Rusia vs Ukraina
SOROTAN DUNIA Aksi Berani Jokowi Jadi Pemimpin Dunia Pertama Bawa Istri Kunjungi Ukraina-Rusia
Sejumlah media asing terkait aksi Presiden RI Joko Widodo yang menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Ukraina dan Rusia
“Kunjungan Presiden menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu kemanusiaan. (Dia) Berusaha berkontribusi untuk menanggulangi krisis pangan akibat perang, yang dampaknya dirasakan oleh semua negara, terutama negara berkembang dan berpenghasilan rendah, serta terus mendorong semangat damai,” kata Retno, sebagaimana diberitakan The Straits Times.
Aksi Presiden Jokowi yang bakal menjadi pemimpin Asia pertama yang pergi ke Ukraina dan Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februasi 2022 juga diberitakan oleh situs Bloomberg pada Rabu.
Dalam artikel berjudul "Jokowi to Visit Ukraine, Russia to Discuss Food Crisis", media yang bermarkas di Midtown Manhattan, New York City itu menyebut Presiden Jokowi akan menuju Kyiv dan Moskwa untuk mendorong perdamaian dan membahas krisis pangan global akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Kunjungan Jokowi ke kedua negara akan dilakukan setelah dia menghadiri KTT G7 di Jerman pada 26-28 Juni.
Bloomberg juga mengutip pernyataan Menlu RI Retno Marsudi yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, daripada memilih diam, kaitannya dengan perang Rusia-Ukraina.
Di mana, Jokowi berencana untuk membahas krisis pangan global dan upaya perdamaian selama kunjungan.
Potret Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan terbatas telah berangkat menuju Kyiv di Ukraina dengan menumpangi Kereta Luar Biasa pada Selasa (28/6/2022) pukul 21.15 waktu setempat. Rombongan berangkat dari peron 4 Stasiun Przemysl Glowny di kota Przemysl, Polandia. Kereta yang membawa rombongan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana menggunakan Kereta Luar Biasa yang disiapkan oleh Pemerintah Ukraina. Presiden Jokowi dan rombongan diperkirakan tiba di Kyiev, ibu kota Ukraina hari ini Rabu (29/6/2022) waktu Indonesia. (BPMI Setpres/Laily Rachev)
Gerakan non-blok
Bloomberg menyinggung, di Indonesia, kenaikan harga pangan telah menurunkan popularitas Jokowi, mendorongnya untuk mengganti menteri perdagangan dan agraria setelah serangkaian kebijakan putar balik gagal untuk memperbaiki kekurangan minyak goreng dan bahan makanan lainnya.
Negara-negara Asia Tenggara disebut telah bergerak untuk mengekang kenaikan biaya makanan yang sebagian didorong oleh perang di Ukraina dengan larangan ekspor dan subsidi.
Sementara Indonesia menghentikan sementara pengiriman minyak nabati pada bulan April dan Mei, Malaysia telah melarang sebagian ekspor ayam.
Sedangkan Singapura telah mengumumkan paket 1,5 miliar dollar Singapura (sekitar 1,1 miliar dollar AS) untuk melindungi rumah tangga berpenghasilan rendah dari lonjakan biaya hidup.
Bloomberg menggarisbawahi, langkah Jokowi untuk terlibat dengan Putin dan Zelensky patut dicatat mengingat Indonesia telah menahan diri untuk tidak secara langsung mengkritik Rusia dan menolak seruan Ukraina untuk bantuan senjata.
Indonesia adalah anggota pendiri gerakan non-blok, sekelompok negara yang secara resmi tidak bersekutu dengan blok besar mana pun selama Perang Dingin.
"Perjalanan (Jokowi) itu memiliki potensi bagi Indonesia untuk kembali ke posisi tradisionalnya yang sedikit lebih aktif, daripada yang selama ini lebih pasif, netral, tidak memihak,” kata Marty Natalegawa, mantan Menlu RI periode 2009 hingga 2014.
“Ada potensi bagi Indonesia untuk kembali ke orientasi tradisionalnya untuk mencoba membangun jembatan dan berusaha menjadi bagian dari solusi,” tambah dia.
(*/tribun-medan.com/kompas.com)
