Pertemuan Jokowi dan Ganjar
Wajah Ganjar Pranowo Cerah, Isi Pertemuan dengan Jokowi Dibocorkan Bahlil Lahadalia, Capres 2024?
- Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Batang, Jawa Tengah menarik perhatian publik.
TRIBUN-MEDAN.com - Momen pertemuan Presiden Jokowi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jadi perhatian publik.
Seperti diberitakan keduanya bertemu saat Jokowi melakukan kunjungan ke Batang, Jawa Tengah.
Video pertemuan Jokowi dengan Ganjar pun viral di media sosial.
Pengamat politik sekaligus pendiri KedaiKopi Hendri Satrio merespons terkait dengan kondisi menarik saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Batang, Jawa Tengah.
Dalam kunjungan itu, Jokowi mengajak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk masuk dalam mobil yang ditumpanginya.
Menyikapi kondisi itu, Hendri menyatakan kalau dalam kunjungan itu, dapat diyakinkan ada pembahasan soal rencana langkah politik Ganjar Pranowo ke depannya.
Terlebih, saat ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah dideklarasikan oleh Partai NasDem, yang sama-sama kita ketahui Ganjar juga masuk dalam radar partai pimpinan Surya Paloh itu untuk maju dalam Pilpres mendatang.
"Menurut saya sangat mungkin Jokowi menanyakan rencana langkah politik Ganjar Pranowo pasca Anies Baswedan dideklarasikan oleh Partai NasDem," kata pengamat yang karib disapa Hensat itu saat dimintai tanggapannya, Selasa (4/10/2022).
Lebih lanjut, Hensat juga menduga ada perbincangan yang lebih serius antara Jokowi dengan Ganjar dalam kunjungan itu.
Bahkan kata dia, sangat dimungkinkan tercipta pembahasan soal masa depan Ganjar Pranowo sebagai kader PDI Perjuangan.
"Sangat mungkin Jokowi bertanya apakah Ganjar berani keluar dari PDI Perjuangan karena langkah politik mas Ganjar ke depannya rencana langkah politik itu sangat penting buat Jokowi mungkin," tuturnya.
Kendati demikian, Hensat mengingatkan bahwasanya pemimpin negara dalam hal ini Presiden tidak elok jika harus menjadi sosok yang berpengaruh terhadap seseorang dalam kontestasi pemilu.
Sebab kata dia, pemimpin harus netral sehingga citra pemilu yang jujur dan adil (jurdil) bisa tetap dikedepankan.
"Karena kalau dia (presiden, red) mendukung seseorang, jadi citra pemilu nya ga jurdil, karena presiden sebagai penyelenggara, bos nya penyelenggara, yang melantik penyelenggara, penguasa menunjukkan keberpihakannya," ucapnya.
Oleh karenanya, timbul kekhawatiran jika memang ada peran lebih dari Jokowi terhadap Ganjar Pranowo jika memang Gubernur Jawa Tengah itu benar-benar maju dalam kontestasi Pilpres mendatang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Jokowi-dan-Ganjar-Pranowo-d.jpg)