Sosok

SOSOK Butet Manurung, Wanita Batak di Balik Berdirinya Sokola Rimba, Namanya Sudah Mendunia

Butet Manurung merupakan orang di balik berdirinya Sokola Rimba sejak 2003, Sokola Rimba merupakan konsep pendidikan bagi masyarakat.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN MEDAN
Saur Marlina Manurung 

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Saur Marlina Manurung atau lebih dikenal sebagai Butet Manurung adalah seorang aktivis sosial dan antropolog Indonesia. Butet merupakan perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat adat di Indonesia.

Butet Manurung merupakan orang di balik berdirinya Sokola Rimba. Sokola Rimba berdiri sejak 2003, Sokola Rimba merupakan konsep pendidikan bagi masyarakat adat atau suku terpencil di Indonesia.

Butet Manurung mulai mengembangkan program pendidikan bagi Orang Rimba yang tinggal di hutan Bukit Duabelas, Jambi saat ia bergabung di sebuah proyek konservasi yang dikelola oleh LSM Warsi tahun 1999.

Sejak kecil, Butet sudah menyukai alam bebas. Idolanya adalah tokoh Dr. Henry Walton Jones, Jr atau dikenal dengan sebutan Indiana Jones, tokoh utama pada film dengan nama serupa.

Karena itulah Butet memiliki cita-cita untuk bekerja di tengah hutan, gunung dan alam bebas lainnya. Ia mengaku tidak ingin hanya bekerja di dalam kantor.

Setelah menjadi sarjana Antropologi di Unpad, ia melihat lowongan di surat kabar dari salah satu LSM yang bergerak di bidang konservasi di Jambi.

Menurutnya, saat itu, menjadi fasilitator pendidikan pada komunitas Orang Rimba, atau komunitas pemburu-peramu yang hidupnya nomaden adalah pekerjaan yang ia impikan selama ini.

Hingga pada tahun 1999 ia langsung terjun ke hutan. Tentu saja saat itu masyarakat Rimba menolak kehadirannya.

Namun, Butet merupakan perempuan yang gigih dan tangguh. Untuk bisa diterima, ia mulai menyesuaikan diri seperti Orang Rimba seperti memakai sarung berkemban, ikut berburu dan memakan apa saja yang mereka makan, mulai dari kancil, landak, ular, hingga kelelawar.

Setelah melakukan pendekatan lebih tujuh bulan, Orang Rimba akhirnya mau menerima dan akrab dengan kehadirannya.

Butet banyak mengalami penolakan dalam usahanya membawa literasi kepada Orang Rimba. 

Butet bahkan harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi dengan resiko dikeluarkan dari komunitas. Namun dia tetap bertahan.

Pengalaman ini mendorong Butet dan beberapa rekannya di sana untuk mendirikan Sokola Institute pada tahun 2003 dan mengembangkan kurikulum pendidikan yang kontekstual.

Tekadnya untuk mengajar anak-anak Orang Rimba membaca dan menulis semakin kuat seiring kemajuan belajar murid-muridnya.

Seorang murid, yang merupakan putra kepala desa Orang Rimba, mampu menunjukkan ketidakakuratan kontrak tertulis terkait sengketa wilayah. 

Kepala desa kemudian dapat menuntut perubahan dalam dokumen yang melindungi kepentingan desa. Hingga akhirnya Butet pun mendapat dukungan.

Hingga saat ini, Sokola Rimba yang kemudian berubah nama menjadi Sokola Institute sudah merintis hingga 17 program di seluruh Indonesia dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk bisa mengenyam pendidikan formal.

Butet Manurung lahir di Jakarta 21 Februari 1972.

Butet merupakan alumni dari dua program studi di Unpad, yaitu Antropologi dan Sastra Indonesia. Wanita berdarah Batak ini masuk ke program studi Antropologi FISIP Unpad pada 1991.

Tiga tahun kuliah Antropologi, Butet ikut ujian masuk PTN (saat itu bernama UMPTN) dan lolos masuk program studi Sastra Indonesia Unpad.

Sejak saat itu, Butet Manurung kuliah di dua program studi. Keduanya lulus, meskipun terseok.

Lewat kerja keras butut membawanya terpilih sebagai perwakilan Indonesia menjadi salah satu 12 Model Peran Global Barbie dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 2022.

Butet Manurung mewakili Indonesia dari bidang pendidikan yang menginspirasi dan memberi harapan bagi anak-anak perempuan untuk berani mengejar mimpi.

Penghargaan yang pernah didapat Butet Manurung adalah “Nobel Asia” Ramon Magsaysay Award 2014, Penghargaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015, Ernst and Young Indonesia Social Entrepreneur of the Year 2012, Young Global Leader 2009, Ashoka Fellow 2006, Time Magazine’s Hero of Asia 2004, Unesco’s Man and Biosphere Award 2001, dan lain-lain.

Pendidikan 

Universitas Padjadjaran

Universitas Nasional Australia
University of Amsterdam

Pekerjaan

Aktivis

Akademisi 

Antropolog 

Penghargaan

Nobel Asia Ramon Magsaysay Award 2014

Penghargaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015

Ernst and Young Indonesia Social Entrepreneur of the Year 2012

Young Global Leader 2009

Ashoka Fellow 2006

Time Magazine’s Hero of Asia 2004

Unesco’s Man and Biosphere Award 2001

Menjadi salah satu wanita yang dipilih Produsen Boneka Barbie untuk mewakili 12 perempuan entrepreneur dan berpengaruh di dunia melalui tampilan boneka Barbie One of A Kind dalam perayaan International Women Days 2022

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved