Brigadir J Ditembak Mati

SPESIFIKASI Senjata Api Antik Seharga Rp 1,6 Miliar Tahun 2010 Turut Menembus Tubuh Brigadir Yosua

Pistol semi-otomatis ini menjadi senjata resmi tentara Jerman dan Swiss. Senjata Luger itu juga banyak dipakai tentara saat Perang Dunia I

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-Medan.com
Senjata Api Luge diduga milik Putri Candrawathi. Senjata api klasik yang dikenal senjata termahal dengan harga $ 1 juta dolar AS 

TRIBUN-MEDAN.COM - SPESIFIKASI Senjata Api Antik Seharga Rp 1,6 Miliar Tahun 2010 Turut Menembus Tubuh Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Peluru pistol antik Luger ditemukan di lokasi penembakan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.

Peluru dari pistol Luger itu pun diduga salah satu senjata yang ikut diletuskan menjadi penyebab Brigadir J meregang nyawa pada 8 Juli 2022 sore itu.

Ternyata pistol antik Luger memiliki harga fantastis. Belakangan, spesifikasi hingga latar belakang pistol buatan Jerman itu menarik perhatian khalayak. Sebab dari mengetahui latar belakangnya pistol Luger, kita bisa menduga siapa yang memiliki senjata andalan tentara Jerman tersebut.

Untuk diketahui, Luger adalah senjata yang dibuat tahun 1849 hingga 1923 oleh Georg Luger.

Pistol semi-otomatis ini menjadi senjata resmi tentara Jerman dan Swiss. Senjata Luger itu juga banyak dipakai tentara saat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Melansir dari laman Wikipedia, pistol Luger memiliki nama lain Pistole Parabellum.

Istilah Parabellum berasal dari ungkapan dalam bahasa Latin: Si vis pacem, para bellum yang artinya jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang.

Seri pertama Parabellum Pistole muncul pada tahun 1900.

Parabellum-Pistole 1900 menggunakan peluru 7,65 mm Parabellum.

Setelah itu, Georg J. Luger mengembangkan lagi dengan melakukan perbaikan dan penyederhanaan serta penggunaan peluru 9 mm Parabellum.

Angkatan laut Kekaisaran Jerman mulai tahun 1904 menggunakan Parabellum-Pistole Kaliber 9 mm Parabellum yang dikenal sebagai "Pistole 04".

Pada tahun 1908, Pistole 08 diperkenalkan sebagai pistol organik di Kekaisaran Jerman.

pistol jenis Luger Pistole Parabellum
Pistol jenis Luger Pistole Parabellum yang pelurunya ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir J (www.amazine.co)

Berikut adalah spesifikasi Luger :

- Berat 0,87 kg

- Panjang 233 mm

- Panjang laras 98 mm–203 mm

- Peluru 7,65×22mm Parabellum, 9×19mm Parabellum

- Amunisi Magazen 8, Drum 32

Harga Luger

Senjata Luger pertama kali dipasarkan untuk pasar Amerika Serikat pada tahun 1907.

Replika Luger nyatanya pernah ditunjukkan dalam film Wall Street hingga dijuluki sebagai pistol paling langka di dunia.

Bukan tanpa alasan, pistol Luger jadi senjata ternama di dunia.

Ternyata harga pistol Luger bisa mencapai angka satu juta dollar ( US$ 1 juta).

Pistol sejuta dollar itu pun dibeli oleh miliuner Indonesia ,Yani Haryanto di tahun 1980.

Setelah 30 tahun kemudian, sang miliuner kembali menjual pistol Luger tersebut dengan harga rendah.

Pistol Luger dibeli oleh seseorang yang dirahasiakan dengan harga US$ 494.500 atau setara Rp 1,6 miliar di tahun 2010.

Kendati dijual murah, pistol Luger yang berusia 114 tahun itu nyatanya tetap dikenal sebagai pistol sejuta dollar.

"Pistol ini akan selalu dikenal sebagai 'Million Dollar Luger' dan pasti akan menjadi pusat dari koleksi apa pun. Seseorang melakukan investasi yang luar biasa – tidak diragukan lagi pembelinya sangat senang," kata Greg Martin, pemilik perusahaan yang melelang pistol Luger milik Yani Haryanto, dilansir dari laman military trader.

Lalu, Senjata Api Luger Sejuta Dollar Punya Siapa?

Melihat rekam jejak senjata Luger, dua sosok mengurai analisa terkait siapa yang memiliki senjata mahal tersebut.

Sosok pertama yang mengamati hal tersebut adalah pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Dalam tayangan wawancara di Kompas TV, Kamaruddin Simanjuntak menduga bahwa senjata tersebut diduga dimiliki oleh ayah Ferdy Sambo.

"Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu tentu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sudah sejak dulu menguasai persenjataan. Siapa di antara mereka yang sudah sejak dulu menguasai persenjataan? yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo," ungkap Kamaruddin Simanjuntak.

"(Ayah) Ferdy Sambo itu kan pensiunan terakhir adalah mayor jenderal. Jadi kemungkinan besar dia bisa mengoleksi senjata kuno, era 1800," sambungnya.

Bukan tanpa alasan Kamaruddin Simanjuntak mengurai analisa demikian. Rupanya Kamaruddin Simanjuntak telah mengetahui sosok dan latar belakang Ferdy Sambo, sang dalang pembunuhan Brigadir J.

"Senjata Luger ini hanya ada pada orang-orang yang sudah sangat senior, atau yang hidup di zaman kemerdekaan awal. Kalau masih ada orang yang memiliki itu di era sekarang, berarti itu karena mereka adalah anak-anak atau keturunan dari orang senior di zaman orde lama atau orde baru. Kemungkinan besar ini adalah dimiliki orangtua Ferdy Sambo," pungkas Kamaruddin Simanjuntak.

Berbeda dengan Kamaruddin Simanjuntak, Pengamat Kepolisian, Bambang Rukminto justru mengurai kemungkinan lain terkait penembak ketiga Brigadir J.

Dalam tayangan Kompas TV, Bambang Rukminto rupanya punya analisa yang sama dengan Komnas HAM. Yakni orang yang diduga menjadi penembak ketiga Brigadir J adalah Putri Candrawathi.

"Kalau melihat rekonstruksi kemarin, PC ini berada di posisi di mana, belum tampak. Itu tidak menutup kemungkinan apakah posisi itu memungkinkan bila dugaan Komnas HAM itu benar, kalau memungkinkan PC itu menggunakan Luger," kata Bambang Rukminto.

Perihal dugaan itu, Bambang Rukminto memberikan penjelasan. Ia ternyata melihat latar belakang Putri Candrawathi yang merupakan anak seorang jenderal TNI.

"Sebagai ibu Bhayangkari dan putri seorang jenderal, beliau (Putri Candrawathi) juga mengetahui bagaimana jenis senjata. Kalau melihat terkait dengan koleksi senjata," ungkap Bambang Rukminto.

Lagipula diduga kuat oleh Bambang Rukminto, orang yang kemungkinan besar memiliki senjata Luger adalah Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo saja.

"Luger ini senjata yang sudah cukup lama, senjata antik, dimiliki oleh orang-orang yang memiliki pangkat. Siapa di antara kelima tersangka itu yang memiliki akses? hanya FS dan PC, mengerucutnya ke sana," ujar Bambang.

Senjata Api Luger Punya 8 Peluru 

Merujuk pada penjelasan di laman Military History Fandom, pistol Luger atau parabellum pistol merupakan salah satu senjata semi otomatis lawas. Banyak pihak menyebut, pistol Luger merupakan evolusi dari senjata Hugo Borchardt C-93, salah satu pistol semi otomatis pertama yang diproduksi pada 1893.

Desain pistol Luger dipatenkan oleh Georg J. Luger lima tahun setelahnya, tepat pada 1898. Setelah mendapat paten, dua tahun kemudian Luger diproduksi secara massal oleh produsen senjata Jerman, Deutsche Waffen und Munitionsfabriken (DWM), disusul pabrikan lain seperti W+F Bern, Krieghoff, Simson dan Mauser serta Vickers.

Pada awalnya, amunisi pistol Luger dirancang dengan Luger cartridge kaliber 7,65 mm. Namun, versi berikutnya diperbarui untuk amunisi kaliber 9 mm, dengan kapasitas tampungan 8 peluru sekaligus.

Masih dari keterangan di laman yang sama, pistol Luger disebut memiliki berat 871 gram serta panjang 222 mm. Pistol semi otomatis ini memiliki desain yang nyaman ketika dipegang, dengan recoil rendah saat menembak, sehingga level presisi-nya tinggi.

Sejak produksi tahun pertama, Luger langsung diadopsi menjadi pistol resmi Swiss Army dan berlanjut 70 tahun berikutnya. Saat itu, Swiss diketahui memakai Luger dengan amunisi kaliber 7,65 mm, dikenal juga sebagai OP00. Tentara Angkatan Laut Jerman menggunakan senjata ini pada 1904, disusul Angkatan Darat Jerman yang mengadopsi empat tahun setelah itu.

Alasan Kuat Komnas HAM

Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga ada penembak ketiga yang terlibat pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, saat menjabat Kadiv Propam Polri. Jadi bukan hanya Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E yang melakukan penembakan di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ada seorang lain yang kemungkinan melakukannya. Bahkan, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebut kemungkinan Putri Candrawathi ikut menembak.

"Iya (termasuk Putri menembak). Makanya saya katakan juga berkali-kali saya mungkin dibaca mungkin record-nya (CCTV) diambil. Saya katakan saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang, karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan," ujar Taufan dalam program Rosi yang ditayangkan Kompas TV pada Jumat (9/9/2022) malam.

Analisis Komnas HAM didasari uji balistik dan autopsi ulang menunjukkan bukti tak hanya satu peluru yang mengenai tubuh korban. "Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," lanjutnya.

Menurut Taufan, diduga penembak ketiga merupakan orang yang berada di lokasi saat kejadian penembakan Brigadir J. Diharapkannya, penyidik Polri yang menangani kasus itu bisa merangkai fakta dari peristiwa yang tidak terpaku hanya kepada keterangan saksi. "Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata. Mereka katakan ada bukti lain," ucapnya.

Ia pun mengungkap problem untuk mengungkap soal kemungkinan penembak ketiga. "Sebab begini, ada satu problem yang luar biasa di situ, (yakni) dihilangkannya CCTV di dalam rumah," lanjut Taufan.

Menurut Taufan, dugaan keterlibatan pihak ketiga dalam peristiwa berdarah itu berdasarkan sejumlah bukti dari otopsi ulang maupun uji balistik. Bukti-bukti itu menegaskan tidak hanya satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J. "Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," kata Taufan.

"Kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis (dugaan pihak ketiga) itu sah-sah saja dia bilang. Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga," ucap Taufan.

Beberapa waktu lalu, Taufan pernah mengatakan bahwa pelaku penembakan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat bisa saja lebih dari dua orang. Akan tetapi, Taufan mengatakan, pelaku yang menembak dalam kasus ini masih dalam perdebatan lantaran bukti yang ada hanya diperoleh dari keterangan para pelaku.

"Saya kira nanti (uji balistik) senjata (dan pembuktian) macam-macam bisa membuktikan siapa sesungguhnya yang menembak, satu orang, dua orang atau mungkin bisa saja lebih dari dua orang," ujar Taufan saat ditemui di kantor Komnas HAM, Senin (29/8/2022).

Komnas HAM, ujar Taufan, akan berfokus pada proses pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sesuai dengan fakta yang sudah dikumpulkan. "Saya kira tugas penyidik saat ini untuk mendalami dan mencari bukti-bukti (peristiwa lain) selain keterangan (pelaku)," imbuh dia.

Putri Candrawathi belum ditahan

Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto mengungkap alasan Putri Candrawati tidak ditahan. Ia menjelaskan, Putri Candrawati melalui kuasa hukumnya mengajukan permohonan agar tidak ditahan walaupun berstatus tersangka.

"Tadi malam Ibu PC sudah dilakukan pemeriksaan, kemudian ada permintaan dari kuasa hukum atau lawyer Bu PC untuk tidak dilakukan penahanan," kata Agung Budi Maryoto di Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9/2022), diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Spesifikasi dan Harga Pistol Luger yang Dipakai Pembunuh Brigadir J, Punya Ferdy Sambo atau Putri ?

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved