PSMS harus memiliki pemain, pelatih hingga infrastruktur yang mendukung.
"Tinggal ditanya saja, kalau dia mengklaim berarti dia punya pemain bola, yang kedua dia punya coach, yang ketiga dia punya manajemen yang sah, yang keempat dia punya infrastruktur, lapangan, segala macam, karena untuk bisa membesarkan PSMS tadi itu,"
"Kalau dia tidak punya terus dia merasa dia punya, terus kalau diberikan, apa yang bisa dia buat?" tambahnya.
Mantan Pangkostrad itupun menegaskan bahwa klub sepak bolah Ayam Kinantan itu merupakan milik rakyat Sumatera Utara. Edy berharap, tak ada pihak yang berniat melecehkan PSMS.
"Pastinya PSMS ini milik rakyat Sumatera Utara, janganlah dilecehkan masyarakat Sumut ini. Kita tak bisa berbuat prestasi saja kita harus minta maaf sama rakyat Sumatera Utara ini, apalagi PSMS diperlakukan seperti tidak pada tempatnya,"
"Termasuk kalian ini, kalau kalian merasa kalian rakyat Sumatera Utara kalian harus marah dengan hal ini," kata Edy.(cr14/tribun-medan.com)