Berita Seleb
Bincang-bincang dengan Deddy Corbuzier, Rosiana Silalahi: Gue Benci Lu dari Dulu
Seperti biasanya Podcast milik Deddy Corbuzier selalu menghadirkan narasumber yang tak disangka oleh netizen. Kali ini sosok Rosianna Silalahi
TRIBUN-MEDAN.COM - Tanpa disangka-sangka, Deddy Corbuzier dibuat tak bisa banyak bicara ketika dimarahi dan dicecar banyak pernyataan oleh Rosiana Silalahi.
Rosiana Silalahi sudah berkecimpung lama di dunia jurnalistik.
Tahu Deddy Corbuzier kerap menghina media mainstream, ia pun meluapkan kekesalannya.
Seperti biasanya Podcast milik Deddy Corbuzier selalu menghadirkan narasumber yang tak disangka oleh netizen.
Kali ini , Podcast Deddy kehadiran sosok Rosiana Silalahi.
Kehadiran wanita berdarah batak ini tak sekedar hanya untuk berbincang santai, ia ingin menyampaikan uneg –uneg dan mengungkapkan rasa kecewanya kepada suami Sabrina Chairunnisa itu.
Sebelumnya, Deddy pernah mengatakan jika dirinya sudah banyak tak sesuai dengan media yang ia nilai sudah tak berbobot lagi.
Padahal diketahui, sebelum ia sukses menjadi YouTuber seperti sekarang, media TV lah yang membesarkan namanya.
Hal itu membuat Rosiana Silalahi kesal, di hadapan Deddy ia menjelaskan bagaimana dirinya semaksimal mungkin menghadirkan tayangan jurnalistik yang berbobot.
Ia juga kecewa dengan mantan pesulap itu karena sering menghina, membully dan mengatakan jika media mainstrem sudah berakhir.
Di awal pembicaraan , Rosiana Silalahi secara blak-blakan mengaku jika dirinya tak suka dengan Deddy.
“I think, I hate you, gue enggak suka sih sama lo, nyebelin. Menurut gue lo itu nyebelin, sotoy dan lo itu kacang lupa kulit,” ujar Rosiana Silalahi dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (14/6/2022).
Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Rosiana Silalahi, Deddy malah membalas dengan candaan.
“Yah memang kacang kadang-kadang lupa kulitnya kalau kulitnya perlu dibuang,” sahut Deddy bercanda.
"Lu tuh sukses banget. Tapi salah satu yang membuat gue marah, kenapa elu harus give shit to places that give you fame," ujar Rosiana.
Ia juga penasaran dengan alasan Deddy, yang kerap melontarkan kalimat nyelekit dan terkesan sangat membenci media mainstream.
“Ded, gue mau nanya deh sama lo, kenapa lo benci banget sama media mainstrem? Apa sih yang kami lakukan sehingga lo benci banget?” tanya Rosiana Silalahi.
"Gue kecewa sama lo karena seringkali menghina, membully, mengatakan media mainstream udah mati, padahal di dalamnya ada jurnalisme dan sebagainya, yang menurut gue masih kita perlukan" sambungnya
Deddy yang mendengar ucapan jurnalis senior itu hanya bisa tersenyum dan membiarkan Rosiana Silalahi meluapkan kekesalannya.
“Nanti gue jawab, ayo kita berdebat dan berdiskusi santai aja di sini,” jawab Deddy.
Kemudian, Rosiana Silalahi mengungkapkan keberatannya dengan ucapan Deddy soal tayangan televisi.
“Tapi ketika seorang Deddy Corbuzier yang sekarang punya podcast belasan juta pengikut, terus kemudian mengkampanyekan ‘masih nonton tv? Gue tuh heran, salah apa ya kami sama lo?” tegas Rosiana Silalahi.
Rosiana paham betul jika Deddy memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan stasiun televisi, namun ia menegaskan jika masih banyak program yang masih mendidik di televisi.
"Okey perjalanan lu berelasi dengan televisi, ada hal-hal yang menurut against humanity, aku tau" jelasnya.
Namun, menurut Rosiana semua media masih menerima kritikan dari masyarakat, ia juga menegaskan jika Deddy tak berhak untuk membunuh semangat jurnalis.
“Kami perlu dikritik iya, bahwa ada media online yang membuat berita yang tak sesuai dengan kaidah jurnalistik. Harusnya kita itu duduk bareng, bukan saling makan, saling bunuh, jangan bunuh semangat good jurnalism,” tegas Rosiana.
Mendengar alasan Rosiana Silalahi, Deddy Corbuzier pun memberikan jawabannya, menurut dirinya ia bukan membenci program di media mainstream, pasalnya ia mengaku masih menonton acara Rosiana meski lewat YouTube.
"Gua tuh nggak benci, gua cuma nanya baik-baik. Gua kan nggak bilang masih nonton acara lo kan? Acara lo gua masih nonton loh. Walaupun YouTube, gua masih nonton. Karena lo brilian," jawab Deddy Corbuzier.
Kemudian Deddy menjelaskan jika ada beberapa hal yang tak sejalan antara media dengan pemikirannya. Menurutnya media kerap memberitakan hal yang sesuai dengan kenyataan dan tak penting untuk diberitakan.
“Banyak hal-hal yang gak sejalan dengan cara pikir gua, contoh liat aja berita pas gue nikah itu banyak yang gak sesuai, masyarakat masih belum bisa lo membedakan ini bener atau gak,” bebernya.
Selanjutnya, Deddy menjelaskan jika dirinya minta maaf jika ada kalimat yang menyinggung Rosiana Silalahi.
‘Oke gue mungkin salah, dan kalau gue salah, gue minta maaf. Saya sering kok minta maaf di sini,’ tungkasnya.
Konten tersebut langsung ramai dibanjiri komentar oleh warganet, para netizen memuji sikap Rosiana Silalahi yang dinilai menyuarakan isi hati para netizen.
"Betul, sotoy kadang-kadang mba, biar keliatan smart-nya," tulis netizen.
"Makasih mbak sudah mewakilkan," sahut lainnya.
"Mbak Rosi mewakili netizen banget," jelas lainnya.
"Aku suka nih mbak rosi, uneg-uneg kita terwakili," timpal lainnya.
Selengkapnya tonton videonya:
Perdebatan Deddy Corbuzier vs Rosiana Silalahi, Warganet: Wahai Bangsaku,Llihatlah Cara Berdebat di Era Baru Nusantara Ini.
Berikut tanggapan warganet terhadap perdebatan Rosianna Silalahi dengan Deddy Corbuzier.
WB GG99: Keren, gw melihat 2 org yg sama2 punya pandangan yg beda soal sesuatu dan berdebat dengan sangatt sehat dan fair.
Koko mutakin: 2 Orang jenius dengan idealis yang berbeda menjadi satu bicara dari hati ke hati tanpa iklan menjadi jeda. ini yang tidak bisa di tv.
JAYA WARUWU OFFICIAL: Menurut Gue Podcast ini bermutu...Saling benci dan saling membangun dengan argumen⊃2; yang logis demi INDONESIA.
Yuk 's: Menurutku.. baru kali ini om ded dapat partner debat yang sepadan .. seneng banget ikutin perdebatan mereka, kadang saling serang, kemudian saling ingatkan, sekalinya sepemikiran ... good quality, like this.
Hafni Zen: Om Ded, Ayah gw dr dulu selalu megang komitmen ttg "good journalism".. Dridulu beliau sering menindak wartawan "abal-abal".. Beliau pernah jd Ketua PWI Jabar. Sampai akhirnya membuat media koran lokal sampai detik ini krn kecintaannya dng jurnalis.. Beliau pasti bangga liat podcast ini! U both are amazing!!!!!!
Brills23_Channel: I Believe That! Keyakinan luar biasa tentang memandang masa depan Indonesia yang semakin baik melalui dunia jurnalisme. Hal inilah yang membuat saya masih punya pandangan positif terhadap media dan informasi yang disajikan (sama beberapa platform yang menurut saya kredibilitas masih terjaga). Terlepas dari semua itu, saya pribadi bangga dengan orang-orang Indonesia yang masih punya hati dan cinta yang besar untuk bangsa ini.
Ferky Saputra: Kayaknya ini podcast paling berisi yg pernah gw tonton. value nya banyak banget ini. dua orang dengan pola pikir yg luar biasa berdebat tapi tetep pada konteks, ga nyerang personal satu sama lain. very good podcast.
Milkiz TV: Terkadang (SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT) adalah jalan keluar terbaik , Respect buat 2 orang ini yang punya pndangan berbeda tapi punya tujuan yang sama.
Hendra alvian: Perbanyak undang yang kayak begini, perbincangan yg mencerdaskan, debat yang sehat, open minded. Menjadi tinggi dgn kemampuan sendiri, tanpa harus merendahkan & menginjak orang⊃2; disekitar.
Ryan aryo: Love them both. orang2 Dewasa saling terima kritik dgn legowo ga pake Baper , mereka sangat tanggung jwb dan Profesional dgn jawaban mrk masing2. fair enough.. salut sih mereka open minded bgt.. jd pik kt bs terbuka lg setelh mendengar pendapat mrk berdua, more wise and more strong klo next ada yg komplin dgn diri kita. yous rock guys.
Hasrat Surya Zalukhu: Indonesia butuh orang' seperti ini. I believe Indonesia bisa maju dengan mindset yg seperti ini.
Disini Kira: Kok kangen banget ya rasanya bisa lihat orang" yg beda pandangan tp tetap bisa saling terima dan saling setuju dalam perbedaan pandangan pendapat masing" Bener" serasa ada toleransi antar pandangan pendapat yg berbeda meski memiliki tujuan yg sama Andai bisa berlaku utk pandangan politik, agama, suku/ras di era sekarang.
Damin Luxy: Ini baru debat.. tanpa emosi.. kaya para pelaku partai politik dan ahli politik.. dan netral pure mencari jalan terbaik.. dengan pandangan nya masing masing.. dan masyarakat tinggal memilih mana yang masuk dengan pendapat nya.. ini baru kebebasan bersuara berpendapat.. tanpa ada embel embel ancaman apapun.. I like this moment..
Paijo Rupawan: My respect to both of you: agree to disagree in an honest and mature discussion.
Alexa Putri: Menantikan mereka berdua berkolaborasi bikin sebuah konten yg edukatif dan bermanfaat untuk INDONESIA.
Yudhistira Prabowo: Ini keren sih. Undang setiap bintang "media mainstream" lagi om ded. Sukses buat perjuangan masing-masing di dunia media industri.
Cicil: Setuju banget banget dengan kak Ros, kak Ded coba bantu pikir untuk sama2 majukan negri ini dari sisi media. Untuk Maju Negeri Ku Indonesia 1 !!!
Desy Y: Thank om ded dan mba Rossy Smoga setelah ini banyak kaum milenial yg tercerahkan Open minded Success for you both.
Fuad Barmawi: Indonesia membutuhkan orang orang spt Om Ded dan mBak Rossi, tolong kumpulkan orang orang seperti anda untuk bersatu menjaga NKRI. GBU.
Xyfiaa Cans Gaming: Konten yg ga pernah nge bosenin selalu menghibur bikin ketawa terus sehat sehat selalu semuanya..
Loc: I freaking love this heated discussion (not in a bad way), both of you stand on you point and yet still respectful with each other. Would love to see Rosi coming back again with another topics to talk about, very smart and impressive lady.
Gusti tetiro: "Kalau kita percaya kita diutus untuk pewartaan..." Rossy...
DrJ: Ini baru debat yg bermutu berbeda pandangan tapi saling sportif dan mau untuk saling support demi kebaikan dan kecerdasan bangsa. Salut lah pokoknya the best.
Dawud Sulaiman: "Lakukan apa yang kamu bisa tanpa mencaci yang lain " Intinya TV/youtube ada yg baik ada yg buruk, pinter-pinter kita harus memilih yg baik.
Andrie gunawan: Belajar tentang value dan rasa tanggung jawab dimana dan apapun yg dikerjakan. Salut dan bangga thanks Rosi Silalahi.
Utche Felagonna: Menarik jika mainstream dan offstream bisa duduk bareng. Dulu pak Jacob dan GD duduk bersama dengan tokoh-tokoh lain karena ada sistem yg dihadapi, ada kekuasaan yg membungkam 'kebenaran', ada hegemoni dalam banyak aspek. Jadi ada common enemy yg nyata, real dan hadir. Tentu dalam kontras ideologi yang mereka punyai. Sekarang itu bukan lagi sekedar disrupsi teknologi, bro. Kalau hanya disrupsi yang lu butuh cuma adaptasi. Media informasi punya sejarah mengalami disrupsi teknologi dalam soal teknis, soal content, soal etik jurnalistik. Sejarah media itu sebanding dengan sejarah pembebasan dari ketakutan untuk mendapatkan informasi yg berbeda, dalam kelangkaan sumber informasi, hingga saat ini kita punya terlalu banyak informasi tersedia, tanpa ada rasa takut lagi, punya banyak kemungkinan akses terhadap itu, tapi sometime kita ga paham gimana cara membacanyanya, gimana memahaminya. Mau mainstream atau offstream, you are the stream.
Rwanda Arifkhi: Gue sangat suka perdebatan kali ini.. Deddy dengan idealismenya sebagai oposisi, memilih untuk di luar lingkaran media mainstream. Rossi dengan idealisme yang sama, memilih dilingkaran media mainstream. . Gue ngeliat, ada proses diplomasi berkelas dari Rossi, tentang jalan memperbaiki jurnalistik di indonesia. . Gue malah berharap, adanya konsolidasi antar pelaku media konvensional dengan media digital. Berharap banget KPAI dan Organisasi Jurnalisme Indonesia mampu menjadi fasilitator. . Kalo pun pada akhirnya, tidak bisa menghapuskan program dan berita2 sampah, setidaknya mampu mengurangi porsi beritanya. .Semoga orang2 spti kalian bs bersatu lalu berjuang dg tujuan yg sama menggunakan kendaraannya masing2. Percayalah, kami butuh orang2 spti kalian, kami butuh "Makanan sehat".
Votivia Mardinna: Gilaa kereen.. I learned a lot from both POV. The battle between idelism vs market. Thank you for this discussion!
Rock n Roll Daddy: Wahai bangsaku, lihatlah cara berdebat yg matang dan ideal di era baru Nusantara ini. Pelajari, pahami, amalkan!
Harry Musthafa: Saya sangat rindu debat⊃2; bersih kayak gini, ketersinggungan dan emosi di salurkan dengan debat yang sama⊃2; menerima dari kedua sisi.
Src: Let me speak here : ada 2 kelompok. kelompok A berisi Dedy, Rossi dan jurnalis2 lain yg ingin membuat tayangan bermutu.. kelompok B berisi orang2 yg mengejar rating dgn mengisi kontennya, tidak peduli impact ke masyarakat .. kemudian ditengah adalah konsumen penonton masyarakat.. Dlm kondisi skrg, kelompok B menang dgn mencaplok masyarakat hingga menjadi bodoh karena tayangan kelompok B.. Target A dan B adalah sama2 ke penonton. My opinion: utk apa A menyerang B agar B kalah utk membuat masyarakat beralih ke A.. Disini adalah, kuat2an. Tidak perlu menyerang B karena itu hanya akan membuat B lebih mendapat attention penonton. Kelompok A harus lakukan cara radikal, militan spt yang B lakukan. Kuat2an. Agar nantinya, penonton beralih ke A. Dgn cara apa A bisa? Sebanyak mungkin buat konten yg bener2 berisi dan mendidik. Sebanyak mungkin involve orang2 yg punya kapabilitas yg sama seperti A, agar lebih speak up dan buat konten. Ibarat persentase, B masih unggul 80% dgn acaranya, dan A masih 20%. Jelas otomatis penonton arahnya kemana.. jadikan persentase A menjadi 60
