UMKM
Perempuan Tangguh Binaan LPEI Berbagi Strategi UMKM Mendunia
Ketika akan memulai bisnis bulu mata, Dewi melakukan riset tentang potensi pasar bulu mata, dan nyatanya Indonesia adalah pemasok bulu mata terbesar.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indone sia (LPEI) atau In donesia Eximbankmenggelar sesi pengembangan potensi UMKM yang dimotori kaum perempuan Indonesia ini selama 3 jam.
Dalam rangka membangun dan mengembangkan ragam bisnis UMKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Indonesia Eximbank menghadirkan praktisi, penggagas dan penggerak UMKM yang berhasil merambah pasar dunia dengan mengusung prinsip keberlanjutan atau sustainability.
Widya dari Masagenah Group menguraikan awal membangun kesadaran petani kelapa sawit untuk mengumpulkan limbah berupa pelepah kelapa sawit untuk dijadikan barang benilai ekonomi.
Baca juga: Bantu UMKM di Indonesia Naik Level, Gebyar Grab Express 2.0 Kembali Digelar
Kesadaran kolektif masyarakat menjadi penggerak keberhasilan usaha yang dijalankan Widya bersama desa-desa yang bergabung dan menjalin kerja sama dengan BUMDes.
Kisah yang dibagikan Dewi Harlas pun tak kalah menarik.
Ketika akan memulai bisnis bulu mata, Dewi melakukan riset tentang potensi pasar bulu mata, dan nyatanya Indonesia adalah pemasok bulu mata terbesar dunia.
Keseimbangan waktu bersama keluarga menjadi pertimbangan Dewi saat menjajaki bisnis bulu mata kepada sejumlah ibu-ibu yang bermukim di Purbalingga.
Waktu yang fleksibel menjadi daya tarik bagi ratusan perempuan untuk bergabung dalam kegiatan memproduksi bulu mata alami buatan Diva Prima Cemerlang.
“Kami memberdayakan para perempuan, 90 persen pekerja perempuan, untuk mengerjakannya di rumah masing-masing atau di lokasi yang disiapkan sebagai workshop atau tempat produksi bersama. Mereka memiliki pilihan sesuai dengan kondisi keluarga dan tidak mengorbankan tugas utama sebagai istri ataupun ibu rumahtangga,” kata Dewi.
Baca juga: Pascalihat Produk UMKM, Bupati Toba Pastikan Kembangkan Desain bagi Para Penyandang Disabilitas
Pada kesempatan yang sama, Trini Tambu, CEO Palantaloom, perancang dan produsen songket yang berpusat di Batu Taba, Sumatera Barat, menjelaskan pentingnya menciptakan keunikan dan pembeda yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing produk di negara tujuan ekspor.
Trini yang berhasil mengantarkan tenun songket Palantaloom hingga menempati museum dunia ini mengedepankan prinsip pemberdayaan perempuan untuk melestarikan budaya dan seni Indonesia secara ramah lingkungan.
Dalam sesi mentorship khusus Women’s Leadership, Trini membantu para pelaku UMKM yang berkonsultasi mengenai material yang digunakan dan strategi menjual tenun lokal. Ia mengungkapkan bahwa UMKM harus menjaga konsistensi dan kualitas dalam produksinya.
Para pembeli internasional akan menjadikan proses produksi yang berkelanjutan, misalnya melalui penggunaan benang pewarna alam dan teknologi ramah lingkungan, sebagai faktor yang turut menentukan pilihan mereka.
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank, Rijani Tirtoso menyampaikan bahwa Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.
Melalui pertemuan para UMKM berorientasi ekspor seperti perhelatan W20 ini, Riyani berharap LPEI bersama para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya akan proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UMKM.
Dari segi dukungan finansial, Indonesia Eximbank membagikan informasi tentang pengelolaan keuangan termasuk akses pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk semakin mendunia.
(Cr9/Tribun-Medan.com)