Sosok
Sosok Ursinus Elias Medellu, Mantan Kapolda Sumut Pencetus BPKB dan Sistem Tilang Kendaraan
Sosok Ursinus Elias Medellu, Jenderal Pengawal Soekarno, Pencetus BPKB dan Sistem Tilang
Penulis: Istiqomah Kaloko |
TRIBUN-MEDAN.COM - Irjen Pol. (Purn.) Drs. Ursinus Elias Medellu merupakan seorang polisi berpangkat bintang dua yang pernah menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian yang kini disebut korlantas.
Ursinus Elias Medellu lahir di Sangihe, Sulawesi Utara pada 06 April 1922. Ia merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara dari pasangan Hengkengdame Elias Medellu dan Yochima Makahanap-Medellu.
Ketika masa transisi ke orde baru, Ursinus Elias Medellu dipercaya menjadi salah satu pengawal Presiden yang pertama yakni Soekarno.
Tiga orang yang waktu itu ditunjuk menjadi pengawal Bung Karno adalah Ursinus Elias Medellu, J. E. Kanter dan Daan Mogot.
Pada tahun 1972-1975, Medellu menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara.
Namun, sebelum itu, pada tahun 1965 hingga 1972, Ursinus Elias Medellu dipercaya menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian yang kini disebut korlantas.
Korps Lalu Lintas (Korlantas) sendiri bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian masalah lalu lintas, registrasi, dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor, serta mengadakan patroli jalan raya
Saat menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian pada tahun 1965 - 1972, Ursinus Elias Medellu membuat inovasi baru yakni mencetuskan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan sistem tilang.
Kala itu, Ursinus Elias Medellu masih berpangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi.
Inovasi yang dibuat oleh Ursinus Elias Medellu ini berawal dari maraknya pencurian kendaraan bermotor pada tahun 60-an.
Namun, untuk mewujudkan inovasi pembuatan BPKB itu tidaklah mudah lantaran pada masa itu kepolisian terhambat masalah biaya.
Sebagai penggagas pembuatan BPKB tersebut, Ursinus Elias Medellu membuat suatu proposal atau konsep surat keputusan tentang BPKB.
Karena terkendala masalah biaya, proposal permohonan pendanaan itu kemudian diarahkan ke Departemen Keuangan yang kemudian disetujui oleh pemerintah masa itu lalu diteruskan ke Bank Indonesia dengan sistem utang.
Dari proyek BPKB tersebut, Medellu berhasil membangun kompleks Korlantas Polri seluas empat hektar di Jalan MT Haryono Jakarta, peternakan babi untuk ekspor di wilayah Kapuk Jakarta Barat, pertenakan ayam di Cisalak, budidaya ikan di Merak, pom bensin di Pumpung Jakarta Timur dan Bengkel di Duren Tiga Jakarta Selatan. Bahkan, pengadaan mobil patroli polisi bermerek Volvo pada jaman itu.
Namun, segala sesuatu yang diperoleh itu dikembalikan ke negara dan tidak satupun dijadikan sebagai milik pribadi, ia memutuskan untuk pensiun dari polisi dan menjalani hidup sederhana.
Bahkan, Jenderal ini baru bisa punya rumah setelah mencicil mess dengan uang pensiunnya.
(cr31/tribun-medan.com)