Piala Dunia Qatar
Piala Dunia 2022 - Legenda Jerman Protes Keras ke FIFA, Tak Tertarik ke Qatar Kesampingkan HAM
Asosiasi sepak bola tertinggi di dunia, FIFA, telah menerima banyak kritik menjelang digelarnya Piala Dunia 2022 Qatar.
TRIBUN-MEDAN.com - Legenda Bayern Muenchen dan timnas Jerman, Philipp Lahm, masih tak terima dengan tuan rumah Piala Dunia 2022 yakni Qatar yang mengesampingkan Hak Asasi Manusia (HAM).
Philip Lahm pun melayangkan protes keras kepada FIFA yang dia anggap mengesampingkan Hak Asasi Manusia(HAM) pada gelaran Piala Dunia 2022.
Asosiasi sepak bola tertinggi di dunia, FIFA, telah menerima banyak kritik menjelang digelarnya Piala Dunia 2022 Qatar.
Piala Dunia 2022 mendapat banyak kritikan karena FIFA mengizinkan Qatar, yang notabene adalah salah satu negara dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terbesar di dunia, menjadi tuan rumah turnamen terakbar tahun ini.
Baca juga: PIALA DUNIA QATAR - 10 Timnas dengan Posisi Tertinggi, Messi, Ronaldo, dan Neymar Masuk
Diketahui Qatar menjadi negara yang kurang ramah dengan HAM, di mana para pekerja asing dan imigran juga banyak dikabarkan mengalami tindakan buruk di sana.
Eks pemain Bayern Muenchen, Philipp Lahm, mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan datang langsung ke gelaran Piala Dunia 2022.
Hal tersebut adalah salah satu bentuk protesnya pada FIFA yang mengizinkan negara dengan banyak pelanggaran HAM menjadi tuan rumah Piala Dunia.
"Saya tidak akan pergi ke Qatar dengan delegasi Jerman. Saya juga tidak tertarik untuk pergi sebagai penggemar," tutur Lahm, dilansir dari Sport Bible.
"Hak asasi manusia harus memainkan peran penting dalam sebuah turnamen."
Baca juga: STADION Piala Dunia Qatar - Profil Al Janoub Stadium, Inspirasi Kapal Tradisional Qatar
"Jika negara yang berkinerja buruk di area itu (hak asasi manusia) adalah tuan rumah, Anda harus berpikir tentang apa dasar keputusan itu dibuat," ucap kapten timnas Jerman saat juara Piala Dunia 2014.
Dilansir dari The Guardian, ditemukan lebih dari 6.500 pekerja migran yang meninggal di Qatar sejak salah satu negara Timur Tengah itu ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Sebanyak 37 kematian di antaranya berhubungan langsung dengan pembangunan stadion untuk turnamen tersebut.
Menurut informasi dari Amnesty International yang BolaSport.com kutip dari Sport Bible, Qatar diketahui membatasi kebebasan berekspresi.
Mereka menggunakan undang-undang untuk meredam bentuk-bentuk protes.
Baca juga: Piala Dunia Qatar - Daftar 24 Pemain Brasil, Ada Duet Neymar hingga Vinicius, Banjir Pemain Muda
Golongan LGBT juga dilarang keras di sana karena Qatar adalah negara yang sangat menentang bentuk penyimpangan seksual.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, bersikeras bahwa semua diterima di Qatar dan telah mendesak penggemar sepak bola LGBT untuk menghadiri Piala Dunia.
Namun, banyak informasi yang beredar bahwa beberapa hotel di negara tersebut menolak mengizinkan pasangan sesama jenis untuk menginap.

Manajer Inggris, Gareth Southgate, sebelumnya mengatakan sangat menyayangkan bahwa beberapa pendukung The Three Lions tidak akan melakukan perjalanan ke Qatar untuk Piala Dunia.
Komentarnya dikritik Kepala Eksekutif Qatar 2022, Nasser Al Khater, yang memperingatkan Southgate untuk memilih kata-katanya dengan hati-hati.
(tribun-medan.com)
Sumber BolaSport.com