Janji Kapolri Listyo Sigit Soal Tembakan Gas Air Mata Polisi ke Aremania di Stadion Kanjuruhan
Inilah awal mula korban jiwa di Stadion Kanjuruhan. Padahal sudah jelas, FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.
Dalam pernyataan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit merilis jumlah korban Arema Vs Persebaya yang sudah diidentifikasi.
"Verifikasi terakhir soal data korban, terkonfirmasi ada sejumlah 125 dari data awal yang menyebut 129 orang. Hal ini karena ada korban yang tercatat ganda," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengaku akan melakukan pengusutan terkait tragedi Arema vs Persebaya Surabaya secara tuntas.
Bersamaan dengan kedatangan rombongan petinggi dari Jakarta, Kapolri Listyo Sigit juga membawa tim dari Mabes Polri untuk mengusut tragedi Arema vs Persebaya Surabaya.
"Saat ini saya telah mengajak tim dari Mabes Polri, mulai dari Bareskrim, Propam, Inavis, Puslabfor, dan masih ada lagi, untuk melakukan langkah terkait dengan mendalami kejadian perkara," terang Listyo Sigit.
Tak berhenti di situ, Listyo Sigit juga telah mengatakan akan melakukan langkah lanjutan untuk proses investigasi secara tuntas.
"Hasilnya akan kami sampaikan ke seluruh masyarakat," tutupnya.
Sosok Pertama Pemicu Kerusuhan
Pantauan wartawan yang bertugas di Stadion Kanjuruhan, massa suporter semakin beringas dan melempar kursi hingga botol ke arah aparat.
Karena kewalahan, aparat kemudian mulai melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter agar bubar dan kembali ke tribun.
Akibat tembakan gas air mata, tampak puluhan suporter mengalami sesak dan pingsan. Mereka yang pingsan kemudian digotong ke tempat aman oleh rekannya.
Tembakan itu rupanya tak membuat massa suporter mundur. Justru mereka semakin beringas dan membuat kekacauan di dalam lapangan.
Penembakan gas air mata di stadion dalam ranah sepak bola sangat dilarang oleh FIFA.
Hal tersebut bisa dilihat dari FIFA Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19, yang menyatakan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan stadion, bahkan kedua alat itu tidak diperbolehkan dibawa masuk.
Belakangan, beredar video yang merekam sosok pertama yang memicu kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Dalam video viral itu, seorang supporter terlihat menerobos masuk ke lapangan setelah laga Arema FC vis Persebaya usai.
