Pendeta WTP Simarmata Meninggal Dunia

SOSOK Pendeta WTP Simarmata, Dikenal Selalu Menyuarakan Kebenaran dan Berpihak Pada Orang Miskin

Pendeta Nelson sebagai sahabat sekaligus rekan satu kuliah almarhum Pendeta WTP Simarmata tersebut menyampaikan bahwa pergerakan di bidang sosial

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
HO / Tribun Medan
Senator asal Sumatera Utara yang juga mantan mantan Ephorus HKBP, Pdt WTP Simarmata meninggal dunia, Jumat (17/6/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Mantan Ephorus HKBP Pendeta WTP Simarmata dikenal sebagai sosok yang berani menyuarakan kebenaran dan berpihak pada orang miskin, tertindas, dan  terpinggirkan. 

Pendeta Nelson sebagai sahabat sekaligus rekan satu kuliah almarhum Pendeta WTP Simarmata tersebut menyampaikan bahwa pergerakan di bidang sosial dan pemberdayaan mahasiswa sudah bagian yang diminati almarhum. 

"Kami sama-sama sebenarnya mengupayakan supaya ada penyelesaian persoalan yang ada di STT dulu. Dan kita sama-sama berpihak bagaimana agar STT itu agar tetap bagian dari Gereja HKBP untuk menjadi alat Tuhan di tengah-tengah masyarakat," ujar Pendeta Nelson, Jumat (17/6/2022). 

Baca juga: AMBULANS yang Bawa Jenazah Pdt. WTP Simarmata Berangkat, Sejumlah Mobil Ikut Mengiring

"Kami pernah sama-sama menjadi direktur pada tahun 1989 hingga 1993 sebelum krisis yang terjadi akibat campur tangan pemerintah terhadap persona gereja. Dan di situ, ia tidak memihak pada apa yang dilakukan pemerintah. Ia bagian dari pergerakan yang tidak memihak pada pemerintah di jaman Soeharto," sambungnya. 

Selanjutnya, ia menguraikan perihal perjalanan panjang WTP Simarmata yang diberikan tanggung jawab gereja untuk menggembalakan umat HKBP melalui aneka jabatan penting. 

"Ia menjadi Direktur Pendidikan, saya sebagai Direktur Pengembangan Masyarakat. Kemudian, kami juga pada waktu terjadi penyelesaian persoalan HKBP secara mandiri hingga terjadi rekonsiliasi pada tahun 1998. Di situ terbukti bahwa gereja dapat menyelesaikan persoalannya," ungkapnya. 

Ia terpilih menjadi Sekjend HKBP sebanyak 2 kali. Dan, ia pun terpilih menjadi Ephorus HKBP. 

"Pada saat itu, ia terpilih menjadi Sekjend. Ia termasuk Sekjend termuda dan saya memang ikut mendukung dia menjadi pemimpin dan saya menjadi praeses," ungkapnya. 

"Setelah Sekjend untuk yang kedua kalinya, ia terpilih menjadi Ephorus HKBP. Ia tidak hanya sebagai pemimpin di HKBP, namun ia juga penggerak oikumene. Ia telah menjadi Ketua Oikumene di Siantar, lalu di Asia dan dunia," lanjutnya. 

Usai menjalankan panggilan hidup sebagai pemimpin tertinggi di HKBP, ia pun bergerak di bidang pelayanan masyarakat melalui anggota DPD RI. 

"Ia memiliki banyak jabatan di internal gereja. Dan kemudian yang terakhir, ia menjadi anggota DPD RI. Dari situ, ia membuktikan bahwa ia bukan hanya tokoh di dalam gereja, namun juga tokoh di negara ini," ungkapnya. 

Baca juga: Susana Terkini Lokasi Wafatnya WTP Simarmata di RS Columbia Asia Medan

Selain sebagai sosok pemimpin HKBP, ia juga dikenal sebagai orang yang amat tertarik dengan bidang sosial. 

"Bagaimana komitmennya untuk memihak pada orang yang menderita dan miskin serta yang tertindas? Kami sama-sama bergerak dalam hal itu. Ini adalah hal yang menginspirasi kita. Semoga kaum muda dapat meneladaninya. Gereja harus sanggup bersuara manakala negara tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya," 

"Ia lebih banyak belajar dan memegang jabatan di gereja sementara saya lebih banyak bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan mahasiswa. Bagaimana agar mahasiswa ini berpikir analitis," sambungnya. 

"Itulah yang menjadi inspirasi bagi kita dan moga kaum muda dapat meneladaninya," pungkasnya.

(cr3/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved