Berita Internasional
PM Sri Lanka Sebut Negaranya Jatuh ke Titik Terendah, Kekurangan Bahan Bakar, Listrik dan Makanan
Sri Lanka kini, kata Ranil Wickremesinghe, tidak dapat membeli bahan bakar impor karena utang yang besar dari perusahaan minyaknya.
IMF mengatakan pemerintah harus menaikkan suku bunga dan pajak sebagai syarat pinjaman apapun, dikutip dari Indian Express.
Baca juga: Rusia Bantu Sri Lanka Hadapi Krisis Ekonomi Parah, Kirim Bantuan 90 Ribu Ton Minyak
Bank Dunia telah setuju untuk meminjamkan Sri Lanka $600 juta.
India telah berkomitmen $1,9 miliar dan mungkin meminjamkan tambahan $1,5 miliar untuk impor.
Selain itu, India juga telah mengirim 65.000 ton pupuk dan 400.000 ton bahan bakar, dengan lebih banyak pengiriman bahan bakar diharapkan pada bulan Mei.
Kelompok negara-negara industri terkemuka G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS) telah mengatakan akan memberikan bantuan kepada Sri Lanka dalam mengamankan keringanan utang.
Setelah memberikan CBSL swap $1,5 miliar dan pinjaman sindikasi $1,3 miliar kepada pemerintah, China sedang mempertimbangkan untuk menawarkan fasilitas kredit $1,5 miliar kepada Sri Lanka dan pinjaman terpisah hingga $1 miliar.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengapa Sri Lanka Bangkrut? Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe Sebut Negaranya Telah Runtuh
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Antre-Beli-BBM-SPBU.jpg)