Janji Kapolri Listyo Sigit Soal Tembakan Gas Air Mata Polisi ke Aremania di Stadion Kanjuruhan
Inilah awal mula korban jiwa di Stadion Kanjuruhan. Padahal sudah jelas, FIFA melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.
Supporter yang nyelonong masuk lapangan itu tampak dihadang petugas.
Dia yang terlihat mengenakan kaus berwarna hitam dan celana gelap itu disebut ingin memprotes kekalahan Arema FC. Foto wajahnya sempat terekam kamera.
Akibat tindakan suppoter yang pertama turun ke lapangan memicu ratusan hingga ribuan Aremania mengikuti aksinya.
Kondisi selanjutnya mulai terjadi kericuhan karena Aremania yang memasuki lapangan semakin bertambah banyak.
Polisi kemudian melakukan tindakan pengamanan terhadap pemain dan ofisial tim kedua kesebelasan.
Selanjutnya, pemain dan ofisial berhasil masuk ke ruang ganti dengan selamat.
Namun, kondisi Stadion Kanjuruhan terlanjur rusuh.
Suasananya makin mencekam setelah polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun untuk menghalau massa yang semakin anarkis.
Mirisnya jumlah korban jiwa di Tragedi Kanjuruhan ini merupakan peristiwa paling parah kedua di dunia yang terjadi di stadion sepak bola.
Pertandingan kualifikasi Olimpiade Tokyo antara Peru vs Argentina tersebut menewaskan 318 orang dan melukai lebih dari 500 orang, kejadian ini pun terjadi lebih dari setengah abad lalu.
Sebagai bentuk duka cita, para klub sepak bola Indonesia serempak merubah logo medsos milik mereka menjadi dasarnya warna hitam.
(*/ Tribun-Medan.com)
