Bocah Disambar Petir

Mandi Hujan, Bocah Lima Tahun Disambar Petir, Sadarkan Diri Setelah Ditanam ke tanah

Seorang bocah lima tahun disambar petir, lalu ditanam di tanah oleh keluarga hingga sadarkan diri

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Array A Argus

TRIBUN-MEDAN.COM,LANGKAT - Seorang bocah lima tahun disambar petir saat mandi hujan di kediamannya yang ada di Dusun Percihen, Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Setelah disambar petir, bocah lima tahun itu kemudian ditanam ke tanah oleh keluarganya.

Usai ditanam ke tanah, bocah lima tahun berinisial RS kemudian sadarkan diri.

Baca juga: Sepasang Mahasiswa Camping, Tenda Disambar Petir, Pria Tewas yang Perempuan Pingsan

"Bocah yang disambar petir itu keluarga ibu Nani Sembiring," kata Kepala Desa Tanjung Gunung, Mejuah-Juah, Rabu (5/10/2022). 

Ia mengatakan, bocah lima tahun itu disambar petir pada Selasa (4/10/2022) kemarin.

Saat itu, sang bocah asyik mandi hujan

Meski sempat kejang setelah disambar petir, kini RS sudah mulai membaik. 

Baca juga: Polsek Bangun Turun Olah TKP Penemuan Seorang Warga Meninggal Disambar Petir di Nagori Marihat Baris

"Sudah mulai membaik, tapi belum pulih kali, masih silau matanya lihat matahari," kata Mejuah-juah.

Ia mengatakan, kondisi sang anak masih lemas usai merasakan sengatan listrik yang dahsyat itu. 

"Saya sudah utuskan perwakilan perangkat desa untuk memberi bantuan kepada keluarga yang  terkena musibah ini," sambungnya. 

Sementara itu, warga bernama Surbakti mengatakan dirinya sempat melihat korban mandi hujan di dekat rumahnya. 

Baca juga: Bupati Dairi Melayat ke Rumah Petani yang Meninggal Dunia Akibat Disambar Petir

"Dia lagi mandi-mandi hujan di depan rumah, tak beberapa lama petir menyambarnya dan dia jatuh tergeletak," ujar Surbakti. 

Surbakti juga menuturkan, setelah bocah tersebut tergeletak, ada seorang warga yang melihatnya, dan langsung mengangkatnya dan ditanam ke tanah.

"Ada yang liat, dan langsung diangkat pak. Kemudian langsung ditanam ke tanah biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sekarang sudah siuman dia pak," ujar Surbakti. 

Ketika ditanya mengapa ditanam, Surbakti menjelaskan, ini cara suku Karo untuk mengobati jika ada seseorang yang tersambar petir. 

"Saat ditanam, juga diletakkan daun pisang di atas kepalanya Pak, itulah yang kami lakukan dan sekarang sudah siuman dan pulih kembali," tutup Surbakti. (cr23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved