Medan Terkini

WALI Kota Medan Bobby Nasution Sudah 2 Kali Bertemu dengan Ibu Korban Rudapaksa, Ini Hasilnya

Terkait dugaan pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh Kepala Sekolah Methodist Satu Jalan Hang Tuah Kota Medan, Wali Kota Medan Bobby angkat bicara

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH
Kondisi rumah korban yang sudah lama ditinggali, Jumat (9/9/2022). TRIBUN-MEDAN/ALFIANSYAH 

IM menjelaskan, kejadian di SD Methodist 1 Medan itu terjadi ketika proses belajar masih dilakukan daring.

Ketika itu, dirinya meminta kepada pihak pimpinan sekolah agar anaknya belajar di sekolah, dan piha sekolah menyanggupi nya.

"Pada saat bulan delapan itu, saya bawa anak saya ke sekolah, saya tinggalkan, saya balik kerja," kata IM kepada Tribun-medan, Jumat (9/9/2022).

Ia mengatakan, setelah usia pulang sekolah dirinya kemudian menjemput anaknya. Namun, ketika itu kondisi anaknya tampak lemas dan mengaku pusing.

Disitu ia belum menaruh curiga terhadap anaknya.

Lalu, keesokkan harinya ia juga mendapati anaknya dengan kondisi yang sama setelah menjemputnya ke sekolah.

"Ada beberapa kali saya lihat anak saya, pada saat saya antar dalam keadaan sehat, segar, riang, pada saat saya jemut kondisinya pening, oyong seperti diajak jalan pusing, lemas, jalannya ngangkang. Saya sudah curiga ini sudah pasti (Dirudapaksa)," ujarnya.

Dijelaskannya, karena mereka curiga dengan gerak-gerik putrinya lantas ia pun masih belum bertanya kepada anaknya tersebut.

Baca juga: Kepling dan Warga Ungkap Siswi SD Korban Rudapaksa Sudah Menghilang Lama dari Tempat Tinggalnya

Ia mencoba menanyakan apa yang sedang terjadi kepada putranya adik korban yang kebetulan juga bersekolah di SD Methodist 1 Medan.

Menurut keterangan putranya, ia sempat melihat kakaknya dikasih serbuk putih oleh tukang sapu sekolah dan dibawa ke dalam gudang.

"Anak saya (putranya) yang dia ceritakan dua kali kejadian nya, pertama tukang sapu mengasihkan serbuk putih ke botol minuman, terus dipaksa minum sampai habis, kalau tidak di minum di bunuh, setelah habis mulutnya di lakban kakinya di ikat," sebutnya.

Ia mengatakan, menurut kesaksian putra nya setelah meminum minuman yang telah di campur serbuk putih oleh tukang sapu, kemudian kakaknya langsung digotong ke dalam gudang.

Lalu, putranya itu pun mengikuti kakaknya dengan cara sembunyi - sembunyi dari lantai dua sekolah tersebut.

"Setelah itu dia (korban) dibawa ke gudang, diikuti oleh adiknya yang kelas tiga itu. Terus diikuti kakaknya (korban) dibawak ke gudang," tuturnya.

Kemudian, ia mengatakan sesampainya di depan gudang putranya itu melihat ada seorang pria keluar dari dalam gudang.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved