Makam Brigadir J
KONDISI TERKINI Makam Brigadir J Setelah Autopsi Ulang oleh Dokter Forensik
Kondisi terkini Vera Simanjuntak pacar almarhum Brigadir Yosua Hutabarat diungkap oleh Johnson Panjaitan.
KONDISI TERKINI Makam Brigadir J Setelah Autopsi Ulang oleh Dokter Forensik
TRIBUN-MEDAN.COM - Kondisi terkini Vera Simanjuntak pacar almarhum Brigadir Yosua Hutabarat diungkap oleh Johnson Panjaitan.
Kuasa Hukum keluarga Brigadir J itu mengatakan mereka kecolongan soal perlindungan saksi.
"Kami kecolongan. Sekarang ini secara riil pacar atau calon istri Brigadir J sudah terkena dampak. Dia mengundurkan diri dari pekerjaan," ungkap Johnson Panjaitan kepada Tribunjambi di Kota Jambi, Kamis (28/7/2022) sore.
Dia menyebut Vera mendapatkan dampak besar akibat dari pemberitaan tentang yang dia jelaskan di dalam BAP pada waktu hadir diperiksa sebagai saksi.
"HP sudah disita, saya tidak tahu diganti atau tidak. Yang bersangkutan sudah sangat ketakutan," terangnya.
Bagaimana dengan kondisi saksi yang lain?
"Ini juga sangat penting, terutama ibu dari Brigadir J, itu harus dilindungi, dan juga perempuan-perempuan yang sudah jadi saksi kunci," ujarnya.
Soal perlindungan saksi, ia melihat LPSK lebih mementingkan perlindungan pada jenderal dan istri jenderal.
"Sementara guru dan sopir ini bagaimana nasibnya?" katanya.
Soal melindungi saksi, jelasnya, sebenarnya sudah menjadi kewajiban negara.
Dia meminta jangan sampai timbul masalah dulu baru dilakukan perlindungan.
Johnson bilang, hingga kini sepengetahuan mereka, sama sekali belum ada perlindungan pada saksi yang berasal dari pihak Yosua.
Tekanan pada saksi ini, terangnya, akan makin kencang setelah ada bukti-bukti yang kuat untuk menentukan tersangka.
"Proses ini sangat mengkhawatirkan dalam kondisi negara kita seperti ini," kata dia.
Menurutnya, sangat berisiko menghadapi kasus ini, bukan hanya pada saksi.
"Tapi pada semua teman, saya juga, dan juga wartawan profesional yang hadir melakukan kerja benar mendalami semuanya," terangnya.
Menurutnya, untuk perlindungan pada orang-orang rentan dalam kasus ini, tak perlu harusnya membuat laporan perlindungan.
"Negara berkewajibann melindungi. Soal melindungi saksi-saksi, jangan diminta-minta. Punya hatilah," jelasnya.
Rakyat, ucapnya, sudah melihat bagaimana giliran jenderal dan istri dilindungi.
"Tapi giliran sopir dan seorang guru dan keluarga kok nggak dilindungi. Jangan begitulah, pakai hati dan perasaan. Kerja yang benar, itu pakai uang negara," ucapnya.
Autopsi Ulang Menjawab Keraguan
Autopsi ulang telah digelar untuk jawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.
Permohonan melaksanakan disampaikan oleh keluarga Brigadir Yosua Hutabarat melalui kuasa hukumnya.
Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik independen, penasihat, dan juga pengamat yang ditunjuk keluarga.
Di antara dokter forensik tersebut ada yang berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022) sore.
Keterangan polisi, Yosua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.
Motif baku tembak, polisi mengatakan berawal dari aksi Brigadir Yosua Hutabarat yang masuk ke kamar pribadi Ferdy Sambo.
Di dalam kamar itu ada istri Ferdy. Brigadir J disebut polisi melakukan pelecehan dan penodongan senjata.
Kemudian ada teriakan istri Sambo, hingga akhirnya Bharada E turun memeriksa ke arah sumber teriakan.
Dia menegur Yosua yang baru keluar dari kamar, kemudian dibalas tembakan, dan akhirnya baku tembak.
Namun pihak keluarga banyak yang meragukan kronologi tersebut. Apalagi di tubuh Yosua juga ada bekas mirip luka sayatan dan luka lebam.
Selain itu juga merasa janggal dengan lamanya polisi menyampaikan pernyataan pers, yakni 3 hari setelah Yosua meninggal dunia.
Tak hanya itu, kejadian berikutnya juga membuat publik semakin merasa janggal, karena pencabutan decoder CCTV hingga lokasi kejadian yang ternyata tidak juga dipasang garis polisi hingga beberapa hari setelah kejadian. (*)