CERITA Mahfud Tentang Ferdy Sambo Menangis dan Jebakan Psikologis yang Mengecoh Kompolnas-Komnas HAM

Ferdy Sambo sempat memainkan jebakan psikologis dengan sandiwara menangis-nangis di dahapan sejumlah pihak.

Editor: Juang Naibaho
Kolase Kompas
Irjen Ferdy Sambo dan Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud menceritakan jebakan psikologis Ferdy Sambo di awal kasus ini mencuat. Ferdy Sambo menangis dan memunculkan narasi kematian Brigadir J ini dilatarbelakangi masalah pelecehan seksual terhadap istrinya, Putri Candrawathi. 

Mahfud pun heran banyak pihak yang tak tahu kelanjutan peristiwa yang terjadi selama rentang waktu Jumat sore hingga Senin sore. "Di tempat itu dan orang-orang itu ke mana? Gak ada yang yahu, nanti diungkap di pengadilan," ujar Mahfud.

Melihat kejanggalan tersebut, Mahfud mulai koordinasi dengan Kompolnas dan pihak lainnya untuk menelusuri peristiwa yang terjadi di rumah dinas Brigadir Ferdy Sambo.

Mahfud mengaku sengaja ikut menyoroti kasus ini agar fakta yang terjadi bisa terungkap ke publik. 

“Saya dibilang terlalu ikut campur, tidak, saya hanya mencoba untuk menunjukkan yang benar,” tegas Mahfud.

Oleh sebab itu, Mahfud MD mendorong pihak terkait untuk melakukan beberapa cara agar kasus ini bisa selesai dengan sebenar-benarnya.

“Maka saya arahkan autopsi ulang, ‘Polri autopsi ulang’, lalu Polri bilang tidak ada autopsi, nanti saja,” bebernya.

“Bukan kata Polri lah, kata penyidik dan pendukung Sambo yang di kepolisian,” ujarnya.

Menurut Mahfud, jika polisi kala itu tidak melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J, maka kepercayaan publik akan hilang.

“Jadi saya bilang, itu jika tidak diautopsi ulang, maka kepercayaan publik akan hilang, akhirnya autopsi ulang,” ujarnya.

Baca juga: Percakapan Putri Diduga Kuat Pengaruhi Ferdy Sambo, Komnas HAM Ungkap Hasil Pemeriksaan

Mahfud kembali menekankan, banyak pihak yang berupaya menutupi kasus ini dengan berbagai cara. 

"Masih ada saja yang menutupi, ada yang bilang hasil autopsi tidak boleh dibuka, saya jawab, ‘siapa bilang’? Boleh saja dibuka itu ke publik,” terangnya melanjutkan cerita.

Deddy pun penasaran dengan nama–nama yang akan ikut terseret dalam kasus Ferdy Sambo ini.

Mahfud menjawab, bahwa ada 31 nama yang terseret dalam kasus pembunuhan Brigadir J. “Kalau di kasus pembunuhan ini terlokalisir 31 nama saja, jangan melebar ke mana-mana,” paparnya.  

“Jangan melebar ke judi, narkoba dan lainnya. Kalau itu nanti ada lagi, banyak itu,” sambungnya sembari tertawa.

Mahfud bilang, dirinya sudah mengetahui fakta kasus ini, namun memang bukan kewenangannya untuk membongkar. “Wah, kalau mas Deddy tahu yang lebih dalam, lebih ngeri lagi, makanya saya bicara yang udah diketahui publik saja,” terangnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved