Kerusuhan Kanjuruhan Malang
Kapolres Ungkap Penyebab Kerusuhan Kanjuruhan Malang, 127 Orang Tewas Termasuk 2 Polisi
Duka menyelimuti sepakbola tanah air. Peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur mengiris hati.
TRIBUN-MEDAN.com - Duka menyelimuti sepakbola tanah air.
Peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur mengiris hati.
Sebanyak 127 orang tewas akibat kerusuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berlangsung, Sabtu (2/10/2022) malam.
Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat mengatakan awalnya pertandingan awalnya berjalan baik hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.

Namun kata dia situasi berubah saat ada beberapa penonton dari arah tribun merangsek masuk ke dalam lapangan dengan cara melompati pagar pembatas stadion.
Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.
Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.
"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu(2/10/2022).
Tidak hanya itu lanjut Kapolres suasana semakin tidak kondusif, ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.
"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadiob Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.
"Ada kurang lebih 42 ribu penonton yang hadir," ujar Kapolres.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat menyebut ada 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan tersebut.
"Jadi sampai dengan pukul 03.00 ada di beberapa rumah sakit ada 127 penonton yang meninggal dunia," kata Kapolres.
Dari 127 orang yang tewas ada dua orang anggota kepolisian juga meninggal.