Massa Aksi Gabungan Capraga, PP, dan LSM PKN Tuntut Dalang Dugaan Kecurangan Perades di Blora

Ketua MPC Pemuda Pancasila, Munaji juga menduga adanya aliran dana sampai ke elit kekuasaan yang menjadi dalang dari semua kecurangan tes perades.

Massa Aksi Gabungan Capraga, PP, dan LSM PKN Tuntut Dalang Dugaan Kecurangan Perades di Blora

TRIBUNMEDAN.COM, BLORA - Ratusan massa aksi gabungan kolaborasi antara Calon Perangkat Gagal (Capraga), MPC Pemuda Pancasila (PP), dan LSM Pemantau Keuangan Negara (PKN) turun ke jalan.

Massa berjalan mulai dari alun-alun hingga depan kantor Sekda Blora, Selasa (2/8/2022).

Mereka menuntut kasus dugaan kecurangan dalam perekrutan perangkat desa (Perades).

Ketua MPC Pemuda Pancasila, Munaji juga menduga adanya aliran dana sampai ke elit kekuasaan yang menjadi dalang dari semua kecurangan tes perades.

Ia mengaku akan mengusut tuntas hingga kasus ini terungkap.

Baca juga: Terbongkar Kecurangan Seleksi CASN, 359 Orang Didiskualifikasi, Bareskrim Turun Tangan

“Pemuda pancasila tidak akan mundur, akan mengawal sampai kasus ini benar-benar terungkap. Masukan dari per PAC, kita duga keras ada aliran dana suap-menyuap dan gratifikasi. Jumlah uangnya pokoknya miliyaran,” ungkapnya, Selasa (2/8/2022).

Selain itu, ketua Capraga Blora, Budi Ismail berharap kasus kecurangan pengisian perangkat desa terungkap.

Budi mengaku pernah dibungkam dengan uang agar berhenti mengusut kecurangan tes perangkat desa.

“Kami bangkit untuk membongkar kecurangan perades. Kami pernah ditawar Rp150 juta untuk tidak melanjutkan gerakan ini, ada dari orang-orang dibalik pengisian, inisialnya S,” ungkapnya.

Masa aksi menuntut untuk menangkap dalang dibalik perangkat desa, bukan hanya wayangnya.

Baca juga: Tersangka Sindikat Kasus Kecurangan Seleksi Penerimaan CASN 2021 Terancam 12 Tahun Penjara

Aksi demo kecurangan pengisian perangkat desa rencananya akan dilanjutkan di depan gedung KPK Jakarta pada 10 Agustus mendatang.

Korlap, Seno Margo Utomo menambahkan, bahwa LSM PKN pernah ada tawaran berupa uang miliaran untuk berhenti dari pergerakan menuntut kecurangan perades.

Pihaknya menolak dan menyebutkan nama yang menyuap.

“Ada tawaran satu miliar itu benar, bahkan tawaran sekarang nilainya lebih tinggi. Indikator awal sudah terbukti surat penawaran dari kampus menyebutkan nama Bambang AW. Padahal dia bukan koordinator resmi. Diduga dia yang mengkondisikan. Dia adalah tim setengah sebelas, ketua Partai Perindo di Blora,” ungkap Seno. (*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved