Aksi Premanisme
Duh, Wak, Sudah Tua Malas Kerja Malah Palak Sopir di Pelabuhan Belawan Pakai Pisau
Seorang preman tega-teganya ancam sopir angkutan barang pakai senjata tajam. Ancam pecahkan kaca jika tidak diberi uang
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Aksi premanisme di wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan makin menjadi-jadi.
Seorang preman kampung terekam kamera memalak sopir angkutan barang, mengancam menggunakan pisau jika tidak diberi uang.
Menurut korbannya bernama Tommy, kejadian pemalakan itu dialaminya ketika hendak mengantarkan mobil derek ke area Pelabuhan Belawan.
Baca juga: Preman Terminal Pinang Baris Ingin Bunuh Anggota Kodam I/Bukit Barisan Agar Terkenal dan Ditakuti
Sebelum masuk area Pelabuhan Belawan, Tommy dan kakaknya sudah lebih dahulu membayar retribusi sebesar Rp 40 ribu.
Adapun uang Rp 40 ribu itu, Rp 30 ribu sebagai uang masuk, dan Rp 10 ribu uang parkir.
"Begitu kami mau masuk, tiba-tiba preman ini mengadang kami minta uang. Lalu tidak saya beri, karena uang saya sudah habis untuk membayar retribusi masuk (Pelabuhan Belawan)," kata Tommy, Minggu (31/7/2022).
Meski sudah dijelaskan bahwa Tommy tidak punya uang untuk membayar sang preman, tapi lelaki yang sudah tua yang malas kerja itu tetap ngotot.
Baca juga: Mabuk Tuak Hingga Ancam Pecahkan Kaca Angkot, Preman Kampung Ini Terancam 9 Tahun Penjara
Pelaku tetap meminta uang dengan dalih setoran keamanan.
"Sempat cekcok juga kami. Dia kemudian mengeluarkan senjata tajam," kata Tommy.
Meski diancam pakai pisau, Tommy tak gentar.
Ia tetap menjelaskan, bahwa dirinya sudah tidak punya uang.
Karena keributan itu, sopir lain yang ada di lokasi kemudian berusaha melerai.
Baca juga: PREMAN SOK JAGO, Beli Senjata Api dari Olshop dan Tembak Warga, Ternyata Penjaga Tempat Esek-esek
Seorang sopir angkutan lain kemudian berbaik hati membantu Tommy, dan memberikan uang pada preman sok jago tersebut.
Setelah kejadian, Tommy memang belum membuat laporan.
Dia cuma berharap agar aparat kepolisian di wilayah hukum Medan Belawan bisa menindak preman sok arogan semacam ini.
Menurut Tommy, tidak semua sopir punya uang untuk bayar preman.
Untuk operasional saja, sopir seperti Tommy sudah kelabakan menutupinya, apalagi harus membayar setoran pada preman.(tribun-medan.com)